Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Selasa, 7 Ogos 2012

F 80 BERUSAHA BERSUNGGUH-SUNGGUH MELAKUKAN PERKARA YANG ALLAH SWT SUKAI

Saudara-saudaraku! Apabila engkau melihat orang lain tidak senang kepada hal-hal yang disukai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan membenci sesuatu yang bermanfaat buat mereka di akhirat, ingat, hati-hatilah kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Jadilah engkau bertentangan dengan mereka dan berjuang melawan jiwamu untuk menyenangi hal-hal yang disukai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Kadangkala ada suatu golongan yang mengaku senang dengan apa-apa yang disukai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, padahal sebenarnya mereka tidaklah demikian. Sebenarnya mereka tidak menyukai banyak hal yang disukai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan membenci banyak hal yang bermanfaat bagi mereka. Kerana itu, renungkanlah permasalahan kalian.

Bagaimanakah menurutmu tentang seorang terpelajar yang ditakdirkan oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA memiliki seorang teman yang juga berilmu dan suka memberi nasihat untuk menghalakannya menuju kecintaan kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, membantu mengemukakan aib dirinya serta tidak lupa pula mengarahkannya kepada tatacara mengubati dari seluruh aibnya tersebut. Seorang yang bodoh merasakan keberatan apabila diberitahu aib dirinya, atau apabila ada orang yang mengetahui keburukannya, sehingga ia merasa tersinggung terhadap orang yang suka membimbingnya, padahal ia tidak sedar bahawa dirinya telah membenci orang yang ditakdirkan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA untuk membimbingnya.

Berteman dengan seseorang pemberi nasihat yang ingin membimbing merupakan rahmat bagi seseorang. Oleh itu, kenapa harus merasa berat untuk menerimanya dan kenapa harus merasa ragu terhadap bimbingan yang diberikan. Demikian juga halnya apabila seseorang yang simpati kepadanya, itu juga merupakan rahmat daripada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA kepada hambaNya. Sehingga, ia akan menghindarkan dari fitnah kedudukan, iaitu perasaan memiliki status terhormat serta perasaan memiliki pengikut setia dari kalangan masyarakat. Maka penasihat itulah yang berperanan menyelamatkannya dari fitnah tersebut, dengan membuat dirinya menjadi tidak terkenal sehingga bila ia tidak ada, tidak ada seseorangpun yang mencarinya, sebaliknya bila dia ada, tidak ada seseorangpun yang mengenalinya. Hal demikian adalah lebih selamat bagi agamanya, dan merupakan salah satu di antara kurnia ALLAH SUBHANAHU WA TAALA kepadanya. Padahal orang yang terpedaya bersedih terhadap rendahnya nilai dirinya di kalangan masyarakat. Ia berduka kerana tidak terkenal dan merasa benci lantaran perhatian dan pilihan ALLAH SUBHANAHU WA TAALA untuk dirinya itu, padahal ia tidak mengetahui hal demikian.

Demikian juga seorang yang diperhatikan oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dengan dipalingkan darinya fitnah agar tidak melampaui batas dan tidak menjadi sibuk dengan dunianya dan lupa pada perkara-perkara akhirat. ALLAH SUBHANAHU WA TAALA Yang Maha Pengasih menjadikannya sedikit harta, lapang dada, selamat dalam agamanya, kurang bergaul, ringan tulangnya, sekejap tertahannya dan sedikit hisabnya, sedikit yang ditanyakan kepadanya, segera menyeberangi di atas titian shirath dan semua itu merupakan bentuk kasih sayang ALLAH SUBHANAHU WA TAALA kepadanya.

ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman:

“HambaKu berduka kerana Aku memalingkan dunia darinya, padahal yang demikian itu yang paling dekat kepadaKu dan sesuatu yang lebih Aku sukai. Hamba yang berduka lantaran dunia dipalingkan darinya seakan-akan ia tidak menyukai kecintaan ALLAH kepadanya sedang ia tidak merasakan, tetapi ia selalu merasa berduka dengan sedikit harta dan menganggap perbuatan ALLAH kepadanya sebagai pertanda buruk, padahal ia tidak memahami apa sebenarnya yang terjadi dengan dirinya.”
(Shahih At-Tirmidzi)

Orang seperti ini banyak jumlahnya, ia dicintai oleh ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dan dicintai oleh orang-orang yang mencintaiNya, sedangkan dirinya benci kepada semua itu. Semoga ALLAH SUBHANAHU WA TAALA melindungi kita semua dari perilaku sedemikian. Aamiin.

Rujukan :
Nasihat-Nasihat Sang Sufi
Oleh: Abu Abdillah Al-Harits Bin Asad Al Muhasibi ra.
Kitab Asal: An Nasha’ih
Keluaran: Pustaka Hidayah
Halaman: 164 mukasurat


Abu Abdillah Al-Harits Bin Asad Al Muhasibi ra dikenali sebagai seorang yang pakar dalam bidang hadis, fikih, ilmu kalam dan tasauf. Dalam bidang-bidang tersebut, ia telah menulis banyak karya yang keseluruhannya tidak kurang dari 200 kitab. Julukan “Al-Muhasibi” diberikan kepadanya kerana kuatnya dalam melakukan muhasabah, yakni pemerhatian yang besar pada kesempurnaan jiwa. Kitab ini mengandungi 41 nasihat bagi memperingatkan manusia agar menghindari perilaku yang menyebabkan rosaknya jiwa. Sebagai seorang yang berilmu, tidak lupa ia selalu menyertakan berbagai cara penyembuhannya demi mencapai kesempurnaan jiwa itu.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan