Rakan bergaul dan lingkungan yang
Islami, sungguh sangat mendukung seseorang menjadi lebih baik dan boleh terus
istiqomah. Sebelumnya boleh jadi tidak berminat. Namun kerana melihat temannya
tidak sering tidur pagi, iapun rajin. Sebelumnya menyentuh al Quranpun tidak.
Namun kerana melihat temannya begitu rajin tilawah al Quran, iapun terikut-ikut atas kerajinan rakannya.
Perintah Agar Bergaul dengan
Orang-Orang yang Soleh
Allah SWT menyatakan dalam al Quran bahawa
salah satu sebab utama yang membantu menguatkan iman para sahabat Nabi adalah
keberadaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka. Allah Taala berfirman,
وَكَيْفَ تَكْفُرُونَ وَأَنْتُمْ
تُتْلَى عَلَيْكُمْ آَيَاتُ اللَّهِ وَفِيكُمْ رَسُولُهُ وَمَنْ يَعْتَصِمْ
بِاللَّهِ فَقَدْ هُدِيَ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
“Bagaimana mungkin (tidak mungkin)
kalian menjadi kafir, sedangkan ayat-ayat Allah dibacakan kepada kalian, dan
RasulNyapun berada di tengah-tengah kalian? Dan barangsiapa yang berpegang
teguh kepada (agama) Allah maka sesungguhnya dia telah diberi petunjuk kepada
jalan yang lurus.”
(Surah 3, Ali ‘Imran : ayat 101)
Allah swt juga memerintahkan agar
selalu bersama dengan orang-orang yang baik. Allah Taala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا
اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang
benar(jujur).”
(Surah 9, At Taubah : ayat 119)
Berteman dengan Pemilik Minyak Misk
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam’ mengajarkan kepada kita agar
bersahabat dengan orang yang dapat memberikan kebaikan dan sering menasihati
kita.
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ
وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ ، وَكِيرِ الْحَدَّادِ ، لاَ يَعْدَمُكَ
مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ ، أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ ، وَكِيرُ
الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً
“Seseorang yang duduk (berteman) dengan
orang soleh dan orang yang buruk adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak
misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau
boleh membeli darinya atau minima dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai
besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minima engkau dapat baunya yang tidak enak.”
(HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan,
“Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merosak
agama mahupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul
dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”
Memandangnya Saja Sudah Membuat Hati
Tenang
Para ulama pun memiliki nasihat agar
kita selalu dekat dengan orang soleh.
Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,
نَظْرُ
المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ
“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin
yang lain akan mengilapkan hati.”
Maksud beliau adalah dengan hanya
memandang orang soleh, hati seseorang boleh kembali tegar. Oleh kerananya, jika
orang-orang soleh dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah,
merekapun mendatangi orang-orang soleh lainnya.
‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika
kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri
penuh kekurangan.”
Jaafar bin Sulaiman mengatakan, “Jika
hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’.”
Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami
(murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau
muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan
sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk
meminta nasihat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasihat
beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan
perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.”
Lihatlah Siapa Teman Karibmu!
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
الْمَرْءُ
عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ
“Seseorang akan mengikuti kebiasaan
teman karibnya. Oleh kerananya, perhatikanlah siapa yang akan menjadi teman
karib kalian.”
(HR. Abu Daud no. 4833, Tirmidzi no.
2378, Ahmad 2/344, dari Abu Hurairah. Syaikh Al Albani mengatakan bahawa hadits
ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ 3545).
Al Ghozali rahimahullah mengatakan,
“Bersahabat dan bergaul dengan
orang-orang yang pelit, akan mengakibatkan kita tertular pelitnya. Sedangkan
bersahabat dengan orang yang zuhud, membuat kita juga ikut zuhud dalam masalah
dunia. Kerana memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.”
Oleh kerana itu, pandai-pandailah memilih
teman bergaul. Jauhilah teman bergaul yang buruk tingkahlakunya jika tidak
mampu merubah mereka. Jangan terhanyut dengan pergaulan yang malas-malasan dan
penuh keburukan. Banyak sekali yang menjadi baik kerana pengaruh lingkungan
yang baik. Yang sebelumnya malas solat atau malas solat jamaah, akhirnya mulai
rajin. Sebaliknya, banyak yang menjadi rosak pula kerana lingkungan yang buruk.
Semoga Allah swt mudahkan dan beri taufik untuk terus
istiqomah dalam agama ini.
Disusun di Sakan 27, KSU, Riyadh, KSA, pada
26 Syawal 1431 H (4/10/2010)
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Tiada ulasan:
Catat Ulasan