Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 29 Disember 2018

T 115 : BELAJAR DARI PENJUAL GADO-GADO


Kisah Daripada Seorang Teman....
Pulang Pejabat, singgah dulu untuk beli titipan orang rumah, Kali ini dititipin Gado-gado.
Akhirnya ketemu gerobak Gado-gado, kok ini gerobaknya kosong tidak ada orang yang jaga.
"Bu, ini tukangnya mana Buu?" tanyaku ke tukang cucur di sebelahnya.
"Oh, lagi solat asar Buu. Sudah dari tadi, sebentar lagi datang."  jawabnya.
Sehubungan ini pesenan orang rumah, terpaksalah menunggu agak lama, kalo untuk diri sendiri sudah saya tinggal langsung.
Sedikit terlintas dalam hati, betapa banyak potensi pembeli yang akan hilang, kalo ditinggal lama begini.
Tak berapa lama datanglah penjual gado-gafo tersebut,
"Beli gadi-gado Buu satu." Ucapku.
Entah mengapa, tiba-tiba berubah fikiran, "dua bungkus Buu."
Kemudian datanglah beberapa orang yang antri ingin beli gado-gado juga. Entah dari mana mereka, tadi saya menunggu sendiri tidak ada orang lain, tiba-tiba mereka datang memesan gado-gado
Ma syaa Allah, tidak sedikit pedagang yang rela meninggalkan solat demi menjaga dagangannya yang belum tentu ada orang beli. Apalagi jika pelanggan sedang ramai Atau mungkin pegawai-pegawai pejabat, rela menunda-nunda solat bahkan meninggalkan solat hanya kerana alasan sibuk kerja, meeting dan lain sebagainya. Mereka (dan juga kita) seakan lupa kalau ALLAH SUBHANAHU WA TAALA lah yang mengatur rezeki.
Penjual gado-gado ini, dengan yakinnya meninggalkan jualannya untuk solat, seakan-akan ia lari meninggalkan rezekinya, sekembalinya dari solat ternyata rezeki datang bak lebah mengerumuni bunga. Bahkan ALLAH SUBHANAHU WA TAALApun menggerakkan hati saya sendiri untuk membeli lebih dari yang seharusnya.
Sungguh benar perkataanmu wahai Nabiku,
“Kalaulah anak Adam lari dari rezekinya sebagaimana ia lari dari kematian, nescaya rezekinya akan mengejarnya sebagaimana kematian itu akan mengejarnya.”
(HR Ibnu Hibban)



Tiada ulasan:

Catat Ulasan