Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Rabu, 3 Januari 2018

S 118 : UMAT YANG DITOLAK OLEH NABI DI TELAGA AL KAUTSAR

Boleh berjumpa dengan RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM di hari kiamat adalah dambaan setiap muslim. Terlebih RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM telah menjanjikan bahawa beliau akan menunggu kita para umatnya di telaganya (al Haudh) untuk bersama-sama minum air telaga itu. Daripada Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda, 

“Aku menunggu kalian di al Haudh, telaga. Siapa yang mendatanginya, dia akan minum airnya. Dan siapa yang minum airnya, tidak akan haus selamanya.”
(HR. Bukhari)

Allahu akbar, sungguh telaga yang luar biasa. Minum airnya sekali, tidak akan haus selamanya. Siapa yang tidak ingin menikmatinya? Terlebih ketika itu seluruh manusia dalam kondisi sangat kehausan. Setelah dijemur di mahsyar dalam kurun waktu yang hanya diketahui ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, sementara matahari didekatkan dalam jarak satu batu. Apa yang boleh kita bayangkan? Manusia akan berlumba-lumba untuk mendatangi haudh itu, agar boleh menikmati airnya.

Setiap Nabi Memiliki Telaga. RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda, 

“Sungguh setiap Nabi memiliki telaga. Dan mereka saling membanggakan siapakah yang telaganya paling banyak dikunjungi. Aku berharap, telagakulah yang paling banyak pengunjungnya.”
(HR. Tirmidzi no. 2443 dan dishahihkan al-Albani)

Hadits-hadits Tentang Haudh RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM, agar kita semakin memiliki harapan untuk menikmati air telaga NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM, kita perlu mengenal bagaimana gambaran telaga itu lebih mendalam?
Terdapat banyak dalil yang menceritakan tentang telaga NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM, berikut di antaranya,
Pertama, dalil dari Al Quran, firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA (yang ertinya),

“Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu Al Kautsar.” 
(QS. Al Kautsar : 1)

Dalam hadis daripada Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bercerita,

“Ketika saya berjalan-jalan di syurga, saya melihat ada sungai yang dikelilingi permata berongga. Akupun bertanya, ‘Apa ini, wahai Jibril?’ 
(Jibril menjawab), ‘Ini adalah Al Kautsar yang diberikan Tuhanmu kepadamu.’ Ternyata tanahnya dari misk yang sangat wangi baunya.”
(HR. Bukhari)

Sungai kautsar inilah yang menjadi sumber air bagi telaga NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM. Dalam hadits daripada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ketika NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM menyebutkan tentang haudh, beliau bersabda,

”Bermuara di telaga itu dua aliran dari syurga. Siapa yang minum airnya tidak akan haus selamanya.”
(HR. Muslim)

Kedua, dalil dari hadits
RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM telah menggambarkan telaga ini dengan sangat detail dan jelas, layaknya kita melihatnya secara langsung. Berikut beberapa hadis yang menjelaskan Al Haudh, Daripada Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda, 

“Telagaku panjangnya sejauh perjalanan satu bulan. Sudutnya pojoknya sama. Airnya lebih putih dari pada susu, baunya lebih wangi dari pada misk. Gayungnya seperti bintang di langit. Siapa yang minum sekali, tidak akan haus selamanya.” 
(HR. Bukhari dan Muslim)

Keterangan:
Makna : ’Sudutnya pojoknya sama’, sebahagian ulama menjelaskan, panjang dan lebarnya sama. (Syarh Shahih Muslim, Muhammad Fuad ’Abdul Baqi) Makna:
’Gayungnya seperti bintang di langit,’ gayungnya sebanyak bintang di langit dan gemerlap seperti bintang di langit. 
(Ta’liq Shahih Bukhari, Musthofa Dib Bugho)

Kemudian hadis daripada Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda, 

“Telagaku panjangnya lebih jauh dari pada jarak antara Ailah dengan Adn. Airnya lebih putih dari salju, lebih manis dari pada madu yang dicampur susu. Sungguh gayungnya lebih banyak dari pada jumlah bintang. Aku menghalangi orang-orang (yang bukan umat beliau) untuk mendekati telagaku, sebagaimana seseorang menghalangi unta orang lain untuk mendekat ke wadah airnya.
Para sahabat bertanya, ’Ya Rasulullah, apakah anda mengenaliku di hari itu?’
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, 
“Ya, kalian memiliki tanda yang tidak dimiliki oleh umat sebelumnya. Kalian mendatangiku dalam keadaan putih di wajah dan tangankaki, kerana bekas wuduk.” 
(HR. Muslim)

Keterangan:
Ailah adalah nama daerah di hujung utara jazirah Arab. Sementara Adn adalah nama daerah di hujung selatan Yaman, pesisir Lautan Hindi. 
(Syarh Shahih Muslim, Muhammad Fuad ’Abdul Baqi)

Dalam riwayat Muslim dari Anas, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda,

“Nampak di telaga itu ceret-ceret dari emas dan perak, sejumlah bintang di langit.” 
(HR. Muslim)

Mereka yang Terusir dari Haudh
Telaga yang demikian luar biasa, penuh kebaikan, ternyata tidak semua boleh menikmatinya. Ada beberapa umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak boleh mendatangi haudh, apalagi menikmati kesegaran airnya. Mereka seolah dihalangi, hingga tersesat tidak menemukannya. Sementara RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM telah berusaha memanggilnya, agar mendatangi haudh.
Umatku…umatku… beliau berharap agar mereka boleh turut mendatangi haudh. Hingga beliau mendapatkan jawapan dari Malaikat, mengapa mereka tidak boleh mendatangi haudh.
Pemandangan menyedihkan ini disebutkan dalam banyak hadis. Berikut di antaranya, Daripada ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahawa RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda, 

“Aku berada di haudh. Menunggu orang yang datang kepadaku di antara kalian. Demi Allah, ada beberapa orang yang dijauhkan dariku. Sungguh aku memanggil, ‘Ya Rabb, mereka dariku dan dari umatku.’ 
Kemudian Dia menjawab, “Kamu tidak tahu apa yang mereka perbuat setelahmu. Mereka terus kembali mundur (murtad menyelisihi ajaran nabi).” 
(HR. Muslim)

Dalam hadis daripada Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda, 

“Akulah yang pertama kali mendatangi Haudh. Siapa yang menuju kepadaku akan minum, dan siapa yang minum nescaya tidak akan haus selamanya. Sungguh akan ada beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenalnya dan mereka juga mengenaliku, kemudian antara aku dan mereka dihalangi. Akupun mengatakan, ‘Mereka umatku.’ Kemudian disampaikan kepadaku, ‘Kamu tidak tahu, perbuatan bidaah apa yang mereka lakukan setelahmu.” 
Lalu aku berkata, ‘Celaka.. celaka orang yang mengubah agama sepeninggalku.” 
(HR. Bukhari & Muslim)

Ibnu Abi Mulaikah, Seorang ulama tabiin yang termasuk perawi hadis ini, pernah berdoa,

“Yaa Allah, aku berlindung kepadaMu, jangan sampai aku balik ke belakang (murtad) atau aku terfitnah sehingga tersesat dari agamaku.”
(HR. Bukhari)

Mereka Umat NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM. Dalam hadis di atas, NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM telah menjelaskan siapakah orang yang terusir dari telaga beliau. Mereka termasuk umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengenalinya dengan ciri yang ada pada diri mereka. Hingga merekapun beliau panggil, Umatku… umatku…
Hanya saja, mereka umat beliau yang menyimpang. Menyimpang dalam amal dan bahkan dalam aqidah. Dengan sebab ini, mereka terusir dari telaga beliau, kerana dulu ketika di dunia, mereka tidak menjadikan sunnah beliau sebagai sumber agama. Sehingga di akhirat, mereka tidak boleh menikmati air telaga beliau yang berkah.

Ibnu Abdil Bar mengatakan, “Setiap orang yang berbuat bidaah dalam masalah agama, merekalah yang akan dijauhkan dari Al Haudh, seperti khawarij, rafidhah (syiah), dan seluruh ahli bidaah.  Demikian pula orang zalim yang berlebihan dalam kezalimannya dan berusaha menghapus kebenaran, dan yang terang-terangan melakukan dosa besar.” Mereka semua dikuatirkan menjadi orang yang disebutkan dalam hadis ini. Allahu a’lam. 

(Syarh Shahih Muslim An Nawawi, 1/137)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan