Majlis kelapan
Perjanjian dan berita
gembira para Nabi dengan kedatangan Nabi Muhammad saw.
Firman ALLAH SWT :
وَإِذْ أَخَذَ اللهُ مِيثَاقَ النَّبِيِّينَ لَمَآءَاتَيْتُكُم
مِّن كِتَابٍ وَحِكْمَةٍ ثُمَّ جَآءَكُمْ رَسُولُُ مُّصَدِّقُُ لِّمَا مَعَكُمْ
لَتُؤْمِنُنَّ بِهِ وَلَتَنصُرُنَّهُ قَالَ ءَأَقْرَرْتُمْ وَأَخَذْتُمْ عَلَى
ذَلِكُمْ إِصْرِي قَالُوا أَقْرَرْنَا قَالَ فَاشْهَدُوا وَأَنَا مَعَكُم مِّنَ
الشَّاهِدِينَ . فَمَن تَوَلَّى بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلاَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
“Dan (ingatlah), ketika ALLAH mengambil perjanjian dari para
nabi:”Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah,
kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, nescaya
kamu akan bersungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.” ALLAH berfirman :”Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjianKu terhadap yang
demikian itu” Mereka menjawab:”Kami mengakui.” ALLAH berfirman: "Kalau begitu
saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.” *
Barangsiapa yang berpaling sesudah itu, maka mereka itulah orang-orang yang
fasik.
(QS. Ali Imrah 81-82)
Ali bin Abu Thalib ra dan anak
pamannya Abdullah bin al-Abbas berkata, ‘Allah swt tidak mengutus salah seorang
nabi kecuali diambil sebuah perjanjian kepadanya, jika Allah swt mengutus
Muhammad, sedangkan dia masih hidup, sungguh dia akan beriman kepadanya dan
membelanya. Dan Dia menyuruhnya agar mengambil perjanjian kepada umatnya:
sungguh jika Muhammad dibangkitkan (diangkat menjadi nabi), sedangkan mereka
masih hidup, nescaya mereka beriman kepadanya dan membantunya.”[3] Dan diriwayatkan dari as-Suddy riwayat yang serupa.
Dan ALLAH SWT berfirman menceritakan
tentang ucapan Nabi Ibrahim as:
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِّنْهُمْ يَتْلُوا
عَلَيْهِمْ ءَايَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ
إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Ya Rabb kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari
kalangan, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan
kepada mereka Al-Kitab (al-Quran) dan hikmah serta mensucikan mereka.
Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(QS. al-Baqarah:129)
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
‘ALLAH SWT berfirman menceritakan tentang kesempurnaan dakwah/doa Nabi Ibrahim as
untuk penduduk tanah haram (Mekah al-Mukarramah) supaya ALLAH SWT mengutus
kepada seorang mereka seorang rasul dari kalangan mereka, maksudnya dari
keturunan Ibrahim as. Dan sungguhnya doa ini terkabulkan sesuai ketentuan
(taqdir) ALLAH SWT yang telah terdahulu (di Lauhul Mahfuzh) dalam menentukan Muhammad saw sebagai rasul di kalangan para ummi (orang-orang yang tidak pandai
membaca) kepada mereka dan kepada semua bangsa ajam (non arab) dari kalanan jin
dan manusia, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmadrahimahullah, dari
al-’Irbadh bin Sariyah ra, ia berkata, ‘Rasulullah saw bersabda:
إِنِّي عِنْدَ اللهِ لَخَاتَمُ النَّبِيِيْنَ وَإِنَّ آدَمَ
لَمُنْجَدِلٌُ فِى طِيْنَتِهِ, وَسُأُنَبِّئُكُمْ بِأَوَّلِ ذلِكَ: دَعْوَةُ أَبِي
إِبْرَاهِيْمَ وَبُشْرَى عِيْسَ بِي وَرُؤْيَا أُمِّي الَّتِي رَأَتْ, وَكَذلِكَ
أُمَّهَاتُ النَّيِيِنْ َيَرَيْنَ
“Sesungguhnya aku di sisi
ALLAH merupakan penutup para nabi dan sesungguhnya Nabi
Adam masih berada di atas tanahnya. Dan aku akan mengabarkan kepadamu
dengan permulaan yang demikian itu: doa bapaku (moyangku) Ibrahim, berita
gembira Nabi Isa denganku, mimpi ibuku yang dilihatnya, demikian pula
ibu-ibu para nabi, mereka melihat dalam mimpi.”
