Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Khamis, 30 Ogos 2012

H 52 Mencari Pertemuan Dengan Rasulullah Yang Mulia 13

Majlis ke Tiga Belas

Perkawinannya 

Rasulullah saw  menikah dengan Khadijah radhiyallahu ‘anha saat berusia 25 tahun, dan Khadijah berusia 40 tahun. Beliau keluar ke Syam untuk berrdagang barang-barang milik Khadijah disertai budaknya yang bernama Maisarah. Akhlak Rasulullah berupa sifat jujur dan amanah membuat kagum Maisarah. Maka tatkala pulang (ke Mekah), ia mengabarkan kepada majikannya (Khadijah) radhiyallahu ‘anha tentang apa yang telah dilihatnya, sehingga dia ingin menikah dengannya, maka beliau saw menikahinya.

Khadijah radhiyallahu ‘anha wafat tiga tahun sebelum hijrah dan Nabi saw berkumpul dengannya selama 25 tahun dan beliau tidak menikah dengan yang lainnya sampai dia radhiyallahu ‘anha wafat. Saat itu dia berusia 65 tahun dan usia Nabi saw sekitar 50 tahun. Kemudian  beliau saw  menikah dengan beberapa wanita kerana beberapa hikmah yang banyak dan tujuan yang besar. Dan ini menjawab semua tuduhan yang diberikan sebagian orentalis dan selain mereka dari kalangan orang-orang yang ingkar dan dusta bahwa Nabi saw adalah seorang laki-laki pengumbar hawa nafsu  yang hanya mencari kesenangan. Bagaimana mungkin beliau seorang laki-laki seperti itu, kerana beliau saw telah hidup bersama satu orang isteri yang usianya lebih tua lima belas tahun- selama 25 tahun tetapi beliau tidak pernah menikah dengan wanita lain sampai ia meninggal, dan hingga telah hilang darinya usia muda dan kekuatan syahwat. Maka apakah nafsu syahwatnya sudah padam sepanjang umur yang lama ini, kemudian mencuat seketika setelah Nabi saw mencapai usia 50 tahun? Ucapan ini tidak boleh diterima akal sihat.

Ucapan ini sendiri banyak ditertawakan oleh para ilmuwan dan pemikir Barat sendiri. Seorang peneliti berkebangsaan Itali yang bernama DR. Loura Fiya Faghliri berkata,  “Sesungguhnya Muhammad  di sepanjang usia mudanya yang memiliki kemampuan seksual lebih kuat, ditambah lagi ia hidup dalam masyarakat arab –sebelum Islam- yang memandang pernikahan bagaikan satu lembaga sosial yang hilang atau hampir sirna. Poligami menjadi suatu dasar dan perceraian merupakan perkara yang sangat mudah, namun ia tidak pernah menikah kecuali hanya dengan seorang wanita, iaitu Khadijah yang usianya jauh di atas usia beliau. Dan sepanjang 25 tahun itu ia menjadi suami yang tulus dan sangat mencintai Khadijah, ia tidak pernah menikah yang kedua kali atau lebih dari sekali, kecuali setelah Khadijah wafat, iaitu setelah ia melewati usia 50 tahun.

Sesunguhnya pernikahan dengan setiap isterinya ini disebabkan hal sosial atau politik, beliau bertujuan untuk memuliakan wanita-wanita yang bersifat takwa, atau menumbuhkan hubungan nasab bersama sebahagian bangsa dan suku yang lain, kerana mengharapkan membuka jalan baru untuk menyebarkan Islam.

Terkecuali ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Muhammad saw menikahi semua wanita yang bukan perawan dan tidak muda, apakah semua itu berdasarkan hawa nafsu?

Sungguh beliau adalah seorang lelaki, bukan tuhan, mungkin ada keinginan untuk mendapatkan anak yang mendorongnya menikah lagi, kerana semua puteranya yang terlahir dari Khadijah radhiyallahu ‘anha telah meninggal dunia.

Tanpa adanya sumber pemasukan yang banyak, beliau mengambil di pundaknya beban yang besar, akan tetapi beliau selalu melakukan jalan keadilan terhadap mereka semua, dan tidak pernah membuat perbezaan di antara isteri-isterinya.

Beliau saw mengikuti sunnah para nabi sebelumnya, seperti Musa as dan yang lainnya, yang nampaknya tidak ada seorangpun yang mengkritik terhadap perkawinannya yang banyak (berpoligami). Apakah hal itu disebabkan tidak tahunya kita tentang riwayat kehidupan mereka secara terperinci di satu sisi, sedangkan di sisi lain kita mengetahui segala tentang kehidupan Muhammad saw dalam berkeluarga.

Isteri-isteri beliau:


Rasulullah saw menikahi Saudah Raudhah radhiyallahu ‘anha setelah Khadijah radhiyallahu ‘anha wafat. Kemudian beliau menikahi ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha puteri Abu Bakar ash-Shiddiq, dan beliau tidak pernah menikahi wanita perawan selain dia. Kemudian beliau menikahi Hafshah binti Umar radhiyallahu ‘anhuma. Kemudian menikahi Zainab binti Khuzaimah bin al-Harits radhiyallahu ‘anha dan menikahi Ummu Salamah radhiyalahu ‘anha yang memiliki nama asli Hindun binti Umayyah. Dan beliau menikahi Zainab binti Jahsy radhiyallahu ‘anha dan menikahi Juwairiyah binti al-Harits dan Ummu Habibah radhiyallahu ‘anhuma. Dan setelah perang Khaibar, beliau menikahi Shafiyah binti Huyay radhiyallahu ‘anha. Kemudian Maimunah binti al-Haritsradhiyallahu ‘anha, dan ia adalah wanita terakhir yang dinikahi oleh Rasulullah saw.




Tiada ulasan:

Catat Ulasan