Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Jumaat, 10 Ogos 2012

F 147 LIMA PULUH SATU Fadhilat Berzikir Kepada Allah SWT

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Selawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Berikut adalah keutamaan-keutamaan zikir yang disarikan oleh Ibnu Qayyim Al Jauziyah dalam kitabnya Al Wabilush Shoyyib. Semoga boleh menjadi penyemangat bagi kita untuk menjaga lisan ini untuk terus berzikir, mengingat Allah swt daripada melakukan hal yang tiada guna.

(1) Mengusir syaitan.

(2) Mendatangkan redha Ar Rahman.

(3) Menghilangkan gelisah dan hati yang gundah gulana.

(4) Hati menjadi gembira dan lapang.

(5) Menguatkan hati dan badan.

(6) Menerangi hati dan wajah menjadi bersinar.

(7) Mendatangkan rezeki.

(8) Orang yang berzikir akan merasakan manisnya iman dan keceriaan.

(9) Mendatangkan cinta Ar Rahman yang merupakan ruh Islam.

(10) Mendekatkan diri pada Allah swt sehingga memasukkannya pada golongan orang yang berbuat ihsan yaitu beribadah kepada Allah swt seakan-akan melihatnya.

(11) Mendatangkan inabah, iaitu kembali pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin seseorang kembali pada Allah swt dengan banyak berzikir padaNya, maka hatinya pun akan kembali pada Allah swt dalam setiap keadaan.

(12) Seseorang akan semakin dekat  pada Allah swt sesuai dengan kadar zikirnya pada Allah ‘azza wa jalla. Semakin ia lalai dari zikir, iapun akan semakin jauh dariNya.

(13) Semakin bertambah makrifah (mengenal Allah). Semakin banyak zikir, semakin bertambah makrifah seseorang pada Allah swt.

(14) Mendatangkan rasa takut pada Rabb ‘azza wa jalla dan semakin menundukkan diri padaNya. Sedangkan orang yang lalai dari zikir, akan semakin terhalangi dari rasa takut pada Allah swt.

(15) Meraih apa yang Allah swt sebut dalam ayat,
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ

Ingatlah padaKu, maka Aku akan melihat kalian.”
(Surah 2, Al Baqarah :ayat 152).

Seandainya tidak ada keutamaan zikir selain yang disebutkan dalam ayat ini, maka sudahlah cukup keutamaan yang disebut.

(16) Hati akan semakin hidup. Ibnul Qayyim pernah mendengar gurunya, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata,

الذكر للقلب مثل الماء للسمك فكيف يكون حال السمك إذا فارق الماء ؟

Zikir pada hati semisal air yang diperlukan oleh ikan. Lihatlah apa yang terjadi jika ikan tersebut lepas dari air?”

(17) Hati dan ruh semakin kuat. Jika seseorang melupakan zikir maka kondisinya sebagaimana badan yang hilang kekuatan. Ibnul Qayyim rahimahullah menceritakan bahwa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah sesekali pernah solat Subuh dan beliau duduk berzikir pada Allah Taala sampai beranjak siang. Setelah itu beliau berpaling padaku dan berkata, ‘Ini adalah kebiasaanku di pagi hari. Jika aku tidak berzikir seperti ini, hilanglah kekuatanku’ atau perkataan beliau yang semisal ini.

(18) Zikir menjadikan hati semakin kilap yang sebelumnya berkarat. Karatnya hati adalah disebabkan kerana lalai dari zikir pada Allah swt. Sedangkan kilapnya hati adalah zikir, taubat dan istighfar.

(19) Menghapus dosa kerana zikir adalah kebaikan terbesar dan kebaikan akan menghapus segala keburukkan.

(20) Menghilangkan kerisauan. Kerisauan ini dapat dihilangkan dengan zikir pada Allah swt.

(21) Ketika seorang hamba rajin mengingat Allah swt, maka Allah swt akan mengingat dirinya di saat ia perlukan.

(22) Jika seseorang mengenal Allah swt dalam  keadaan lapang, Allah swt akan mengenalnya dalam keadaan sempit.

(23) Menyelamatkan seseorang dari azab api neraka.

(24) Zikir menyebabkan turunnya sakinah (ketenangan), naungan rahmat dan dikelilingi oleh malaikat.

(25) Zikir menyebabkan lisan semakin sibuk sehingga terhindar dari ghibah (menggunjing), namimah (adu domba), dusta, perbuatan keji dan batil.

(26) Majlis zikir adalah majlis para malaikat dan majlis orang yang lalai dari zikir adalah majlis syaitan.

(27) Orang yang berzikir begitu bahagia, begitu pula ia akan membahagiakan orang-orang di sekitarnya.

(28) Akan memberikan rasa aman bagi seorang hamba dari kerugian di hari kiamat.

(29) Kerana tangisan orang yang berzikir, maka Allah swt akan memberikan naungan ‘Arsy padanya di hari kiamat yang amat panas.

(30) Sibuknya seseorang pada  zikir adalah sebab Allah swt memberi untuknya lebih dari yang diberikan pada peminta-minta.

(31) Zikir adalah ibadah yang paling ringan, namun ibadah tersebut amat mulia.

(32) Zikir adalah tanaman syurga.

(33) Pemberian dan keutamaan yang diberikan pada orang yang berzikir, tidak diberikan pada amalan lainnya.

(34) Sentiasa berzikir pada Allah swt menyebabkan seseorang tidak mungkin melupakanNya. Orang yang melupakan Allah swt adalah sebab sengsara dirinya dalam kehidupannya dan di hari ia dikembalikan. Seseorang yang melupakan Allah swt menyebabkan ia melupakan dirinya dan maslahat untuk dirinya. Allah Taala berfirman,

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka Itulah orang-orang yang fasik.”
(Surah  Al Hasyr : ayat 19)

(35) Zikir adalah cahaya bagi pemiliknya di dunia, kubur, dan hari berbangkit.

(36) Zikir adalah ro’sul umuur (inti segala perkara). Siapa yang dibukakan baginya kemudahan zikir, maka ia akan memperoleh berbagai kebaikan. Siapa yang luput dari pintu ini, maka luputlah ia dari berbagai kebaikan.

(37) Zikir akan memperingatkan hati yang tertidur lelap. Hati boleh jadi sedar dengan zikir.

(38) Orang yang berzikir akan semakin dekat dengan Allah swt dan bersama denganNya. Kebersamaan di sini adalah dengan kebersamaan yang khusus, bukan hanya sekadar Allah swt itu bersama dalam erti mengetahui atau meliputi. Namun kebersamaan ini menjadikan lebih dekat, mendapatkan perwalian, cinta, pertolongan dan taufik Allah swt. Sebagaimana Allah Taala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ

Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.”
(Surah. An Nahl : ayat 128)
وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.”
(Surah 2,  Al Baqarah : ayat 249)
وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ

Dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
(Surah. Al ‘Ankabut : ayat 69)
لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

Janganlah kamu berduka cita, Sesungguhnya Allah beserta kita.”
(Surah. At Taubah ; ayat 40)

(39) Zikir itu dapat menyamai seseorang yang memerdekakan budak, menafkahkan harta, dan menunggang kuda di jalan Allah swt serta juga dapat menyamai seseorang yang berperang dengan pedang di jalan Allah swt.

Sebagaimana terdapat dalam hadits,

مَنْ قَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . فِى يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ

Barangsiapa yang mengucapkan ‘Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku, wa lahul hamdu, wa huwa ‘ala kulli syain qodiir dalam sehari sebanyak 100 kali, maka itu seperti memerdekakan 10 budak.

(40) Zikir adalah inti dari bersyukur. Tidaklah bersyukur pada Allah Taala orang yang enggan berzikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Mu’adz,

« يَا مُعَاذُ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ وَاللَّهِ إِنِّى لأُحِبُّكَ ». فَقَالَ « أُوصِيكَ يَا مُعَاذُ لاَ تَدَعَنَّ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ تَقُولُ اللَّهُمَّ أَعِنِّى عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ »

Wahai Mu’adz, demi Allah, sungguh aku mencintaimu. Demi Allah, aku mencintaimu.” Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku menasihatkan kepadamu wahai Mu’adz, janganlah engkau tinggalkan di setiap akhir solat bacaan ‘Allahumma a’inni ‘ala zikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik’ (Ya Allah tolonglah aku untuk berzikir dan bersyukur serta beribadah yang baik padaMu). 

Dalam hadits ini digabungkan antara zikir dan syukur. Begitu pula Allah Taala menggabungkan antara keduanya dalam firman Allah Taala,

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ

Kerana itu, ingatlah kamu kepadaKu nescaya Aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepadaKu dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)Ku.”
(Surah 2, . Al Baqarah : ayat 152)

Hal ini menunjukkan bahawa penggabungan zikir dan syukur merupakan jalan untuk meraih bahagia dan keberuntungan.

(41) Makhluk yang paling mulia adalah yang bertakwa yang lisannya selalu basah dengan zikir pada Allah swt. Orang seperti inilah yang menjalankan perintah dan menjauhi larangan Allah swt. Iapun menjadikan zikir sebagai syi’arnya.

(42) Hati itu ada yang keras dan meleburnya dengan berzikir pada Allah swt. Oleh kerana itu, siapa yang ingin hatinya yang keras itu sembuh, maka berzikirlah pada Allah swt.
Ada yang berkata kepada Al Hasan, “Wahai Abu Said, aku mengadukan padamu akan kerasnya hatiku.” Al Hasan berkata, “Lembutkanlah dengan zikir pada Allah.”
Kerana hati  ketika semakin lalai, maka semakin keras hati tersebut. Jika seseorang berzikir pada Allah swt, lelehlah kekerasan hati tersebut sebagaimana timah itu meleleh dengan api. Maka kerasnya hati akan meleleh semisal itu, iaitu dengan  zikir pada Allah ‘azza wa jalla.

(43) Zikir adalah ubat hati sedangkan lalai dari zikir adalah penyakit hati. Ubat hati yang sakit adalah dengan berzikir pada Allah swt.
Mak-huul, seorang tabi’in, berkata, “Zikir kepada Allah adalah ubat (bagi hati). Sedangkan sibuk membicarakan (‘aib) manusia, itu adalah penyakit.”

(44) Tidak ada sesuatu yang membuat seseorang mudah meraih nikmat Allah swt dan selamat dari murkaNya selain zikir pada Allah swt. Jadi zikir adalah sebab datangnya dan tertolaknya murka Allah swt. Allah Taala berfirman,

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ

Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu.”
(Surah. Ibrahim : ayat 7)

Zikir adalah inti syukur sebagaimana telah disinggung sebelumnya. Sedangkan syukur akan mendatangkan nikmat dan semakin bersyukur akan membuat nikmat semakin bertambah.

(45) Zikir menyebabkan datangnya selawat Allah swt dan malaikatnya bagi orang yang berzikir. Dan siapa saja yang mendapat selawat (pujian) Allah swt dan malaikat, sungguh ia telah mendapatkan keuntungan yang besar. Allah Taala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا (41) وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا (42) هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا (43)

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepadaNya di waktu pagi dan petang. Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikatNya (memohonkan ampunan untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang) dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
(Surah. Al Ahzab : ayat 41-43)

(46) Zikir kepada Allah swt adalah pertolongan besar agar seseorang mudah melakukan ketaatan. Kerana Allah swt lah yang menjadikan hamba mencintai amalan taat tersebut, Dialah yang memudahkannya dan menjadikan terasa nikmat melakukannya. Begitu pula Allah swt yang menjadikan amalan tersebut sebagai penyejuk mata, terasa nikmat dan ada rasa gembira. Orang yang rajin berzikir tidak akan mendapati kesulitan dan rasa berat ketika melakukan amalan taat tersebut, berbeza halnya dengan orang yang lalai dari zikir. Demikianlah banyak bukti yang menjadi saksi akan hal ini.

(47) Zikir pada Allah swt akan menjadikan kesulitan itu menjadi mudah, suatu yang terasa jadi beban berat akan menjadi ringan, kesulitanpun akan mendapatkan jalan keluar. Zikir pada Allah swt benar-benar mendatangkan kelapangan setelah sebelumnya tertimpa kesulitan.

(48) Zikir pada Allah swt akan menghilangkan rasa takut yang ada pada jiwa dan ketenangan akan selalu diraih. Sedangkan orang yang lalai dari zikir akan selalu merasa takut dan tidak pernah merasakan rasa aman.

(49) Zikir akan memberikan seseorang kekuatan sampai-sampai ia mampu melakukan hal yang menakjubkan. Itulah kerana disertai dengan zikir. Contohnya adalah Ibnu Taimiyah yang sangat menakjubkan dalam perkataan, tulisannya dan kekuatannya. Tulisan Ibnu Taimiyah yang ia susun sehari sama halnya dengan seseorang yang menulis dengan menyalin tulisan selama seminggu atau lebih. Begitu pula di medan peperangan, beliau terkenal sangat kuat. Inilah suatu hal yang menakjubkan dari orang yang rajin berzikir.

(50) Orang yang sentiasa berzikir ketika berada di jalan, di rumah, di laman yang hijau, ketika safar, atau di berbagai tempat, itu akan membuatnya mendapatkan banyak saksi di hari kiamat. Kerana tempat-tempat tadi, gunung dan tanah akan menjadi saksi bagi seseorang di hari kiamat. Kita dapat melihat hal ini pada firman Allah Taala,

إِذَا زُلْزِلَتِ الْأَرْضُ زِلْزَالَهَا (1) وَأَخْرَجَتِ الْأَرْضُ أَثْقَالَهَا (2) وَقَالَ الْإِنْسَانُ مَا لَهَا (3) يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ أَخْبَارَهَا (4) بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا (5)

Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat), dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya dan manusia bertanya: “Mengapa bumi (menjadi begini)?” pada hari itu bumi menceritakan beritanya, kerana sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya.
(Surah. Az Zalzalah : ayat 1-5)

(51) Jika seseorang menyibukkan diri dengan zikir, maka ia akan terlalaikan dari perkataan yang batil seperti ghibah (menggunjing), namimah (mengadu domba), perkataan sia-sia, memuji-muji manusia dan mencela manusia. Kerana lisan sama sekali tidak boleh diam. Lisan boleh jadi adalah lisan yang rajin berzikir dan boleh jadi adalah lisan yang lalai. Kondisi lisan adalah salah satu di antara dua kondisi tadi. Ingatlah bahawa jiwa jika tidak sibuk dengan kebenaran, maka pasti akan sibuk dengan hal yang sia-sia.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.

Riyadh-KSA, 14 Rabi’uts Tsani 1432 H (20/03/2011)

Tiada ulasan:

Catat Ulasan