Kisah Daripada
Seorang Teman....
Pulang Pejabat,
singgah dulu untuk beli titipan orang rumah, Kali ini dititipin Gado-gado.
Akhirnya ketemu
gerobak Gado-gado, kok ini gerobaknya kosong tidak ada orang yang jaga.
"Bu, ini
tukangnya mana Buu?" tanyaku ke tukang cucur di sebelahnya.
"Oh, lagi
solat asar Buu. Sudah dari tadi, sebentar lagi datang." jawabnya.
Sehubungan ini
pesenan orang rumah, terpaksalah menunggu agak lama, kalo untuk diri sendiri
sudah saya tinggal langsung.
Sedikit
terlintas dalam hati, betapa banyak potensi pembeli yang akan hilang, kalo
ditinggal lama begini.
Tak berapa lama
datanglah penjual gado-gafo tersebut,
"Beli
gadi-gado Buu satu." Ucapku.
Entah mengapa,
tiba-tiba berubah fikiran, "dua bungkus Buu."
Kemudian
datanglah beberapa orang yang antri ingin beli gado-gado juga. Entah dari mana
mereka, tadi saya menunggu sendiri tidak ada orang lain, tiba-tiba mereka
datang memesan gado-gado
Ma syaa Allah,
tidak sedikit pedagang yang rela meninggalkan solat demi menjaga dagangannya
yang belum tentu ada orang beli. Apalagi jika pelanggan sedang ramai Atau
mungkin pegawai-pegawai pejabat, rela menunda-nunda solat bahkan meninggalkan
solat hanya kerana alasan sibuk kerja, meeting dan lain sebagainya. Mereka (dan
juga kita) seakan lupa kalau ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA lah yang mengatur rezeki.
Penjual
gado-gado ini, dengan yakinnya meninggalkan jualannya untuk solat, seakan-akan
ia lari meninggalkan rezekinya, sekembalinya dari solat ternyata rezeki datang
bak lebah mengerumuni bunga. Bahkan ALLAH SUBHANAHU WA TAALApun
menggerakkan hati saya sendiri untuk membeli lebih dari yang seharusnya.
Sungguh benar
perkataanmu wahai Nabiku,
“Kalaulah
anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, nescaya
rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.”
Tiada ulasan:
Catat Ulasan