“Bagaimana seseorang dapat
disebut sebagai mukmin, jika dia berusaha menyenangkan manusia dengan sesuatu
yang membuat Allah itu murka.”
“Kasih sayang
(persahabatan) yang dipaksakan tidak akan bertahan lama.”
“Barangsiapa menempatkan
dirinya di hadapan Allah seperti budak di hadapan tuannya, maka dia akan meraih
semua kesempurnaan.”
“Barangsiapa yang tidak
merasa cukup dengan sedikit harta yang dimilikinya, maka harta yang banyak pun
tidak akan pernah membuatnya puas.”
“Barangsiapa tidak
mengamalkan sedikit ilmu yang dimilikinya, maka ketika memiliki ilmu yang
banyak pun dia tidak akan mengamalkannya.”
“Tidak ada yang dapat
menghibur seseorang yang mengalami musibah seperti menceritakan keadaan
orang-orang yang bernasib sama dengannya.”
“Seseorang yang terbiasa
menggagalkan niat-niat baik yang telah ia tetapkan, maka dia tidak akan
memperoleh kurniaan-kurniaan yang besar.”
“Seseorang hamba tidak akan
mencapai hakikat iman sebelum dia merasakan nikmatnya memenuhi keinginan nafsu
mereka.”
“Beban menyimpan rahsia
lebih ringan daripada perasaan kuatir akan terbongkarnya rahsia yang kau
ceritakan kepada seseorang.”
“Tanda terjelas
kesempurnaan akal seseorang adalah jika dia tidak berkeberatan untuk memuji
teman-temannya. Tanda terjelas kerendahan hati seseorang adalah jika ia rela
diletakkan di akhir padahal ia layak untuk diletakkan di depan. Dan tanda
terjelas keikhlasan sesorang adalah jika ia tidak memperdulikan kebencian
masyarakat demi mencapai keredaan Allah.”
“Jangan mempercayai ucapan
jiwa yang menyatakan bahawa menjadi kaya atau miskin baginya sama saja, sebelum
kau uji dia. Jika bukti tidak diperdulikan, tentu setiap orang akan mengakui
sesuatu yang tidak dia miliki. Buktilah yang akan membezakan siapa yang jujur
dan siapa yang berdusta.”
“Barangsiapa mudah
mewujudkan cita-cita akhiratnya dan sulit menggapai cita-cita dunianya, maka
dia adalah Pewaris Nabi. Dan barangsiapa mudah mencapai keinginan dunianya dan
sulit menggapai kepentingan akhiratnya, maka dia termasuk orang-orang yang
tertipu. Dan barangsiapa sulit mewujudkan kepentingan akhirat dan dunianya,
maka dia dalah orang yang dimurkai.”
“Seburuk-buruk orang miskin
adalah dia yang ingin menjadi kaya (kerana tidak rela menjadi orang miskin).
Sedangkan sebaik-baik orang kaya adalah dia yang tidak berkeberatan untuk
menjadi orang miskin.”
“Seorang dai yang menyeru
manusia ke jalan Allah, tidak akan menjadi sempurna sebelum ucapan dan
perbuatannya menjadi suri tauladan bagi seluruh alam.”
“Barangsiapa senang dipuji
dengan kebaikan yang tidak pernah dia lakukan, dan benci dicaci atas keburukan
yang ia lakukan, maka dia adalah seorang yang suka pamer(riak).”
“Manusia sering tidak mampu
membezakan rasa malu yang terpuji dengan sifat pengecut yang tercela. Perasaan
malu yang mencegahmu dari berbuat baik dan mendorongmu untuk bermaksiat, dia
adalah sifat pengecut yang tercela, bukan rasa malu yang terpuji. Sebab rasa
malu akan selalu membawa kebaikan.”
“Barangsiapa mudah berdusta
ketika merasa takut kepada sesuatu, maka ketika menginginkan sesuatu dia pun
akan berdusta.”
