Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Selasa, 7 Ogos 2012

F 96 DUA BELAS HALANGAN UNTUK MENUNTUT ILMU

oleh: taubatnasuha

Ilmu adalah cahaya yang dikurniakan Allah swt kepada manusia. Tidak diragukan lagi kedudukan orang yang berilmu disisi Allah swt adalah lebih tinggi beberapa darjat. Hanya orang-orang yang berilmu & berakal lah manusia dapat memahami kebesaran Allah swt melalui penciptaan alam semesta beserta segala isinya.
Demikian mulia kedudukan orang yang berilmu sehingga Rasulullah saw meriwayatkan dalam sebuah hadis :

“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu maka Allah mudahkan jalannya menuju syurga. Sesungguhnya malaikat akan membuka sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu kerana redha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air. Sesungguhnya keutamaan orang alim atas ahli ibadah seperti keutamaan bulan di atas seluruh bintang. Sesungguhnya para ulama itu pewaris para Nabi. Dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar, tidak juga dirham, Yang mereka wariskan hanyalah ilmu. Dan barangsiapa yangmengambil ilmu itu, maka sungguh, ia telah mendapatkan bahagian yang paling banyak”. (1)

Siapakah orang yang tidak mau didoakan oleh malaikat dan makhluk-makhluk Allah swt yang ada di bumi?? Sungguh hal tersebut adalah suatu kemuliaan yang besar.
Seperti kata pepatah “No pain, no gain” (tidak ada yang akan kita dapatkan tanpa pengorbanan), maka untuk mencapai kemuliaan yang bernama ilmu itu pasti ada cubaan yang harus kita hadapi..

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat menghalangi sampainya kemuliaan ilmu kepada seseorang:

1. Niat yang rosak

Niat adalah dasar dan rukun amal. Apabila niat itu rosak maka rosaklah seluruh amalannya. Sebagaimana sabda Rasulullah saw :

“Amal itu tergantug niatnya, dan seseorang akan mendapatkan apa yang diniatkan…” (2)

Imam Malik bin Dinar (wafat th.130 H) rahimahullah mengatakan,”Barangsiapa mencari ilmu bukan kerana Allah Ta’ala maka ilmu itu akan menolaknya hingga ia dicari hanya kerana Allah swt.”


2. Ingin Terkenal dan Ingin Tampil

Cuba kita ingat mungkin terkadang saat kita belajar terbersit di hati kita “Supaya jadi rangking 1 atau jadi juara umum dan dikenal orang? Ya, ingin terkenal dan ingin tampil adalah penyakit kronik. Tidak seorangpun yang boleh selamat darinya kecuali orang-orang yang dijaga oleh Allah Subhana Wa Ta’ala. Hal itu lebih dikenal dengan sebutan riak. Rasulullah saw sangat mengkhawatirkan adanya penyakit ini pada umatnya. Kerana seringkali penyakit itu halus hingga muncul tanpa kita sedari, hingga Rasulullah saw mengibaratkan bahawa penyakit riak itu seperti semut hitam, di batu hitam pada malam yang gelap. Bayangkan, hampir tak kelihatan kan? So, be careful…
Rasulullah bersabda,

“….sesuatu yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah kesyirikan dan syahwat tersembunyi.” (3)

Mahmud bin Ar-Rabi berkata : “syahwat yang tersembunyi maksudnya adalah seseorang ingin / senang apabila kebaikannya dipuji oleh orang lain. Hendaknya kita berhati-hati terhadap penyakit ini, kerana Allah swt memperingatkan dalam sebuah hadis yang disampaikan oleh Rasulullah Salallahu’alaihi Wassallam :

“Barangsiapa yang menyiarkan amalnya, maka Allah akan menyiarkan aibnya. Dan banrangsiapa yang beramal karena riak maka Allah swt akan membuka niatnya di hadapan manusia pada hari kiamat.” (4) Naudzubillahi mindzalik.

3. Lalai Menghadiri Majlis Ilmu

Jika kita tidak memanfaatkan majlis ilmu yang dibentuk dan pelajaran yang disampaikan, nescaya kita akan gigit jari sepenuh penyesalan. Kalau kebaikan yang ada di majlis ilmu hanya berupa ketenangan dan rahmat Allah swt yang meliputi mereka, maka dua alasan itu saja seharusnya sudah cukup sebagai pendorong untuk menghadirinya. Apalagi jika seseorang mengetahui bahawa orang yang menghadiri majlis ilmu –insyaAllah- mendapatkan dua keberuntungan, iaitu ilmu yang bermanfaat dan ganjaran pahala di akhirat.

4. Beralasan dengan banyaknya kesibukan

Alasan ini seringkali dijadikan syaitan sebagai alasan menjadi penghalang dalam menuntut ilmu. Cuba dihitung, Allah swt memberikan kita 24 jam, 8 jam untuk bekerja, 8 jam untuk istirihat, masih ada 8 jam lagi… apa yang selama ini telah kita lakukan untuk memanfaatkan sisa waktu itu???

5. Mensia-siakan kesempatan belajar di waktu lapang.

Allah Ta’ala berfirman :

“Dan beribadahlah kepada Rabb-mu hingga datangnya kematian.”
(QS.Al-Hijr : 99)

Kerana itu, mari kita semua para remaja, maupun orang tua, laki-laki maupun wanita, kita bertaubat pada Allah Ta’ala atas apa yang telah luput dan berlalu. Sekarang, kita mulai menuntut ilmu, menghadiri majlis ta’lim, belajar dengan benar dan sungguh-sungguh dan menggunakan kesempatan sebaik-baiknya sebelum ajal tiba.
Ketika ditanya pada Imam Ahmad, ”Sampai kapankah seseorang harus menuntut ilmu?” Beliau pun menjawab ”sampai meninggal dunia.”

