Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Khamis, 16 Ogos 2012

G 113 Persahabatan yang mendapat pujian Allah SWT

Rakan bergaul dan lingkungan yang Islami, sungguh sangat mendukung seseorang menjadi lebih baik dan boleh terus istiqomah. Sebelumnya boleh jadi tidak berminat. Namun kerana melihat temannya tidak sering tidur pagi, iapun rajin. Sebelumnya menyentuh al Quranpun tidak. Namun kerana melihat temannya begitu rajin tilawah al Quran, iapun terikut-ikut atas kerajinan rakannya.

Perintah Agar Bergaul dengan Orang-Orang yang Soleh

Allah SWT menyatakan dalam al Quran bahawa salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para sahabat Nabi adalah keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka. Allah Taala berfirman,

وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ تُتْلَى عَلَيْكُمْ آَيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

Bagaimana mungkin (tidak mungkin) kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan RasulNyapun berada di tengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.
(Surah 3, Ali ‘Imran : ayat 101)

Allah swt juga memerintahkan agar selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Taala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar(jujur).”
(Surah 9, At Taubah : ayat 119)

Berteman dengan Pemilik Minyak Misk

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam’ mengajarkan kepada kita agar bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasihati kita.

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang soleh dan orang yang buruk adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau boleh membeli darinya atau minima dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minima engkau dapat baunya yang tidak enak.
(HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)

Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merosak agama mahupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”

Memandangnya Saja Sudah Membuat Hati Tenang

Para ulama pun memiliki nasihat agar kita selalu dekat dengan orang soleh.
Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,
نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ

Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.

Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang soleh, hati seseorang boleh kembali tegar. Oleh kerananya, jika orang-orang soleh dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, merekapun mendatangi orang-orang soleh lainnya.

‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.”

Jaafar bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’.”

Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasihat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasihat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.”

Lihatlah Siapa Teman Karibmu!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi  wa sallam bersabda,

الْمَرْءُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang akan mengikuti kebiasaan teman karibnya. Oleh kerananya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman karib kalian.
(HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahawa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ 3545).

Al Ghozali rahimahullah mengatakan,

“Bersahabat dan bergaul dengan orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah dunia. Kerana memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.”

Oleh kerana itu, pandai-pandailah memilih teman bergaul. Jauhilah teman bergaul yang buruk tingkahlakunya jika tidak mampu merubah mereka. Jangan terhanyut dengan pergaulan yang malas-malasan dan penuh keburukan. Banyak sekali yang menjadi baik kerana pengaruh lingkungan yang baik. Yang sebelumnya malas solat atau malas solat jamaah, akhirnya mulai rajin. Sebaliknya, banyak yang menjadi rosak pula kerana lingkungan yang buruk.

Semoga Allah swt mudahkan dan beri taufik untuk terus istiqomah dalam agama ini.

Disusun di Sakan 27, KSU, Riyadh, KSA, pada 26 Syawal 1431 H (4/10/2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal


Tiada ulasan:

Catat Ulasan