“Ada 3 jenis tanah, Pertama,
tanah yang jika diberi air mampu menumbuhkan rumput. Inilah permisalan manusia
yang mampu memahami ilmu yang dipelajarinya. Sebagaimana air akan membuat tanah
menjadi subur, maka kecerdasan akan memudahkan manusia untuk memperoleh ilmu. Kedua,
tanah yang mampu menyimpan air, tetapi tidak dapat menumbuhkan rumput. Inilah
permisalan manusia yang tidak memiliki kemampuan untuk menghafal, tetapi tidak
dapat memahami apa yang dia hafal. Jika engkau melihat seorang berilmu yang
tidak mampu memahami lebih dari apa yang ia dengar, maka dia akan masuk ke
dalam kelompok kedua ini. Tetapi, jika dia mampu memahamai lebih dari apa yang
ia dengar maka ia masuk dalam kelompok pertama. Ketiga, tanah yang tidak mampu
menumbuhkan rumput mahupun menyimpan air. Inilah permisalan manusia yang tidak
memiliki kemampuan menghafal mahupun memahami, mengajarkan ilmu kepadanya justeru
menyia-nyiakan ilmu itu sendiri. Bukankah seseorang yang memiliki tanah yang
tidak mampu menumbuhkan rumput mahupun air tidak akan mengairi tanahnya? Bukankah
dia berfikir bahawa mengairinya merupakan suatu perbuatan yang sia-sia? Begitu
pula ilmu, seharusnya tidak ia ajarkan kepada orang yang akan
menyia-nyiakannya. Inilah sikap yang lebih utama.”
“Jika nafsu mengajakmu untuk memenuhi keinginannya, maka jangan kau katakan, `Akan kupenuhi keinginannya sekali ini saja agar ia tidak terus-menerus menuntut hatiku.` Sebab sekali kau penuhi keinginannya, maka dia akan memintamu untuk memenuhi keinginannya yang lebih besar lagi.”
“Jika engkau melihat
seorang yang berilmu dapat memberikan manfaat dengan ucapannya, tetapi
perbuatannya tidak dapat diteladani, maka dia memiliki kekurangan. Jika engkau
melihat seorang penuntut ilmu mampu mengambil manfaat dari apa yang ia dengar,
tetapi tidak dapat belajar dari perbuatan (contoh-contoh) nyata, maka dia juga
memiliki kekurangan. Jika engkau melihat penuntut ilmu mampu memetik manfaat
dari ucapan gurunya dan tidak mampu belajar dari perilaku gurunya, maka
lihatlah terlebih dahulu bagaimana gurunya. Jika perilaku gurunya ternyata
tidak ada yang dapat dicontoh, maka pantaslah dia bersikap demikian. Dan jika
ternyata perilaku sang guru baik tetapi si murid yang tidak mampu mencontohnya,
maka jangan anggap ia sebagai muridnya.”
“Dosa seseorang yang tidak
mendermakan harta bukan pada tempatnya lebih banyak daripada dia yang enggan mendermakan
harta kepada orang yang berhak menerimanya.”
“Barangsiapa menyimpan
sesuatu yang ia tahu bahawa menginfakkannya lebih baik, maka dia adalah orang
yang mengutamakan dunia.”
“Jika memandang orang-orang
yang mengutamakan dunia akan menghapus rasa cinta akhirat dalam hati, lalu
bagaimana halnya dengan orang yang duduk dan bergaul dengan mereka?”
“Barangsiapa meninggalkan
sesuatu yang pasti demi sesuatu yang belum pasti, maka dia adalah seorang yang
sangat bodoh. Dan barangsiapa berpegang pada keraguan padahal dia dapat
berpegang pada sesuatu yang pasti, maka dia adalah seorang yang pandir(bingung).”
“Topik pembicaraan seorang
yang berilmu terhadap kaum mukminin awam hendaknya mengacu pada tiga topik
berikut, Pertama mengingatkan mereka akan berbagai nikmat yang diberikan Allah.
Kedua mengajak mereka untuk selalu taat kepada Allah. Ketiga menghimbau mereka
untuk tidak bermaksiat kepada Allah. Seorang berilmu yang berbicara kepada kaum
awam di luar ketiga topik ini, maka dia adalah seorang penebar fitnah.”
“Rasa rakus kepada dunia
timbul dari tiga hal, Pertama memandang indah dunia. Inilah yang mendorong
manusia untuk hidup selama-lamanya demi menikmati keindahan itu. Kedua
penghormatan manusia kepada mereka yang berharta. Inilah yang menyebabkan manusia
suka berbangga dan bersaing harta. Ketiga prasangka bahawa tanpa dunia dia
tidak dapat hidup. Inilah yang menyebabkan manusia maenjadi kikir dan takut
miskin.”
“Orang yang paling bodoh
adalah dia yang pengetahuannya tentang keluasan rahmat Allah justeru membuatnya
semakin berani bermaskiat kepadaNya.”
“Permisalan orang yang
berbuat dosa dengan niatan untuk kemudian bertaubat adalah seperti orang yang
mengotori tubuh dan pakaiannya dengan niat untuk mandi setelahnya. Seharusnya
dia tidak bersikap demikian, tetapi berusaha dengan sekuat tenaga agar tubuh
dan pakaiannya tidak kotor. Kemudian jika ternyata dia lalai dan secara tidak
sengaja mengotori tubuh dan pakaiannya, maka dia akan segera membersihkannya.”
“Persaudaraan di jalan
Allah adalah ibarat sebuah pohon, dia perlu disiram. Saling berkunjung
merupakan air yang digunakan untuk menyiraminya. Tolong menolong dalam
perbuatan baik dan ketakwaan merupakan buahnya. Sebuah pohon yang tidak akan
disiram akan layu, dan yang tidak menghasilkan buah akan ditebang.”
“Merendahkan diri ketika
memiliki kedudukan tinggi, menampakkan kecukupan ketika berada dalam kekurangan
dan hidup sederhana ketika memiliki kekayaan, merupakan wujud dari akhlak mulia.”
“Bukanlah sesuatu yang
sangat istimewa jika sesorang merasa kurang amal sedangkan dia benar-benar
berada dalam kekurangan. Tetapi, sesuatu yang istimewa adalah jika dia merasa
kurang amal padahal dia telah berusaha secara maksima.”
“Pada awalnya kebaikan itu
terasa pahit dan akhirnya kelak manis. Kebaikan dapat diibaratkan sebagai
seorang pendaki gunung. Seorang pendaki gunung baru boleh merasakan kenyamanan
setelah mencapai puncak. Sebaliknya, pada awalnya keburukan itu terasa manis
dan akhirnya pahit. Keburukan dapat diibaratkan sebagai seseorang yang jatuh dari
puncak gunung atau atap sebuah rumah, dia baru akan merasakan sakit setelah
menyentuh tanah.”
“Jangan kau anggap saudara
sesorang yang mampu menolongmu tetapi dia tidak mahu melakukannya.”
“Jangan berteman kecuali
dengan orang yang kau mampu penuhi hak-haknya dan tidak membuatmu menuntutnya
untuk memenuhi hak-hakmu. Sebab sebelum kau minta, dia telah memenuhi hak-hakmu
dengan sempurna.”
“Muliakanlah teman-temanmu
dengan sesuatu yang dapat kau lakukan secara berkesinambungan. Jika tidak, apa
yang kau lakukan itu justeru kelak akan menjadi penyebab putusnya hubunganmu
dengan mereka.”
“Syaitan lebih bersemangat
untuk menyesatkan orang yang berilmu ketimbang orang bodoh, sebab jika seorang
berilmu yang tersesat akan menyesatkan orang lain. Sedangkan orang bodoh yang
tersesat tidak akan menyesatkan orang lain.”
“Barangsiapa di kala senang
suka memujimu dengan kebaikan yang tidak pernah kau lakukan, maka saat marah
nanti dia pasti akan mencelamu dengan keburukan yang tidak pernah kau lakukan.”
“Seseorang yang meremehkan
sesuatu perkara merupakan tanda bahawa dia akan meninggalkannya.”
“Barangsiapa suka dipuji
dengan kebaikan yang tidak dimilikinya dan tidak suka dicela dengan keburukan
yang dilakukannya, sehingga ia menyukai orang yang memujinya dan membenci orang
yang mencelanya, maka dia seorang yang teramat sangat bodoh.”
“Di dunia ini tidak ada
makhluk yang lebih bodoh dari seseorang yang mengetahui sesuatu yang baik
tetapi dia tidak mengerjakannya dan mengetahui yang buruk tetapi justeru
melakukannya.”
“Salah satu dosa besar yang
bersifat dhohir adalah jika engkau mengharapkan dari teman-temanmu dunia
sedangkan mereka mengharapkan darimu akhirat.”
“Jika engkau ingin menjadi
manusia yang merdeka (tidak diperbudak oleh sesuatu), maka tinggalkanlah segala
sesuatu yang jika tidak kau tinggalkan dengan sukarela, kelak akan kamu
tinggalkan secara paksa.”
“Biarkan anak-anak
menghabiskan semua keinginannya untuk bermain-main sekarang, selagi ia masih
berada dalam usia untuk bermain-main. Jika hal ini tidak dilakukan, maka kelak
(saat dewasa) ia akan kembali bermain-main pada saat yang seharusnya ia tidak
patut bermain-main.”
“Betapa sering sesuatu
(amal) yang sedikit menjadi bernilai banyak kerana niat yang baik dan betapa
sering sesuatu (amal) yang banyak menjadi sedikit (nilainya) kerana niat yang
buruk.”
“Jika engkau berdoa,
memohonlah agar sesuatu itu terwujud di saat yang terbaik dengan selamat dan
lembut.”
“Salah satu keburukan yang
terdapat pada manusia zaman ini adalah mereka lebih suka mencontoh kekurangan
atau keburukan seseorang daripada meneladani kebaikan dan keindahan budinya.”
“Tidak akan merasakan
nikmatnya membaca al Quran kecuali dia yang memiliki mata hati yang jernih dan
bercahaya.”
“Amal yang bernilai tinggi
adalah amal yang dianggap kecil dan dipandang remeh oleh nafsu. Adapun amal
yang dipandang mulia dan bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat sirna, baik kerana
pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun kerana orang lain yang berada di
sekitarnya.”
“Salah satu bentuk tipu
daya syaitan yang sangat halus adalah ia berupaya menjauhkanmu dari sebuah
kebaikan dengan menyibukkan dirimu untuk melakukan kebaikan lain di saat engkau
sedang melakukan sebuah kebaikan, sehingga engkau tidak dapat melakukan
kebaikan yang pertama tadi dengan sempurna.”
“Jika seorang hamba
merasakan dalam dirinya terdapat ajakan untuk melakukan ketaatan dan seruan
untuk membenci kemaksiatan, maka hatinya bercahaya.”
“Orang yang berperangai
buruk adalah sesorang yang kendati kamu santuni, kamu senangkan hatinya dan
berlemah lembut kepadanya, maka ia tetap tidak akan pernah merasa puas (tidak
akan pernah merasa senang), bahkan ia selalu marah kepadamu.”
“Jangan sekali-kali engkau
meminta suatu jabatan kepemimpinan. Sebab jika engkau peroleh jabatan itu atas
permintaanmu, maka ia akan dibebankan kepadamu. Namun jika jabatan itu engkau
peroleh tanpa permintaan darimu, nescaya Allah akan memberi pertolonganNya
kepadamu.”
“Jadilah engkau pemaaf dan
perintahkanlah orang untuk mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang
yang bodoh.”
(QS. AL-A`Raf:199)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan