Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Rabu, 3 Januari 2018

S 128 : MUTIARA HIKMAH HABIB ABDULLAH BIN ALWI AL HADDAD

“Bagaimana seseorang dapat disebut sebagai mukmin, jika dia berusaha menyenangkan manusia dengan sesuatu yang membuat Allah itu murka.”

“Kasih sayang (persahabatan) yang dipaksakan tidak akan bertahan lama.”
“Barangsiapa menempatkan dirinya di hadapan Allah seperti budak di hadapan tuannya, maka dia akan meraih semua kesempurnaan.”

“Barangsiapa yang tidak merasa cukup dengan sedikit harta yang dimilikinya, maka harta yang banyak pun tidak akan pernah membuatnya puas.”

“Barangsiapa tidak mengamalkan sedikit ilmu yang dimilikinya, maka ketika memiliki ilmu yang banyak pun dia tidak akan mengamalkannya.”

“Tidak ada yang dapat menghibur seseorang yang mengalami musibah seperti menceritakan keadaan orang-orang yang bernasib sama dengannya.”

“Seseorang yang terbiasa menggagalkan niat-niat baik yang telah ia tetapkan, maka dia tidak akan memperoleh kurniaan-kurniaan yang besar.”

“Seseorang hamba tidak akan mencapai hakikat iman sebelum dia merasakan nikmatnya memenuhi keinginan nafsu mereka.”

“Beban menyimpan rahsia lebih ringan daripada perasaan kuatir akan terbongkarnya rahsia yang kau ceritakan kepada seseorang.”

“Tanda terjelas kesempurnaan akal seseorang adalah jika dia tidak berkeberatan untuk memuji teman-temannya. Tanda terjelas kerendahan hati seseorang adalah jika ia rela diletakkan di akhir padahal ia layak untuk diletakkan di depan. Dan tanda terjelas keikhlasan sesorang adalah jika ia tidak memperdulikan kebencian masyarakat demi mencapai keredaan Allah.”

“Jangan mempercayai ucapan jiwa yang menyatakan bahawa menjadi kaya atau miskin baginya sama saja, sebelum kau uji dia. Jika bukti tidak diperdulikan, tentu setiap orang akan mengakui sesuatu yang tidak dia miliki. Buktilah yang akan membezakan siapa yang jujur dan siapa yang berdusta.”

“Barangsiapa mudah mewujudkan cita-cita akhiratnya dan sulit menggapai cita-cita dunianya, maka dia adalah Pewaris Nabi. Dan barangsiapa mudah mencapai keinginan dunianya dan sulit menggapai kepentingan akhiratnya, maka dia termasuk orang-orang yang tertipu. Dan barangsiapa sulit mewujudkan kepentingan akhirat dan dunianya, maka dia dalah orang yang dimurkai.”

“Seburuk-buruk orang miskin adalah dia yang ingin menjadi kaya (kerana tidak rela menjadi orang miskin). Sedangkan sebaik-baik orang kaya adalah dia yang tidak berkeberatan untuk menjadi orang miskin.”

“Seorang dai yang menyeru manusia ke jalan Allah, tidak akan menjadi sempurna sebelum ucapan dan perbuatannya menjadi suri tauladan bagi seluruh alam.”

“Barangsiapa senang dipuji dengan kebaikan yang tidak pernah dia lakukan, dan benci dicaci atas keburukan yang ia lakukan, maka dia adalah seorang yang suka pamer(riak).”

“Manusia sering tidak mampu membezakan rasa malu yang terpuji dengan sifat pengecut yang tercela. Perasaan malu yang mencegahmu dari berbuat baik dan mendorongmu untuk bermaksiat, dia adalah sifat pengecut yang tercela, bukan rasa malu yang terpuji. Sebab rasa malu akan selalu membawa kebaikan.”

“Barangsiapa mudah berdusta ketika merasa takut kepada sesuatu, maka ketika menginginkan sesuatu dia pun akan berdusta.”

“Ada 3 jenis tanah, Pertama, tanah yang jika diberi air mampu menumbuhkan rumput. Inilah permisalan manusia yang mampu memahami ilmu yang dipelajarinya. Sebagaimana air akan membuat tanah menjadi subur, maka kecerdasan akan memudahkan manusia untuk memperoleh ilmu. Kedua, tanah yang mampu menyimpan air, tetapi tidak dapat menumbuhkan rumput. Inilah permisalan manusia yang tidak memiliki kemampuan untuk menghafal, tetapi tidak dapat memahami apa yang dia hafal. Jika engkau melihat seorang berilmu yang tidak mampu memahami lebih dari apa yang ia dengar, maka dia akan masuk ke dalam kelompok kedua ini. Tetapi, jika dia mampu memahamai lebih dari apa yang ia dengar maka ia masuk dalam kelompok pertama. Ketiga, tanah yang tidak mampu menumbuhkan rumput mahupun menyimpan air. Inilah permisalan manusia yang tidak memiliki kemampuan menghafal mahupun memahami, mengajarkan ilmu kepadanya justeru menyia-nyiakan ilmu itu sendiri. Bukankah seseorang yang memiliki tanah yang tidak mampu menumbuhkan rumput mahupun air tidak akan mengairi tanahnya? Bukankah dia berfikir bahawa mengairinya merupakan suatu perbuatan yang sia-sia? Begitu pula ilmu, seharusnya tidak ia ajarkan kepada orang yang akan menyia-nyiakannya. Inilah sikap yang lebih utama.”

“Jika nafsu mengajakmu untuk memenuhi keinginannya, maka jangan kau katakan, `Akan kupenuhi keinginannya sekali ini saja agar ia tidak terus-menerus menuntut hatiku.` Sebab sekali kau penuhi keinginannya, maka dia akan memintamu untuk memenuhi keinginannya yang lebih besar lagi.”

“Jika engkau melihat seorang yang berilmu dapat memberikan manfaat dengan ucapannya, tetapi perbuatannya tidak dapat diteladani, maka dia memiliki kekurangan. Jika engkau melihat seorang penuntut ilmu mampu mengambil manfaat dari apa yang ia dengar, tetapi tidak dapat belajar dari perbuatan (contoh-contoh) nyata, maka dia juga memiliki kekurangan. Jika engkau melihat penuntut ilmu mampu memetik manfaat dari ucapan gurunya dan tidak mampu belajar dari perilaku gurunya, maka lihatlah terlebih dahulu bagaimana gurunya. Jika perilaku gurunya ternyata tidak ada yang dapat dicontoh, maka pantaslah dia bersikap demikian. Dan jika ternyata perilaku sang guru baik tetapi si murid yang tidak mampu mencontohnya, maka jangan anggap ia sebagai muridnya.”

“Dosa seseorang yang tidak mendermakan harta bukan pada tempatnya lebih banyak daripada dia yang enggan mendermakan harta kepada orang yang berhak menerimanya.”

“Barangsiapa menyimpan sesuatu yang ia tahu bahawa menginfakkannya lebih baik, maka dia adalah orang yang mengutamakan dunia.”

“Jika memandang orang-orang yang mengutamakan dunia akan menghapus rasa cinta akhirat dalam hati, lalu bagaimana halnya dengan orang yang duduk dan bergaul dengan mereka?”

“Barangsiapa meninggalkan sesuatu yang pasti demi sesuatu yang belum pasti, maka dia adalah seorang yang sangat bodoh. Dan barangsiapa berpegang pada keraguan padahal dia dapat berpegang pada sesuatu yang pasti, maka dia adalah seorang yang pandir(bingung).”

“Topik pembicaraan seorang yang berilmu terhadap kaum mukminin awam hendaknya mengacu pada tiga topik berikut, Pertama mengingatkan mereka akan berbagai nikmat yang diberikan Allah. Kedua mengajak mereka untuk selalu taat kepada Allah. Ketiga menghimbau mereka untuk tidak bermaksiat kepada Allah. Seorang berilmu yang berbicara kepada kaum awam di luar ketiga topik ini, maka dia adalah seorang penebar fitnah.”

“Rasa rakus kepada dunia timbul dari tiga hal, Pertama memandang indah dunia. Inilah yang mendorong manusia untuk hidup selama-lamanya demi menikmati keindahan itu. Kedua penghormatan manusia kepada mereka yang berharta. Inilah yang menyebabkan manusia suka berbangga dan bersaing harta. Ketiga prasangka bahawa tanpa dunia dia tidak dapat hidup. Inilah yang menyebabkan manusia maenjadi kikir dan takut miskin.”

“Orang yang paling bodoh adalah dia yang pengetahuannya tentang keluasan rahmat Allah justeru membuatnya semakin berani bermaskiat kepadaNya.”

“Permisalan orang yang berbuat dosa dengan niatan untuk kemudian bertaubat adalah seperti orang yang mengotori tubuh dan pakaiannya dengan niat untuk mandi setelahnya. Seharusnya dia tidak bersikap demikian, tetapi berusaha dengan sekuat tenaga agar tubuh dan pakaiannya tidak kotor. Kemudian jika ternyata dia lalai dan secara tidak sengaja mengotori tubuh dan pakaiannya, maka dia akan segera membersihkannya.”

“Persaudaraan di jalan Allah adalah ibarat sebuah pohon, dia perlu disiram. Saling berkunjung merupakan air yang digunakan untuk menyiraminya. Tolong menolong dalam perbuatan baik dan ketakwaan merupakan buahnya. Sebuah pohon yang tidak akan disiram akan layu, dan yang tidak menghasilkan buah akan ditebang.”

“Merendahkan diri ketika memiliki kedudukan tinggi, menampakkan kecukupan ketika berada dalam kekurangan dan hidup sederhana ketika memiliki kekayaan, merupakan wujud dari akhlak mulia.”

“Bukanlah sesuatu yang sangat istimewa jika sesorang merasa kurang amal sedangkan dia benar-benar berada dalam kekurangan. Tetapi, sesuatu yang istimewa adalah jika dia merasa kurang amal padahal dia telah berusaha secara maksima.”

“Pada awalnya kebaikan itu terasa pahit dan akhirnya kelak manis. Kebaikan dapat diibaratkan sebagai seorang pendaki gunung. Seorang pendaki gunung baru boleh merasakan kenyamanan setelah mencapai puncak. Sebaliknya, pada awalnya keburukan itu terasa manis dan akhirnya pahit. Keburukan dapat diibaratkan sebagai seseorang yang jatuh dari puncak gunung atau atap sebuah rumah, dia baru akan merasakan sakit setelah menyentuh tanah.”

“Jangan kau anggap saudara sesorang yang mampu menolongmu tetapi dia tidak mahu melakukannya.”

“Jangan berteman kecuali dengan orang yang kau mampu penuhi hak-haknya dan tidak membuatmu menuntutnya untuk memenuhi hak-hakmu. Sebab sebelum kau minta, dia telah memenuhi hak-hakmu dengan sempurna.”

“Muliakanlah teman-temanmu dengan sesuatu yang dapat kau lakukan secara berkesinambungan. Jika tidak, apa yang kau lakukan itu justeru kelak akan menjadi penyebab putusnya hubunganmu dengan mereka.”

“Syaitan lebih bersemangat untuk menyesatkan orang yang berilmu ketimbang orang bodoh, sebab jika seorang berilmu yang tersesat akan menyesatkan orang lain. Sedangkan orang bodoh yang tersesat tidak akan menyesatkan orang lain.”

“Barangsiapa di kala senang suka memujimu dengan kebaikan yang tidak pernah kau lakukan, maka saat marah nanti dia pasti akan mencelamu dengan keburukan yang tidak pernah kau lakukan.”

“Seseorang yang meremehkan sesuatu perkara merupakan tanda bahawa dia akan meninggalkannya.”

“Barangsiapa suka dipuji dengan kebaikan yang tidak dimilikinya dan tidak suka dicela dengan keburukan yang dilakukannya, sehingga ia menyukai orang yang memujinya dan membenci orang yang mencelanya, maka dia seorang yang teramat sangat bodoh.”

“Di dunia ini tidak ada makhluk yang lebih bodoh dari seseorang yang mengetahui sesuatu yang baik tetapi dia tidak mengerjakannya dan mengetahui yang buruk tetapi justeru melakukannya.”

“Salah satu dosa besar yang bersifat dhohir adalah jika engkau mengharapkan dari teman-temanmu dunia sedangkan mereka mengharapkan darimu akhirat.”

“Jika engkau ingin menjadi manusia yang merdeka (tidak diperbudak oleh sesuatu), maka tinggalkanlah segala sesuatu yang jika tidak kau tinggalkan dengan sukarela, kelak akan kamu tinggalkan secara paksa.”

“Biarkan anak-anak menghabiskan semua keinginannya untuk bermain-main sekarang, selagi ia masih berada dalam usia untuk bermain-main. Jika hal ini tidak dilakukan, maka kelak (saat dewasa) ia akan kembali bermain-main pada saat yang seharusnya ia tidak patut bermain-main.”

“Betapa sering sesuatu (amal) yang sedikit menjadi bernilai banyak kerana niat yang baik dan betapa sering sesuatu (amal) yang banyak menjadi sedikit (nilainya) kerana niat yang buruk.”

“Jika engkau berdoa, memohonlah agar sesuatu itu terwujud di saat yang terbaik dengan selamat dan lembut.”

“Salah satu keburukan yang terdapat pada manusia zaman ini adalah mereka lebih suka mencontoh kekurangan atau keburukan seseorang daripada meneladani kebaikan dan keindahan budinya.”

“Tidak akan merasakan nikmatnya membaca al Quran kecuali dia yang memiliki mata hati yang jernih dan bercahaya.”

“Amal yang bernilai tinggi adalah amal yang dianggap kecil dan dipandang remeh oleh nafsu. Adapun amal yang dipandang mulia dan bernilai oleh nafsu, pahalanya dapat sirna, baik kerana pelakunya, amalnya itu sendiri ataupun kerana orang lain yang berada di sekitarnya.”

“Salah satu bentuk tipu daya syaitan yang sangat halus adalah ia berupaya menjauhkanmu dari sebuah kebaikan dengan menyibukkan dirimu untuk melakukan kebaikan lain di saat engkau sedang melakukan sebuah kebaikan, sehingga engkau tidak dapat melakukan kebaikan yang pertama tadi dengan sempurna.”

“Jika seorang hamba merasakan dalam dirinya terdapat ajakan untuk melakukan ketaatan dan seruan untuk membenci kemaksiatan, maka hatinya bercahaya.”

“Orang yang berperangai buruk adalah sesorang yang kendati kamu santuni, kamu senangkan hatinya dan berlemah lembut kepadanya, maka ia tetap tidak akan pernah merasa puas (tidak akan pernah merasa senang), bahkan ia selalu marah kepadamu.”

“Jangan sekali-kali engkau meminta suatu jabatan kepemimpinan. Sebab jika engkau peroleh jabatan itu atas permintaanmu, maka ia akan dibebankan kepadamu. Namun jika jabatan itu engkau peroleh tanpa permintaan darimu, nescaya Allah akan memberi pertolonganNya kepadamu.”

“Jadilah engkau pemaaf dan perintahkanlah orang untuk mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.”
(QS. AL-A`Raf:199)

(Dipetik dari buku SETETES HIKMAH (kumpulan Nasihat Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad) oleh Al Habib Naufal bin Muhammad Al-`Aidrus)


Tiada ulasan:

Catat Ulasan