Boleh berjumpa dengan RASULULLAH
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM di hari kiamat adalah dambaan setiap muslim.
Terlebih RASULULLAH
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM telah menjanjikan bahawa beliau akan
menunggu kita para umatnya di telaganya (al Haudh) untuk bersama-sama minum air
telaga itu. Daripada Sahl bin Sa’d radhiyallahu ‘anhu, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM bersabda,
“Aku menunggu kalian di al Haudh, telaga. Siapa yang mendatanginya, dia akan minum airnya. Dan siapa yang minum airnya, tidak akan haus selamanya.”
(HR. Bukhari)
Allahu akbar, sungguh
telaga yang luar biasa. Minum airnya sekali, tidak akan haus selamanya. Siapa
yang tidak ingin menikmatinya? Terlebih ketika itu seluruh manusia dalam
kondisi sangat kehausan. Setelah dijemur di mahsyar dalam kurun waktu yang
hanya diketahui ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, sementara matahari
didekatkan dalam jarak satu batu. Apa yang boleh kita bayangkan? Manusia akan
berlumba-lumba untuk mendatangi haudh itu, agar boleh menikmati airnya.
Setiap Nabi Memiliki Telaga.
RASULULLAH
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda,
“Sungguh setiap Nabi memiliki telaga. Dan mereka saling membanggakan siapakah yang telaganya paling banyak dikunjungi. Aku berharap, telagakulah yang paling banyak pengunjungnya.”
(HR. Tirmidzi no. 2443 dan
dishahihkan al-Albani)
Hadits-hadits Tentang Haudh
RASULULLAH
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM, agar kita semakin memiliki harapan untuk
menikmati air telaga NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM, kita
perlu mengenal bagaimana gambaran telaga itu lebih mendalam?
Terdapat banyak dalil yang
menceritakan tentang telaga NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM, berikut
di antaranya,
Pertama, dalil dari Al
Quran, firman ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA (yang ertinya),
“Sesungguhnya Aku telah memberikan kepadamu Al Kautsar.”
(QS. Al Kautsar : 1)
Dalam hadis daripada Anas
bin Malik radhiyallahu ‘anhu, NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bercerita,
“Ketika saya berjalan-jalan di syurga, saya melihat ada sungai yang dikelilingi permata berongga. Akupun bertanya, ‘Apa ini, wahai Jibril?’
(Jibril menjawab), ‘Ini
adalah Al Kautsar yang diberikan Tuhanmu kepadamu.’ Ternyata tanahnya dari misk
yang sangat wangi baunya.”
(HR. Bukhari)
Sungai kautsar inilah yang
menjadi sumber air bagi telaga NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM. Dalam
hadits daripada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ketika NABI MUHAMMAD
SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM menyebutkan tentang haudh, beliau bersabda,
”Bermuara di telaga itu dua aliran dari syurga. Siapa yang minum airnya tidak akan haus selamanya.”
(HR. Muslim)
Kedua, dalil dari hadits
RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM telah menggambarkan telaga ini dengan sangat detail dan jelas, layaknya
kita melihatnya secara langsung. Berikut beberapa hadis yang menjelaskan Al
Haudh, Daripada Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM bersabda,
“Telagaku panjangnya sejauh perjalanan satu bulan. Sudutnya pojoknya sama. Airnya lebih putih dari pada susu, baunya lebih wangi dari pada misk. Gayungnya seperti bintang di langit. Siapa yang minum sekali, tidak akan haus selamanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Keterangan:
Makna : ’Sudutnya pojoknya
sama’, sebahagian ulama menjelaskan, panjang dan lebarnya sama. (Syarh Shahih
Muslim, Muhammad Fuad ’Abdul Baqi) Makna:
’Gayungnya seperti bintang
di langit,’ gayungnya sebanyak bintang di langit dan gemerlap seperti bintang
di langit.
(Ta’liq Shahih Bukhari,
Musthofa Dib Bugho)
Kemudian hadis daripada Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM bersabda,
“Telagaku panjangnya lebih jauh dari pada jarak antara Ailah dengan Adn. Airnya lebih putih dari salju, lebih manis dari pada madu yang dicampur susu. Sungguh gayungnya lebih banyak dari pada jumlah bintang. Aku menghalangi orang-orang (yang bukan umat beliau) untuk mendekati telagaku, sebagaimana seseorang menghalangi unta orang lain untuk mendekat ke wadah airnya.
Para sahabat bertanya, ’Ya
Rasulullah, apakah anda mengenaliku di hari itu?’
Jawab Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam,
“Ya, kalian memiliki tanda
yang tidak dimiliki oleh umat sebelumnya. Kalian mendatangiku dalam keadaan
putih di wajah dan tangankaki, kerana bekas wuduk.”
(HR. Muslim)
Keterangan:
Ailah adalah nama daerah di
hujung utara jazirah Arab. Sementara Adn adalah nama daerah di hujung selatan
Yaman, pesisir Lautan Hindi.
(Syarh Shahih Muslim,
Muhammad Fuad ’Abdul Baqi)
Dalam riwayat Muslim dari
Anas, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda,
“Nampak di telaga itu ceret-ceret dari emas dan perak, sejumlah bintang di langit.”
(HR. Muslim)
Mereka yang Terusir dari
Haudh
Telaga yang demikian luar
biasa, penuh kebaikan, ternyata tidak semua boleh menikmatinya. Ada beberapa
umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang tidak boleh mendatangi haudh,
apalagi menikmati kesegaran airnya. Mereka seolah dihalangi, hingga tersesat
tidak menemukannya. Sementara RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM telah berusaha memanggilnya, agar mendatangi haudh.
Umatku…umatku… beliau
berharap agar mereka boleh turut mendatangi haudh. Hingga beliau mendapatkan
jawapan dari Malaikat, mengapa mereka tidak boleh mendatangi haudh.
Pemandangan menyedihkan ini
disebutkan dalam banyak hadis. Berikut di antaranya, Daripada ‘Aisyah
radhiyallahu ‘anha, bahawa RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM
bersabda,
“Aku berada di haudh. Menunggu orang yang datang kepadaku di antara kalian. Demi Allah, ada beberapa orang yang dijauhkan dariku. Sungguh aku memanggil, ‘Ya Rabb, mereka dariku dan dari umatku.’
Kemudian Dia menjawab,
“Kamu tidak tahu apa yang mereka perbuat setelahmu. Mereka terus kembali mundur
(murtad menyelisihi ajaran nabi).”
(HR. Muslim)
Dalam hadis daripada Abu
Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu, RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM bersabda,
“Akulah yang pertama kali mendatangi Haudh. Siapa yang menuju kepadaku akan minum, dan siapa yang minum nescaya tidak akan haus selamanya. Sungguh akan ada beberapa kaum yang mendatangiku dan aku mengenalnya dan mereka juga mengenaliku, kemudian antara aku dan mereka dihalangi. Akupun mengatakan, ‘Mereka umatku.’ Kemudian disampaikan kepadaku, ‘Kamu tidak tahu, perbuatan bidaah apa yang mereka lakukan setelahmu.”
Lalu aku berkata, ‘Celaka..
celaka orang yang mengubah agama sepeninggalku.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Ibnu Abi Mulaikah, Seorang
ulama tabiin yang termasuk perawi hadis ini, pernah berdoa,
“Yaa Allah, aku berlindung
kepadaMu, jangan sampai aku balik ke belakang (murtad) atau aku terfitnah
sehingga tersesat dari agamaku.”
(HR. Bukhari)
Mereka Umat NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM. Dalam hadis di atas, NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU ‘ALAIHI
WASSALLAM telah menjelaskan siapakah orang yang terusir dari telaga beliau.
Mereka termasuk umat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau mengenalinya
dengan ciri yang ada pada diri mereka. Hingga merekapun beliau panggil, Umatku…
umatku…
Hanya saja, mereka umat
beliau yang menyimpang. Menyimpang dalam amal dan bahkan dalam aqidah. Dengan
sebab ini, mereka terusir dari telaga beliau, kerana dulu ketika di dunia,
mereka tidak menjadikan sunnah beliau sebagai sumber agama. Sehingga di
akhirat, mereka tidak boleh menikmati air telaga beliau yang berkah.
Ibnu Abdil Bar mengatakan, “Setiap
orang yang berbuat bidaah dalam masalah agama, merekalah yang akan dijauhkan
dari Al Haudh, seperti khawarij, rafidhah (syiah), dan seluruh ahli bidaah.
Demikian pula orang zalim yang berlebihan dalam kezalimannya dan berusaha
menghapus kebenaran, dan yang terang-terangan melakukan dosa besar.”
Mereka semua dikuatirkan menjadi orang yang disebutkan dalam hadis ini. Allahu
a’lam.
(Syarh Shahih Muslim An
Nawawi, 1/137)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan