Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Selasa, 14 Ogos 2012

G 94 JANGAN MERASA PALING BENAR ATAU PALING SUCI

Jangan Merasa Paling Benar atau Paling Suci. ALLAH SUBHANAHU WA TAALA melarang kita begitu:

“…Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.”
(An Najm 32) 

Mengapa Iblis yang dulu begitu mulia dan rajin bertasbih dan beribadah kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA di syurga dengan para malaikat akhirnya diusir ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dari syurga dan dikutuk selama-lamanya? Kerana Iblis itu sombong:

ALLAH  berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telahKu ciptakan dengan kedua tanganKu. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?” Iblis berkata: “Aku lebih baik daripadanya, kerana Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.” ALLAH berfirman : “Maka keluarlah kamu dari syurga; sesungguhnya kamu adalah orang yang terkutuk. Sesungguhnya kutukkanKu tetap atasmu sampai hari pembalasan.”
(Shaad 75-78)

Iblis merasa paling baik dan menganggap Nabi Adam lebih rendah darinya.

Kita juga dilarang memecah-belah agama di mana kita bangga akan kelompok kita dan menghina yang lain :

“Iaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”
(Ar Ruum : 32)

Jangan sampai kita merasa paling benar, paling lurus sehingga menganggap Muslim lain sebagai sesat, kafir, musyrik, dan sebagainya. Jika sudah begitu, itu tidak benar:

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda yang bermaksud :

“Sesungguhnya yang paling aku kuatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al Qurân, sehingga ketika telah nampak kebagusannya terhadap al Qurân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al Qurân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik.” Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi ALLÂH, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?” Beliau menjawab, “Penuduhnya.”
(HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda yang bermaksud :

Sesungguhnya di antara umatku ada orang-orang yang membaca al Quran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad.
(Shahih Muslim No.1762)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda yang bermaksud :

“Akan keluar dari umatku beberapa kaum yang keras lagi kasar, lisan-lisan mereka fasih membaca al Quran, namun tidak sampai ke tenggorokan mereka.”
(HR. Ahmad dan lainnya)

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

Ada sebahagian kelompok yang begitu mudah mengkafirkan dan membunuh sesama Muslim. Padahal itu tidak boleh :

Ucapan salam di medan perang sudah cukup untuk mencegah seseorang untuk tidak dibunuh :

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi (berperang) di jalan ALLAH, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan “salam” kepadamu (atau mengucapkan Tahlil): “Kamu bukan seorang mukmin” (lalu kamu membunuhnya), dengan maksud mencari harta benda kehidupan di dunia, kerana di sisi ALLAH ada harta yang banyak. Begitu jugalah keadaan kamu dahulu (dulu juga kafir), lalu ALLAH menganugerahkan nikmatNya atas kamu, maka telitilah. Sesungguhnya ALLAH Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(An Nisaa’ 94)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda yang bermaksud :

Tiga perkara berasal dari iman: (1) Tidak mengkafirkan orang yang mengucapkan “Laailaaha illallah” kerana suatu dosa yang dilakukannya atau mengeluarkannya dari Islam kerana sesuatu perbuatan; (2) Jihad akan terus berlangsung semenjak ALLAH mengutusku sampai pada saat yang terakhir dari umat ini memerangi Dajjal tidak dapat diubah oleh kezaliman seorang zalim atau keadilan seorang yang adil; (3) Beriman kepada takdir-takdir.
(HR. Abu Daud)

RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASSALLAM bersabda yang bermaksud :

Jangan mengkafirkan orang yang solat kerana perbuatan dosanya meskipun (pada kenyataannya) mereka melakukan dosa besar. Solatlah di belakang tiap imam dan berjihadlah bersama tiap penguasa.
(HR. Ath-Thabrani)


Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/08/11/ciri-ciri-pengikut-dajjal/
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2009/07/16/bahaya-taqlid-membebek-dan-fanatisme-golongan-ashobiyyah/


Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2007/11/20/janganlah-sombong/




Tiada ulasan:

Catat Ulasan