Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Sabtu, 1 September 2012

H 80 Mencari Pertemuan Dengan Rasulullah Yang Mulia 41

Majlis ke Empat Puluh Satu

Kasih Sayang Nabi (4)
Kasih sayang Nabi saw kepada pelayan dan budak:

Sungguh  pembantu dan budak sebelum masa Islam tidak mempunyai hak dan kemuliaan. Maka tatkala Allah swt memuliakan dunia dengan risalah Islam, Nabi saw mengangkat kezaliman dari mereka, dan menentapkan hak-hak bagi mereka dan mengancam orang yang menganiaya mereka, atau merendahkan mereka, atau mengutuk mereka dengan ancaman siksa yang pedih.

Dari Ma’rur bin Suwaid, ia berkata,
‘Aku melihat Abu Dzarr ra dan atasnya adalah pakaian dan atas budaknya pakaian yang serupa, maksudnya ia memakai seperti yang dipakai budaknya. Ia berkata,
‘Aku bertanya kepadanya tentang hal itu, maka ia menyebutkan bahawa ia pernah mencela seorang lelaki di masa Rasulullah saw, maka mencelanya dengan ibunya. Lelaki itu ember kepada Nabi saw, lalu menyebutkan hal itu kepadanya. Maka Nabi saw bersabda:

إِنَّكَ امْرُؤٌ فِيكَ جَاهِلِيَّةٌ؛ إخْوَانُكُمْ خَوَلُكُمْ, جَعَلَهُمُ اللهُ تَحْتَ أَيْدِيكُمْ, فَمَنْ كَانَ أَخُوهُ تَحْتَ يَدَيْهِ، فَلْيُطْعِمْهُ مِمَّا يَأْكُل, وَلْيُلْبِسْه مِمَّا يَلْبَس, وَلَا تُكلِّفُوهمْ مَا يَغْلِبُهُمْ, فَإِنْ كَلَّفْتُمُوهُمْ، فَأَعِينُوهُمْ عَلَيْهِ” [متفقٌ عليهِ]

Sesungguhnya padamu ada sifat jahiliyah, saudara-saudaramu adalah budak-budakmu. Allah menjadikan mereka di bawah kakimu. Maka barangsiapa yang saudaranya berada di bawah kedua kakinya, maka hendaklah ia ember makan kepadanya apa yang dia makan, ember pakaian dari apa yang dia pakai, dan janganlah ember tugas di luar kemampuannya, maka jika kamu menugaskan mereka maka tolonglah mereka atasnya.”
(Muttafaqun ‘alaih).

Perhatikanlah, bagaimana Nabi saw menempatkan pembantu seperti saudara, supaya menetap di hati seorang muslim bahawa apabila ia menganiaya pembantu ini atau berbuat jahat kepadanya, atau memakan hartanya, sesungguhnya ia seperti orang yang melakukan hal itu terhadap saudaranya. Kemudian Nabi saw menyuruh bersungguh-sungguh berbuat baik dan kasih ember kepada mereka, memuliakan, ember makan dan pakaian kepada mereka dari jenis yang dia pakai dan dia makan. Kerana ember itulah Abu Dzarr ra ember pakaian kepada pembantunya dari jenis yang dia pakai. Dalam hadits ini pula Nabi saw melarang menugaskan pembantu dengan tugas yang dia tidak mampu melakukannya. Ini meliputi memberikan keringanan terhadap mereka dan memberikan kepada mereka waktu istirehat yang cukup untuk mereka.

Dari Abu Mas’ud an-Anshar ra, ia berkata,
‘Aku pernah memukul budakku dengan cambuk, lalu aku mendengar suara dari belakangku,
‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud.’ Maka aku tidak memahami suara itu kerana marah. Ia berkata,
‘Maka tatkala dia sudah dekat dariku, ternyata dia adalah Rasulullah saw. Ternyata beliau saw bersabda,
‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud.’ Ia berkata,
‘Maka aku melemparkan cambuk dari tanganku.’ Beliau saw bersabda,
Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud,  sesungguhnya Allah lebih mampu terhadapmu darimu atas budak ini. Aku berkata,
‘Aku tidak pernah memukul budak lagi untuk selamanya.”
Dan dalam satu riwayat: aku berkata,
‘Wahai Rasulullah, Dia merdeka kerana Allah. Rasulullah saw bersabda: 
‘Adapun jika engkau tidak melakukannya, nescaya api neraka akan menyentuhmu.
(HR. Muslim).

Nabi saw bersabda:
مَنْ لَطَمَ مَمْلُوكًا لَهُ أَوْ ضَرَبَهُ، فَكَفَّارَتُهُ أَنْ يَعْتِقَهُ” [رواه أبو داود وصححه الألبانيُّ].

Barangsiapa yang menempeleng atau memukul budaknya, maka penebusnya adalah memerdekakannya.’
(HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).

Nabi saw adalah orang yang membebaskan orang-orang yang lemah, memerdekakan budak, bersifat adil terhadap pembantu, berdiri di barisan orang yang terluka hatinya, maka tertambal luka mereka, dan menyegarkan hati dan sanubari mereka.
Dari Mu’awiyah bin Suwaid bin Muqrib, ia berkata,
‘Aku pernah menempeleng budak kami, maka bapakku memanggil dia dan aku seraya berkata,
‘Lakukan qishash darinya, maka sesungguhnya kami –wahai sekalian bani Muqrin- kami berjumlah tujuh orang di masa Nabi saw, dan kami hanya mempunyai seorang pembantu. Maka seseorang dari kami menempelengnya. Maka Rasulullah saw bersabda,
Merdekakanlah dia.’ Mereka berkata,
‘Kami tidak mempunyai pembantu selain dia.’ Nabi saw bersabda,
‘Maka hendaklah ia melayani mereka sampai mereka merasa cukup, apabila mereka sudah merasa cukup, maka hendaklah mereka memerdekakannya.”
(HR. Muslim).

Inilah dia Muhammad saw, dan inilah pendiriannya bersama pelayan dan budak. Di manakah orang-orang yang menyerukan kebebasan manusia dari pendirian ini?
Perhatikanlah contoh sikap dalam perilaku Nabi saw terhadap pembantu. Sungguh Anas bin Malik ra berkata,
‘Aku melayani Rasulullah saw selama sepuluh tahun, demi Allah, dia tidak pernah mengatakan cih, tidak pernah mengatakan sesuatu yang kulakukan: kenapa engkau melakukannya? dan tidak pernah mengatakan sesuatu yang tidak kulakukan: kenapa engkau tidak melakukan seperti ini?
(muttafaqun alaih).

Dan dalam riwayat Muslim: ‘Dan dia tidak mencela sesuatu atasku.’
(HR. Muslim).

Dan Rasulullah saw berkata kepada pembantu:
‘Apakah engkau memerlukan sesuatu?’
(HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).

Dari Anas bin Malik ra, ia berkata, ‘Sesungguhnya seorang budak perempuan mengambil tangan Rasulullah saw, maka dia tidak menarik tangannya  dari tangannya ia sehingga ia pergi dengannya di tempat yang dia kehendaki dari kota Madinah untuk menunaikan hajatnya.

(HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani).



Tiada ulasan:

Catat Ulasan