Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Jumaat, 31 Ogos 2012

H 73 Mencari Pertemuan Dengan Rasulullah Yang Mulia 34

Majlis ke Tiga Puluh Empat

Tipu Daya kaum Yahudi dan Sikap Nabi saw Terhadap Mereka

Telah kami sebutkan bahawa Nabi saw melakukan perdamaian dengan kaum Yahudi yang ada di Madinah dan mengikat perjanjian bersama mereka agar sama-sama tidak mengganggu, namun mereka terlalu cepat melanggar perjanjian tersebut, mereka mulai melemparkan perjanjian yang mereka sudah terkenal dengannya, dan merajut tipu daya dan konspirasi.

Di antara tipu daya kaum Yahudi Bani Qainuqa’, mereka mengambil kesempatan sibuknya Nabi saw bersama kaum muslimin dalam perang Badar. Salah seorang dari mereka melakukan pelecehan seksual kepada seorang wanita muslimah dan membuka tubuhnya di hadapan orang banyak di pasar. Maka wanita itu berteriak, lalu bangkitlah seorang lelaki dari kaum muslimin dan membunuh orang Yahudi tersebut. Maka orang-orang Yahudi mengeroyoknya lalu membunuhnya. Dan Nabi saw kembali dari Badar dan memanggil kaum Yahudi untuk menanyakan kepada mereka tentang persoalan yang telah terjadi di antara bala dan kejahatan. Maka menjawabnya dengan kasar, bahkan mengirim kertas perjanjian dan siap berperang. Maka Nabi saw mengepung mereka, maka tatkala mereka merasa tidak mampu berperang melawan kaum muslimin, mereka meminta Nabi saw agar melepaskan mereka dengan imbalan semua harta untuknya dan keturunan dan wanita untuk mereka. Maka nabi saw menerima tawaran mereka dan mengusir mereka dari kota Madinah, dan kaum muslimin mengambil senjata dan barang yang banyak dari benteng mereka.

Adapun Yahudi Bani Nadhir, mereka melanggar janji dan berusaha membunuh Nabi saw. Pada tahun ke empat Hijriyah, Nabi saw datang kepada Bani Nadhir, meminta tolong kepada mereka dalam membayar diyat. Ternyata mereka duduk di belakang dinding dan berkonspirasi untuk membunuhnya, Amr bin Jahhasy bertugas untuk melemparkan raha (kincir tangan) kepada Nabi saw.
Datanglah kepada Rasulullah saw berita dari langit, lalu beliau berdiri dan keluar pulang ke Madinah.

Kemudian Nabi saw menghukum mereka dengan mengusir mereka dari Madinah ke Khaibar, merekapun keluar dan mengangkut harta benda mereka yang dibawa enam ratus (600) ekor unta, maka mereka menghancurkan rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan keluar menuju Khaibar.
Adapun Yahudi bani Quraizhah, sudah diceritakan bahawa mereka telah melanggar janji, dan bersekutu bersama kaum musyrikin dan tentara sekutu untuk memerangi Rasulullah saw dalam perang Khandaq. Maka tatkala Allah swt menghinakan tentera Ahzab, menceraiberaikan kelompok mereka dan mereka pulang, Nabi saw keluar bersama tiga ribu (3.000) tentera untuk menghukum bani Quraizhah, lalu mengepung dan menyempitkan jalan mereka. Maka mereka meminta kepada Nabi saw untuk tunduk di atas keputusan Sa’ad bin Mu’adz ra. Maka dia memutuskan bahawa lelaki yang mampu berperang dibunuh, wanita dan anak-anak ditawan dan harta mereka dibagi. Lalu dipenggallah leher semua lelaki dan sebahagian dari mereka mendapat pengecualian dari hukum ini.


Inilah hukum yang dipilih oleh kaum Yahudi, kerana mereka meminta agar Sa’ad bin Mu’adz ra yang memberikan keputusan kepada mereka, kerana mengira bahawa dia akan memihak kepada mereka, kerana hubungan mereka bersama suku Aus. Demikianlah, sungguh kaum Yahudi telah menghukum para tawanan mereka melebihi hal itu. Disebutkan dalam Taurat, dalam safar adad, ishlah (31/6-35) berikut ini: Bani Israil menawan para wanita dan anak-anak Madyan, merampas semua binatang, ternak dan harta benda milik mereka, membakar semua kota, tempat tinggal, dan semua benteng mereka dengan api. Musa as murka kepada mereka dan berkata: ‘Apakah kaum membiarkan semua wanita hidup? Maka sekarang, musnahkanlah setiap anak kecil lelaki dan setiap wanita yang sudah pernah tidur bersama laki-laki, bunuhlah dia, akan tetapi semua anak perempuan yang belum pernah tidur dengan lelaki, biarkanlah dia tetap hidup bersama kamu.’ Kita berlindung kepada Allah swt, bahwa Musa as memutuskan  dengan pembantaian massal seperti ini. Akan tetapi seperti inilah mereka mengubah Taurat dan keputusan mereka terhadap para tawanan mereka. 






















Tiada ulasan:

Catat Ulasan