6. Bosan dalam menuntut ilmu

Di antara penghalang menuntut ilmu adalah merasa bosan dan beralasan dengan berkonsentrasi mengikuti peristiwa yang sedang terjadi. Ilmu yang kita cari seharusnya mendorong kita untuk mengetahui keadaan kita sendiri. Kita tidak akan bisa mengatasi berbagai masalah dan musibah yang menimpa kecuali dengan meletakkannya pada timbangan syariat. Seorang penyair mengatakan:

“Syariat adalah timbangan semua permasalahan dan saksi atas akar masalah dan pokoknya” (5)

Bosan itu adalah penyakit. Tidaklah Allah swt menurunkan suatu penyakit melainkan ada ubatnya. Tidaklah musibah terjadi melainkan ada penyelesaiannya dalam Al-Quran dan Sunnah. Oleh kerana itu, kita harus melawan rasa bosan yang terkadang timbul saat kita belajar. Belajarlah sampai Anda mendapatkan nikmatnya ilmu.
7. Merasakan Diri Hebat

Maksudnya adalah merasa bangga apabila dipuji dan merasa senang apabila mendengar orang lain memujinya. Allah TA’ala berfirman :

“Maka janganlah kamu merasa dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa”.
(QS. An-Najm : 32)

8. Tidak Mengamalkan Ilmu

Tidak Mengamalkan Ilmu merupakan salah satu sebab hilangnya keberkahan ilmu. Allah Ta’ala benar-benar mencela orang yang melakukan ini dalam firmanNya :

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan hal yang tidak kamu perbuat. Amat besar kebencian Allah bahwa kamu mengatakan apa saja yang tidak kamu kerjakan”.
(QS.Ash-Shaff : 3)

9. Putus Asa dan Rendah Diri

Allah swt berfirman :

“Dan Allah mengeluarkankamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.”
(QS. An-Nahl : 78)

Putus Asa dan Rendah Diri adalah salah satu penghalang ilmu. Semua manusia diciptakan dalam keadaan sama yang tidak mengetahui sesuatupun. Jangan merasa rendah diri dengan lemahnya kemampuan menghafal, lambat membaca atau cepat lupa.

Selain itu menjauhi maksiat adalah sebab paling utama dalam menguatkan hafalan dan memperoleh ilmu.

10. Bertangguh

Yusuf bin Asbath rahimahullah mengatakan : ”Muhammad bin samurah pernah menulis surat kepadaku sebagai berikut : ” Wahai saudaraku janganlah sifat menunda-nunda menguasai jiwamu dan tertanam di hatimu kerana ia membuat lesu dan merosakkan hati. Ia memendekkan umur kita, sedangkan ajal segera tiba… Bangkitlah dari tidurmu dan sedarlah dari kelalaianmu! Ingatlah apa yang telah engkau kerjakan, engkau perlekehkan, engkau sia-siakan, engkau hasilkan dan apa yang telah engkau lakukan. Sungguh semua itu akan dicatat dan dihisab sehingga seolah-olah engkau terkejut dengannya dan engkau sedar dengan apa yang telah engkau lakukan, atau menyesali apa yang telah engkau sia-siakan.” (6)

11. Belajar kepada Ahlul Bid’ah

Seorang penuntut ilmu tidak boleh belajar pada ahlul bidaah kerana ahlul bid’ah merasa redha terhadap sesuatu yang menyelisisih agama Allah swt, seolah-olah ia mengatakan bahwa Allah Ta’ala belum menyempurnakan agama ini dan Rasulullah saw belum menyampaikan seluruh risalah.

*bidaah: sesuatu yang direka-reka

12. Tergesa-gesa ingin memetik buah ilmu.

Seorang penuntut ilmu tidak boleh tergesa-gesa dalam usahanya memperoleh ilmu, kerana belajar adalah proses seumur hidup. Terutama yang berkaitan dalam masalah agama tidak cukup dilakukan dalam waktu satu atau dua tahun belajar.

Imam Yahya bin Abi Katsir rahimahullah mengatakan,”Ilmu tidak boleh diperoleh dengan tubuh yang dimanjakan”
Imam Ibnu Madini rahimahullah mengatakan,”Dikatakan kepada Imam As-Sya’bi ’Dari mana Anda peroleh semua ilmu ini?’ Beliau menjawab,’Dengan tidak bergantung pada manusia, menjelajahi berbagai negeri, bersabar seperti sabarnya benda mati dan berpagi-pagi mencarinya seperti pagi-paginya burung gagak.”

Disarikan dari : Menuntut Ilmu Jalan Menuju Syurga, karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas (Pustaka At-Takwa : 1428 H)

Catatan Kaki:
1. Hadist Shahih, diriwayatkan oleh ahmad,abu Dawud,attirmidzi,Ibnu Majjah dan Ibnu Hibban[1]
2. hadist shahih riwayat Al-Bukhari [2]
3. hadist shahih riwayat Thabrani [3]
4. HR.Bukhari-shahih [4]
Ishlaahul Masaajid minal Bida’ wal Awaa’id hal.110, karya al-Allamah Muhammad bin Jamaluddin al-Qasimi rahimahullah [5]
6. dari Iqtida al-Ilmi al’amal [6]


Tiada ulasan:

Catat Ulasan