Apabila membaca
petikan ini… anggaplah kita benar-benar bersama RASULULLAH SAW seperti mana
Malaikat Jibril bertemu dengan RASULULLAH SAW dan duduk secara mushahadah.
Majlis Pertama.
Di antara hak-hak Rasulullah Al-Mustofa
Sesungguhnya ALLAH SWT telah
memberikan kemuliaan kepada kita dengan mengutuskan nabiNya dan
menganugerahkan kurniaan kepada kita dengan bersinarnya matahari risalahNya.
Firman ALLAH SWT :
لَقَدْ مَنَّ اللهُ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ إِذْ بَعَثَ فِيهِمْ
رَسُولاً مِّنْ أَنفُسِهِمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ ءَايَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ
وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا مِن قَبْلُ لَّفِي
ضَلاَلٍ مُّبِينٍ
"Sungguh ALLAH telah memberi kurnia kepada orang-orang yang
beriman ketika ALLAH mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan
mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat ALLAH, membersihkan
(jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan
sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam
kesesatan yang nyata."
(QS. :164)
Dan sesungguhnya RASULULLAH SAW mempunyai hak yang sangat banyak atas kita, yang harus kita tunaikan dan
menjaganya, berhati-hati dari mensia-siakan atau meremehkannya. Dan di antara
hak-hak tersebut adalah:
Pertama: beriman
kepadanya :
Sesungguhnya yang paling utama di antara hak-hak RASULULLAH SAW adalah beriman kepadanya dan membenarkan risalahnya. Barangsiapa yang tidak
beriman kepada RASULULLAH SAW dan sesungguhnya dia adalah penutup para nabi dan
rasul, maka dia adalah kafir, sekalipun ia beriman kepada para nabi yang telah
datang sebelumnya.
Al Quran sarat dengan ayat-ayat yang
menyuruh manusia untuk beriman kepada RASULULLAH SAW dan tidak ragu-ragu
terhadap risalahnya.
Di antaranya adalah firman ALLAH SWT :
فَئَامِنُوا بِاللهِ وَرَسُولِهِ وَالنُّورِ الَّذِي
أَنزَلْنَا
“Maka berimanlah kamu kepada ALLAH dan RasulNya dan kepada
cahaya (al Quran) yang telah Kami turunkan.”
(Surah at-Taghabun : ayat 8)
Dan ALLAH SWT berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ ءَامَنُوا بِاللهِ
وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang
yang beriman kepada ALLAH dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu.”
(Surah al-Hujurat : ayat 15)
Dan ALLAH SWT menjelaskan bahawa
kufur kepada ALLAH SWT dan RasulNya termasuk penyebab kebinasaan dan siksaan
yang pedih,
Maka ALLAH SWT berfirman:
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللهَ وَرَسُولَه وَمَن يُشَاقِقِ
اللهَ وَرَسُولَهُ فَإِنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“(Ketentuan) yang demikian itu adalah kerana sesungguhnya
mereka menentang ALLAH dan RasulNya, dan barangsiapa menentang ALLAH dan
RasulNya, maka sesungguhnya ALLAH amat keras siksaanNya."
(QS. al-Anfaal :13)
Dan NABI MUHAMMAD SAW bersabda:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ, لاَيَسْمَعُ بِي أَحَدٌ
مِنْ هذِهِ اْلأُمَّةِ, يَهُوْدِيٍّ وَلاَنَصْرَانِيٍّ, ثُمَّ يَمُوْتُ وَلَمْ
يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi (ALLAH SWT) yang jiwa Muhammad yang berada di tanganNya, tidak ada seorangpun yang mendengar (dakwah)ku dari umat ini, Yahudi atau Nasrani, kemudian ia meninggal dunia dan tidak beriman kepada risalah yang aku diutus dengannya, melainkan ia termasuk penghuni neraka.”
(HR. Muslim).
Kedua:
mengikutinya (mutaba’ah):
Mengikuti NABI MUHAMMAD SAW adalah bukti sebenarnya atas
keimanan kepadanya. Maka barangsiapa yang mengaku beriman kepada NABI MUHAMMAD SAW,
kemudian ia tidak melaksanakan perintahnya dan tidak berhenti melakukan
perbuatan haram yang dilarang oleh NABI MUHAMMAD SAW, serta tidak melaksanakan sunnahnya,
maka ia adalah pembohong dalam pengakuan beriman. Sesungguhnya iman adalah yang tertanam di dalam jiwa dan
dibenarkan oleh amal perbuatan.
ALLAH SWT telah menjelaskan bahawa
rahmatNya tidak mencapai kecuali kepada orang-orang yang mengikuti dan tunduk.
Firman ALLAH SWT :
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَىْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ
يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِئَايَاتِنَا يُؤْمِنُونَ .
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ اْلأُمِّيَّ
“Dan rahmatKu meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku
tetapkan rahmatKu untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan
orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami."*(iaitu) orang-orang yang
mengikut Rasul, Nabi yang ummi…”
(Surah al A’raf: ayat 156-157)
Demikian pula ALLAH SWT memberikan
ancaman kepada orang-orang yang berpaling dari petunjuk NABI MUHAMMAD SAW, yang
menyalahi perintahnya, dengan siksaan yang teramat pedih, ALLAH SWT berfirman:
فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَن
تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintahNya
takut akan ditimpa cubaan atau ditimpa azab yang pedih."
(Surah an-Nuur : ayat 63)
Dan ALLAH SWT memerintahkan untuk
berserah terhadap keputusan NABI MUHAMMAD SAW dan berlapang dada terhadap
hukumnya, ALLAH SWT berfirman:
فَلاَ وَرَبِّكَ
لاَيُؤْمِنُونَ حَتَّى يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لاَ يَجِدُواْ
فِي أَنفُسِهِمْ حَرَجًا مِّمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman
hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan,
kemudian mereka tidak merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang
kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.”
(Surah an-Nisaa : ayat 65)
Ketiga:
mencintainya :
Di antara hak NABI MUHAMMAD SAW terhadap umatnya: mencintainya sepenuh hati, paling sempurna dan paling
besar. NABI MUHAMMAD SAW bersabda:
لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى أَكُوْنَ أَحَبَّ إِلَيْهِ
مِنْ وَلَدِهِ وَوَالِدِهِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِيْنَ
“Tidak sempurna iman seseorang di antara kamu sehingga aku
lebih dicintainya daripada anaknya dan orang tuanya, serta semua manusia.”
(Muttafaqun ‘alaih).
Maka manusia manapun yang tidak
mencintai NABI MUHAMMAD SAW maka ia tidak beriman, sekalipun dia termasuk dalam
nama kaum muslim dan hidup di tengah-tengah mereka. Dan cinta terbesar adalah seorang
mukmin mencintai NABI MUHAMMAD SAW melebihi cintanya terhadap dirinya sendiri. Umar
bin al-Khaththab ra berkata kepada NABI MUHAMMAD SAW: Ya Rasulullah, sungguh
engkau lebih kucintai dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.’ NABI MUHAMMAD SAW bersabda: ‘Tidak, demi Allah yang diriku berada di tanganNya sehingga aku
lebih dicintai daripada dirimu sendiri.’ Umar ra berkata, ‘Maka
sesungguhnya sekarang –demi Allah- sungguh engkau kucintai daripada diriku
sendiri.’ Maka NABI MUHAMMAD SAW bersabda: ‘Sekarang, wahai Umar.’
(HR. al-Bukhari).
Keempat :
Membantunya :
Ini adalah haknya yang paling kuat, saat hidup dan mati.
Adapun di saat hidupnya NABI MUHAMMAD SAW, para sahabat NABI MUHAMMAD SAW telah melaksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Adapun sesudah wafatnya NABI MUHAMMAD SAW, maka membela
sunnahnya apabila ditikam oleh orang-orang yang menikam, penyimpangan
orang-orang bodoh, dan pengakuan orang-orang yang batil.
Demikian pula membela peribadinya
yang mulia, apabila seseorang berbuat jahat, atau mengolok-olok, atau
menjulukinya dengan julukan yang tidak pantas dengan kedudukannya yang mulia.
Di masa sekarang, sudah banyak
sekali propaganda distorsi (pemutarbalikan) yang mereka gunakan untuk menyerang NABI MUHAMMAD SAW umat Islam, dan semua umat harus bergerak membela nabinya dengan
segala sarana kekuatan dan alat tekanan yang dimiliki, sehingga mereka berhenti
dari kebohongan dan fitnah yang mereka lakukan.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan