Kehidupan tak
lain hanyalah rangkaian nafas-nafas yang bila ditahan habis sudah kesempatan
kita beramal.
Sesungguhnya
kita berada dalam akhir hidup semakin dekat, sementara amal perbuatan dicatat.
Kematian, demi ALLAH, mengintai kita, dan neraka dihadapan kita.
Maka waspadalah
terhadap ketetapan ALLAH disetiap hari dan malamnya.
Seseorang yang
berakal adalah yang sadar bahwa debu akan menjadi tempat berbaring menggantikan
kasur, berteman dengan ulat dan serangga. Dan bahwa kiamat kubro waktu
kebangkitannya, dan surga atau neraka muara akhirnya. Ia letakkan keyakinan ini
dihadapan matanya dimalam dan siang hari, baik sendiri atau ditengah kerumunan.
Ia serius
memikirkannya.
Pasti hal itu
akan memberikan pengaruh (dalam kehidupannya) dengan izin ALLAH.
Kematian dan
apa yang terjadi sesudahnya selalu terbayang saat ia duduk, berdiri, berjalan,
atau berbaring. Sehingga dunia terasa remeh baginya dan ia pun tidak memerlukannya.
Wahai Robb-ku
bila dosa-dosaku begitu besar dan menumpuk.
Maka aku tahu
bahwa maafMU jauh lebih besar.
Bila hanya
orang baik yang berhak mengharap kepadaMU.
Kepada siapakah
orang berdosa berlindung dan bernaung?
Dengan merendah
aku memohon padaMU wahai Robb, sebagaimana engkau perintahkan.
Bila Engkau
tolak tanganku, siapakah yang memberiku kasih sayang.
Pikirkanlah
hari tua dan kematianmu.
Serta saat
engkau dikubur dalam tanah setelah hidup mulia.
Bila engkau
telah memasuki liang kuburmu.
Engkau berada
di dalamnya hingga hari hisab.
Fikirkan
organ-organ tubuhmu ketika.
Terpotong-potong
dan terkoyak bagai selembar kulit.
Andai kubur
tidak menutupi jasadmu.
Pastilah tanah
luas dan bukit-bukit berbau busuk.
Engkau
diciptakan dari tanah lalu engkau hidup.
Dan engkau
diajari berbicara dengan fasih.
Lalu engkau
kembali ke tanah dan tinggal didalamnya.
Seolah-olah
engkau tidak pernah keluar dari tanah.
Dan
bersegeralah taubat sebelum kematian menghampiri
Tiada ulasan:
Catat Ulasan