Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Jumaat, 31 Ogos 2012

H 77 Mencari Pertemuan Dengan Rasulullah Yang Mulia 38

Majlis ke Tiga Puluh Lapan

Penaklukkan Kota Mekah

Dalam kesepakatan perdamaian Hudaibiyah tersebut disebutkan bahawa Khuza’ah masuk dalam perjanjian Rasulullah saw dan Bani Bakar dalam perjanjian kaum Quraisy. Kemudian, ada seorang lelaki dari bani Khuza’ah mendengar seorang lelaki  dari bani Bakar membaca syair yang isinya mengolok-olok Rasulullah saw, maka ia memukul dan melukainya. Lalu timbullah  pertikaian di antara mereka dan bani Bakar berniat memerangi bani Khuza’ah dan mereka meminta bantuan kepada kaum Quraisy, lalu mereka (Quraisy) memberikan bantuan kepada mereka dengan bantuan senjata dan tunggangan. Dan sekelompok dari kaum Quraisy ikut berperang bersama mereka sembunyi-sembunyi, di antaranya Shafwan bin Umayyah, Ikrimah bin Abu Jahal, dan Suhail bin Amr. Maka bani Khuza’ah menjauhkan diri ke Daerah Haram untuk berlindung dengannya, namun Bani Bakar tidak menghormati Wilayah Haram dan tetap memerangi Bani Khuza’ah di Daerah Haram dan membunuh lebih dari dua puluh orang.
Dengan ini, kaum Quraisy sudah melanggar perjanjian Hudaibiyah di antara mereka dan Rasulullah saw, kerana telah membantu bani Bakar untuk memerangi bani Khuza’ah, sekutu Nabi saw. Maka tatkala Khuza’ah menginformasikan kepada Nabi saw dengan perbuatan mereka, ia berkata,
‘Sungguh aku akan membelamu seperti aku mempertahankan diriku darinya.’
Kemudian, sesungguhnya kaum Quraisy menyesali perbuatan mereka saat penyesalan sudah tidak berguna lagi. Mereka mengutus Abu Sufyan ra kepada Nabi saw untuk memperbaharui perjanjian Hudaibiyah dan menambah masanya, namun Nabi saw berpaling darinya dan tidak mengabulkannya. Maka ia meminta bantuan lewat para pembesar sahabat untuk menjadi perantara di antaranya dan Rasulullah saw, tetapi semuanya enggan. Lalu Abu Sufyan pulang ke Kota Mekah tanpa mendapat kesepakatan atau perjanjian.

Setelah Kaum Quraisy melanggar perjanjian bersama Kaum Muslimin, Rasulullah saw berniat menaklukkan Kota Mekah dan memberi pelajaran kepada penduduknya yang kafir.
Dan setelah Rasulullah saw bersiap untuk menaklukkan Kota Mekah, nabi saw menyamarkan perintahnya, kerana ia ingin mendatangi dengan tiba-tiba di dalam rumah mereka.

Rasulullah saw mengutus kepada bangsa arab yang ada di sekitarnya, iaitu Aslam, Ghifar, Muzainah, Juhaimah, Asyja’ dan Sulain, sehingga jumlah kaum muslimin mencapai sepuluh ribu pasukan. Nabi saw menunjuk Abu Ruhm al-Ghifari ra sebagai pemimpin Kota Madinah selama ditinggalkannya. Beliau saw keluar pada sepuluh haribulan Ramadan dan memasang bendera di Qadid.

Perjalanannya tidak sampai kepada kaum Quraisy, maka mereka mengutus Abu Sufyan, Hakim bin Hizam, dan Budail bin Warqa`, maka tatkala mereka melihat pasukan, mereka ketakutan. Abbas ra mendengar suara Abu Sufyan, ia berkata,
‘Wahai Abu Hanzhalah.’ Ia menjawab,
‘Ya.’ Ia berkata,
‘Rasulullah saw datang bersama sepuluh ribu (10.000) pasukan. Maka Abu Sufyan ra masuk Islam, Abbas ra memberikan perlindungan kepadanya, dan ia bersama dua temannya masuk dengannya kepada Rasulullah saw, maka keduanya (Hakim dan Budail) masuk Islam.
Nabi saw menyuruh Abbas ra agar pergi dengan Abu Sufyan ra, lalu berhenti di jalan yang dilewati tentara Islam, agar ia melihat dengan kedua belah matanya kekuatan Islam dan kaum muslimin. Abbas ra menyarankan kepada Nabi saw agar menjadikan sesuatu untuk Abu sufyan ra yang membuat dia bangga, kerana dia adalah seorang lelaki yang menyukai kebanggaan, maka Nabi saw bersabda:

مَنْ دَخَلَ دَارَ أَبِي سُفْيَانَ فَهُو آمِنٌ، وَمَنْ دَخَلَ المسْجِدَ فَهُوَ آمِنٌ, وَمَنْ أَغْلَقَ عَلَيْهِ بَابَه فَهُوَ آمِنٌ”.

“Barangsiapa yang memasuki rumah Abu Sufyan, maka ia aman. Barangsiapa yang memasuki masjid, ia aman, dan barangsiapa yang menutup pintunya, ia aman.”

Rasulullah saw melarang terjadinya perang dan berpesan kepada para amirnya agar tidak membunuh kecuali orang yang memerangi mereka. Maka kaum muslimin tidak menemukan perlawanan selain Khalid bin Walid ra, ia dihadang oleh Shafwan bin Umayyah, Suhail bin Amr, dan Ikrimah bin Abu Jahal bersama sekelompok kaum Quraisy di Khandamah. Mereka menghalanginya masuk, mengangkat senjata dan melempar anak panah. Maka Khalid ra berteriak pada pasukannya dan memerangi mereka. maka ia membunuh sekitar tiga belas orang kaum musyrikin, kemudian mereka lari, dan terbunuh dari kaum muslimin dua orang, iaitu Karz bin Jabir ra dan Hubaisy bin Khalid bin Rabi’ah ra.

Dibuatkan untuk Nabi saw kubah di Hujun dan nabi saw memasuki Mekah secara damai, maka mereka masuk Islam secara suka rela dan terpaksa. Maka nabi saw tawaf di Baitullah di atas tunggangannya, sedangkan di sekitar Kaabah ada tiga ratus enam puluh berhala. Setiap kali beliau melewati berhala, nabi saw menunjuk kepadanya dengan tongkat yang ada di tangannya seraya membaca:

“Kebenaran telah datang dan kebatilan telah sirna”.

Maka berhala itu tersungkur jatuh atas mukanya, dan yang paling besar adalah berhala Hubal yang menghadap Kaabah. Kemudian Nabi saw datang ke Maqam Ibrahim as, dan solat dua rakaat di belakangnya. Kemudian keluar kepada manusia seraya bersabda,

Wahai kaum Quraisy, apakah yang akan kulakukan terhadapmu menurut pendapatmu? Mereka menjawab,
‘(engkau akan melakukan) kebaikan, saudara yang mulia dan putera saudara yang mulia.’ Beliau saw bersabda,

Pergilah, maka kamu semua bebas.” Maka nabi saw memberikan maaf terhadap mereka setelah Allah swt meneguhkannya dari mereka. Hal itu menjadi perumpamaan  dalam memberikan maaf terhadap para pelakukan kejahatan setelah menguasai mereka. Kemudian Rasulullah saw duduk di atas Shafa, membai’at manusia di atas Agama Islam, mendengar dan taat pada sesuatu yang mereka mampu, kemudian manusia melakukan bai’at.


Penaklukan Kota Mekah itu terjadi pada dua puluh Ramadan dan Nabi saw tinggal di Mekah selama lima belas hari, kemudian beliau saw keluar ke Hunain dan mengangkat ‘Uttab bin Usaid ra sebagai pemimpin Kota Mekah dan dia menjadi imam solat kaum muslimin Mekah, dan Mu’azd bin Jabal ra yang mengajarkan sunnah-sunnah dan fikih kepada mereka.’


Tiada ulasan:

Catat Ulasan