Dan Nabi saw sentiasa disebut di
kalangan manusia secara masyhur serta terus berjalan, sehingga penutup nabi
dari bani Israel secara nasab, iaitu Nabi Isa putra Maryam, di mana dia berdiri
di hadapan bani Israel memberikan khuthbah, ia berkata:
إِنِّي رَسُولُ اللهِ إِلَيْكُم مُّصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ
يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِن بَعْدِي اسْمُهُ
أَحْمَدُ
“Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan
kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi khabar gembira dengan
(datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad).”
(QS. ash-Shaff:6)
Kerana inilah beliau bersabda dalam
hadits ini: doa bapaku
(moyangku) Ibrahim, berita gembira Nabi Isa denganku.
Adapun cerita tentang keutamaannya
dan manaqibnya dalam kitab-kitab terdahulu, maka hal itu ditunjukkan oleh
firman Allah swt:
الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الرَّسُولَ النَّبِيَّ اْلأُمِّيَّ
الَّذِي يَجِدُونَهُ مَكْتُوبًا عِندَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَاْلإِنجِيلِ
يَأْمُرُهُم بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ
الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ
وَاْلأَغْلاَلَ الَّتِي كَانَتْ عَلَيْهِمْ…
(iaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang
(namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi
mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang makruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan
mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban
dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka….
(QS. al-A’raaf:157)
Dari ‘Atha` bin Yasar rahimahullah,
ia berkata, ‘Aku bertemu Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash ra, aku berkata,
‘Beritakanlah kepadaku tentang sifat Rasulullah saw di dalam Taurat.’ Ia
menjawab, ‘Tentu, demi Allah, sesungguhnya disebutkan dalam Taurat seperti
sifatnya yang ada dalam al-Quran:
يَآأَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّآ أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا
وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan
pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan,
(QS. al-Ahzab:45)
Menjaga orang-orang yang ummi (tidak
boleh baca tulisan), engkau adalah hamba dan rasul-Ku, Aku memberimu nama
al-Mutawakkil (orang yang bertawakal), tidak bersifat keras, tidak pula kasar,
tidak berteriak-teriak di pasar-pasar, tidak membalas kejahatan dengan
kejahatan, akan tetapi memberi maaf dan mengampuni. Dan Allah swt tidak
mengambilnya sehingga menegakkan dengannya agama yang bengkok, dengan mereka
mengatakan: ‘Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah, maka terbuka
dengannya mata yang buta, telinga yang tuli dan hati yang tertutup.’
(HR. al-Bukhari).
Al-Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu
Abbas, ia berkata, ‘al-Jaruud bin Abdullah datang lalu masuk Islam, ia berkata,
‘Demi Allah swt yang telah mengutus engkau dengan kebenaran, sungguh aku telah
menemukan ciri-ciri engkau di dalam Injil. Ibnu al-Batul telah memberikan kabar
gembira tentang kedatangan engkau, maksudnya Nabi Isa putra Maryam.
Dari Abu Musa al-Asy’ari, ia
berkata, ‘an-Najasyi berkata, ‘Aku bersaksi bahawa Muhammad adalah utusan
Allah, dan sesungguhnya yang telah memberikan kabar gembira tentang
kedatangannya adalah Isa as. Dan jikalau bukan kerana tugasku sebagai raja dan
apa yang kupikul dari perkara manusia, nescaya akau mendatanginya sehingga aku
mengangkat kedua sendalnya.”
(HR. Abu Daud).
Tiada ulasan:
Catat Ulasan