Pada tahun 2003 Bush mengumumkan
sebuah projek besar yang akan mengubah peta baru dunia Timur Tengah.
Tahun
2004, Bush mengkampanyekan Projek Besar Great Middle East dan Mengeluarkan dana
80 Juta Dolar yang dilokasikan untuk LSM Pro Demokrasi dan Jaringan Media di
Sejumlah Negara Arab.
Pada
tahun 2006, di Tel Aviv, Condolezza Rice — Sekretaris Negara Amerika saat itu,
mengumumkan sebuah langkah awal untuk memulai peta baru dunia Timur Tengah
dengan jalan “Chaos”.
Agenda
Jangka Panjang
Sejak
tahun 2006, seperti dilansir The Armed Forces Journal, dalam sebuah laporan
berjudul The New maps of muslim world and middle east. Laporan ini berisi
tentang rencana perubahan peta dunia Islam disertai dengan gambar-gambar
perubahan lokasi sejumlah negara-negara Islam. Termasuk Arab Saudi.
Mei
2008 dalam lawatannya ke Mesir, Bush meminta dunia Arab mulai menerapkan
demokrasi. “Kerap kali di Timur Tengah politik dibuat oleh satu kepimpinan,”
kata Bush di hadapan 1500 para pembuat kebijakan dunia dan para pemimpin bisnes
di pantai Laut Merah. “Amerika secara serius memiliki andil seputar para
tahanan politik di kawasan ini, seperti para aktivis demokrasi yang diintimidasi
atau ditekan, koran. Organisasi-organisasi masyarakat sipil tidak sepakat dalam
bersuara pun dibasmi,” kata Bush.
Freedom
House
Berpusat
di Washington, D.C. dengan daftar kantor cabang membentang dari Eropah, Afrika,
hingga Asia. Sejarah Freedom House berawal ketika Wendell Willkie, Eleanor
Roosevelt, George Field, Dorothy Thompson, Herbert Bayard Swope bersatu untuk
menentang fahaman Nazi. Pada tahun 1940an, Freedom House kemudian mendukung
Marshall Plan dan pendirian NATO yang kini tercatat sebagai salah satu keuatan
kuat zionis dalam mencengkaram dunia. Sejarah kemudian terus bergulir hingga
pada durasi 1950-1960an mereka terlibat akfif dalam mendukung gerakan hak asasi
manusia di AS.
TARGET
FREEDOM HOUSE
National Endowment for Democracy adalah yayasan swasta
nirlaba yang berbasis di Amerika Syarikat. NED berfungsi untuk memberikan hibah
dalam rangka mendukung projek LSM di seluruh dunia untuk pertumbuhan dan
penguatan lembaga-lembaga demokratis. Yayasan ini didirikan pada tahun 1983 dan
menyediakan lebih dari 1000 dana bantuan per tahun untuk LSM dalam rangka
mempromosikan demokrasi di lebih dari 90 negara. Tidak hanya itu, NED juga
tercatat aktif dalam menawarkan beasiswa dan melakukan penelitian dan
pertukaran internasional bagi para aktivis demokrasi, hak asasi manusia
advokat, jurnalis, dosen dan peneliti.
NED
menyedikan dana sejumlah USD$19,000 untuk bagi 150 mahasiswa dari Gharbeya,
Suez, Minya dan Assiut. Uang ini dipakai dalam pelatihan tentang kesadaran
politik dan opini media
Sebuah
laman di jejaring sosial Facebook yang diberi nama ‘We are all Khaled Said’
kemudian digunakan untuk menyerukan aksi demonstrasi yang menggulingkan Mubarak
pada 11 Februari.
Ayman Nour, Pemimpin Partai Ghad. Orang yang
pertama kali mengunggah gambar Khalid di website partainya. Kawan Dekat Obama
dan berulang kali mencoba menerapkan demokrasi AS di Mesir.
Wel
Ghonim, Direktur Pemasaran Google, yang membuat Laman Facebook untuk
solidaritas Khalid.
Harian Daily Telegraph terbitan
Inggris menyebutkan, AS diam-diam mendukung para pemimpin gerakan revolusi
Mesir. Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) di Kairo pernah membantu seorang
anak muda anti-pemerintah untuk menghadiri konferensi para aktivis AS.
Nama
pemuda itu dirahasiakan agar tidak diketahui polisi Mesir. Kemudian, saat
datang ke Kairo pada Desember 2008, aktivis itu menuturkan bahawa para diplomat
AS menggaet kelompok oposisi untuk merencanakan skenario menggulingkan Presiden
Mubarak dan membentuk pemerintahan demokratik pada 2011.
Dalam
data diplomatik disebutkan, pada 30 Desember 2008 Duta Besar AS untuk Mesir
Margaret Scobey melaporkan bahawa kelompok oposisi sedang menyusun agenda
rahasia “perubahan rezim” yang akan dilaksanakan sebelum pemilu, dan dijadualkan
pada September 2011.
Memo
yang dikirim Scobey dikirim ke Kementerian Luar Negeri AS di Washington itu
bertanda “rahasia” dan berjudul “(Gerakan) 6 April, kunjungan aktivis ke AS dan
perubahan rezim di Mesir”.
Data
kawat diplomatik juga menyebut bahawa para aktivis mengklaim mendapatkan dukungan
dari kekuatan oposisi yang menyepakati rencana tidak tertulis untuk transisi
menuju demokrasi parlementer.
Mereka
ingin mengubah konsep tataran pemerintahan Mesir dengan memperlemah kekuasaan
presiden dan memperkuat perdana menteri dan parlemen. Rencananya, aksi itu akan
dilaksanakan sebelum pemilu presiden 2011. Sumber kedutaan menyebutkan, rencana
tersebut sangat sensitif dan tidak boleh ditulis.
Bagaimanapun,
dari dokumen tersebut menunjukkan para aktivis telah didekati para diplomat
AS.Para aktivis juga mendapatkan dukungan besar atas kampanye pro-demokrasi
dari para pejabat di Washington.
Ya,
aksi demonstrasi Mesir kali ini dikendalikan Gerakan Pemuda 6 April, sebuah
kelompok di Facebook yang menarik generasi muda dan kelompok terdidik untuk
menentang Mubarak. Kelompok ini beranggotakan 70.000 anggota dan menggunakan
situs jejaring sosial untuk mengendalikan demonstrasi.
Meski
akhirnya Mubarak memutus semua jaringan komunikasi di negaranya. Mubarak kini
menghadapi tantangan paling berat dalam pemerintahannya selama 31 tahun
berkuasa.
¨
The Teleghraph, 1 Feb 2011 juga telah mengungkapkan adanya dokumen yang dikirim
ke Washington terkait dukungan AS untuk melakukan pergantian rezim di Mesir.
Rencana ini juga melibatkan nama George Soros (Pemimpin ICG) di dalamnya
Amerika
mulai meminta El Baradei pulang ke Mesir. Pada tahun 2010, El Baradei tiba di
Mesir dan melakukan persiapan untuk Revolusi.
Amerika
mulai meminta El Baradei pulang ke Mesir. Pada tahun 2010, El Baradei tiba di
Mesir dan melakukan persiapan untuk Revolusi.
Time.com
pada 20 Februari 2010 menulis warga Mesir tidak peduli dengan El Baradei.
Mohamed Abbas (25), seorang sopir taksi di Mesir mengaku tidak kenal El
Baradei. Bagi Abbas, El Baradei hanyalah seorang calon presiden seperti halnya
Muhamad Gamal Mubarak, anak Hosni Mubarak dan Ketua Liga Arab Amr Musa.
“Kebanyakan dari mereka, bagaimana pun, adalah penjahat,” kata Mohamed Abbas
“Apakah
kita harus membayar antek Amerika ElBaradei untuk memerintah melalui pemilihan
umum, seperti yang terjadi di Pakistan, atau mempertahankan pemimpin seperti
Gamal Mubarak, sehingga keduanya berlomba-lomba memberikan layanan dan
kesetiaan kepada kaisar dan Washington,” kata Ayman Zawahiri
[pizaro/islampos]
Kenapa
AS Ingin Menjatuhkan Sekutunya Sendiri?
Pertama,
kepentingan ekonomi dan deideologi faksi-faksi Islam. Saat ditanya Associated
Press apakah langkah-langkah yang diambil Presiden Hosni Mubarak sudah benar,
Menlu AS Hillary Clinton menyatakan bahawa tidak penting saat ini siapa yang
berkuasa di Mesir. Menurut istri Bill Clinton ini, yang lebih penting diperlukan
saat ini adalah bagaimana tuntutan dan keperluan rakyat Mesir boleh dipenuhi
dan menuju satu tahapan lebih baik. “Jelas, tahapan yang diikuti saat ini belum
menciptakan masa depan yang demokratis, kesempatan ekonomi yang dituntut para
pemrotes,” ujarnya.
Kedua,
Amerika memang benci dengan kekuasaan yang terlalu gemuk walau ia tidak mampu
memungkiri bahawa diktatorisme memang tujuan dari segalanya. mengapa Amerika
sangat membenci pemerintahan yang korup? Tentu saja berbeza motif dengan apa
yang kita fahami. Amerika beranggapan Korupsi akan memperkuat kekuatan Islam di
akar rumput kerana efek kesenjangan sosial, dan ini menurut Robert Heffner,
peneliti Islam Amerika, akan membangkitkan semangat persaudaraan Islam yang
akan berorientasi pada jihad global. Kerana itu pemerintah yang korup harus
dijatuhkan khususnya di daerah strategis Timur Tengah kerana rencana
demokratisasi Timur Tengah adalah salah satu program yang dijanjikan
pemerintahan Obama saat berkampanye.
Tunisia
Menuju Negara Sekular?
“Kami
Akan Bekerja Untuk Membangun Masyarakat Sekular Pluralistik,” kata Abdul Hamid
Jalashi, Biro Eksekutif An Nahdhah
Pemimpin
an Nahdhah, Ghannouchi juga menyatakan jika an-Nahdhah berhasil memerintah
(berkuasa) di Tunisia, maka ia akan tetap mempertahankan Tunisia sebagai tujuan
wisata, tidak akan melarang alkohol atau wanita mengenakan bikini di
pantai. An Nahda juga berjanji berjanji untuk tidak menyentuh kode hukum
Tunisia yang menjadikan negara itu satu-satunya negara di dunia
Arab yang melarang poligami. Rasyid Ghannouchi, pada hari Jum’at (27/10) juga
mengatakan: “Gerakannya yang telah memenangkan pemilu tidak akan memaksakan
jilbab pada perempuan Tunisia. Sebab semua upaya-upaya negara Arab untuk
melakukannya terbukti gagal.”
“Model
bangsa Tunisia telah bekerja melalui gerakan reformasi sejak abad ke-19, dan
itu adalah model yang menyatukan Islam, moderniti dan demokrasi,” kata Rasyid
Gannouchi.
Delegasi
tingkat tinggi dari Jamaah Ikhwan tiba di Katedral yang dipimpin oleh Wakil
Mursyid ‘Aam Jamaah Ikhwanul Muslimin, Dr Mahmoud Ezzat, yang mewakili Mursyid
‘Aam Mohammad Badie, yang berhalangan hadir, dan sedang menikahkan puterinya
pada hari yang sama. Selain, Dr. Mahmoud Ezzat, ikut hadir termasuk Sekretaris
Jenderal Jamaah Ikhwanul Muslimin, Dr Mahmoud Hussein.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan