Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Jumaat, 10 Ogos 2012

G 6 Sebab-sebab iman menjadi lemah

Sebab-sebab dari dalam diri kita sendiri (Internal) :

1. Kebodohan

Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi kerana ia tak tahu bahawa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya.

2. Ketidakpedulian, keengganan dan melupakan

Ketidakpedulian menyebabkan pemikiran seseorang diisi dengan hal-hal keduniaan yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat difikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (zikir) pada Allah swt.
Kengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah swt, maka ia termasuk orang yang menzalimi (melalaikan) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syaitan (Thaaha 20:124).

Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal soleh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat (zikir) kepada Allah swt.

3. Ketidakpatuhan dan melakukan perbuatan dosa

Awal dari perbuatan dosa adalah sikap ketidakpatuhan perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai yang dianggap dosa kecil. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar.

4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat

Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah swt menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Di saat salah satu melemah, maka yang lain menguat. sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. Seperti sabda Rasulullah,

“barangsiapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk”.

Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.

Sebab-sebab dari luar diri kita (External) :

1. Syaitan

Syaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah swt maka ia menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah swt, membujuknya melakukan dosa.

2. Pujukan dan rayuan dunia

Allah SWT berfirman :

“Ketahuilah, bahawa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keredhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”.
(QS, al-Hadiid 57:20).

Dalam situasi dimana tujuan dunia menguasai hati kita maka hanya tersisa sedikit porsi akhirat di hati kita, dan inilah awal dari menurunnya keimanan kita.

3. Pergaulan yang buruk

Rasulullah bersabda :

“Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya”
(HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).

Seorang teman yang soleh selalu memperhatikan perintah dan larangan Allah swt, kerananya ia selalu mengajak siapa saja orang di sekitarnya untuk menuju kepada kebaikan dan mengingatkan mereka bila mendekati kemungkaran.
teman yang baik adalah teman yang boleh mendekatkan diri kita dengan Allah swt
Berada di antara teman-teman yang soleh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab.Sebaliknya berada di antara orang-orang yang tidak soleh atau berperilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan solat.

CARA MENAIKKAN KADAR IMAN :

1. Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Quran dan Hadits

a. Perbanyaklah membaca Al-Quran dan renungkan maknanya

Ayat-ayat Al-Quran memiliki target yang luas dan spesifik sesuai keperluan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat Al-Quran mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah swt, di lain pihak Al-Quran mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seorang pencari ketenangan.

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.”
(QS, Shaad 38:29)

“Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.”
(QS, al-Israa’ 17:82)

b. Pelajarilah ilmu mengenai Asma’ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung.
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah swt.

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah swt di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah swt untuk boleh bertemu dengan-Nya (iaitu dengan memperbanyak amal ibadah).
Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang kerana tahu bahawa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.

c. Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.
Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah swt.

Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul Allah, bila tibanya hari akhirat?”. Rasulullah saw balik bertanya : “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si sahabat menjawab , “Wahai Rasulullah, aku telah solat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun di dalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah saw menjawab, “Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”.  
(HR Muslim)

Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahawa mencintai Rasulullah saw adalah salah satu jalan menuju syurga, dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW.

d. Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, di mana untuk makan dan ke WCpun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami -isteripun ada aturannya.

e. Mempelajari Kehidupan Orang-orang Soleh (generasi Shalafus Sholihin, para sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in)
Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini diibaratkan kadar keimanannya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud.

2. Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah swt yang ada di alam (ma’rifatullah)
Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.
Renungkan pula rahsia dan mukjizat Quran.

3. Berusaha keras melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlas
Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.


a. Amalan Hati

Dilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu menjaga kesucian hati. Ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan harap akan Allah swt. Jauhi sifat tamak, kikir, prasangka buruk dan sebagainya.

b. Amalan Lidah

Perbanyak membaca Al-Quran, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar, mengirim salam dan selawat kepada Rasulullah saw dan mengajak orang lain kepada kebaikan, melarang kemungkaran.

c. Amalan Anggota Tubuh

Dilakukan melalui kepatuhan dalam solat, pengorbanan untuk bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk solat berjamaah di masjid (khususnya bagi lelaki).
Menaikkan kadar iman bukanlah suatu pekerjaan mudah, kerana begitu banyak usaha (menuntut ilmu, amalan-amalan) yang harus kita lakukan disamping godaan (syaitan, duniawi) yang akan kita hadapi. Mari kita saling mengingati dan menyebarkan kebaikan serta berusaha sungguh-sungguh mengamalkannya. Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung di sisi Allah swt.

Rujukan :

http://www.lailahaillallah.com/


Tiada ulasan:

Catat Ulasan