Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Jumaat, 31 Ogos 2012

H 74 Mencari Pertemuan Dengan Rasulullah Yang Mulia 35

Majlis ke Tiga Puluh Lima

Kenapa Disyariatkan Berperang?

Sesungguhnya Nabi saw tidak disertai pedang untuk membunuh manusia untuk memaksa mereka masuk agama Islam. Al-Quran dengan tegas menolak dasar ini. firman Allah swt:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”.
(QS. al-Baqarah :256)

“Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya”.
(QS. Yunus :99)

“Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku”.
(QS. al-Kafirun :6)

Akan tetapi, hal ini tidak bererti bahawa negara tetap berpangku tangan menghadapi kezaliman di dalam dan luar negeri. Allah swt memberikan izin kepada orang-orang beriman untuk mempertahankan diri mereka dan mengambil hak mereka sekadar kezaliman mereka, tanpa tambahan atau melewati batas. Firman Allah swt:

“Oleh sebab itu barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu”.
(QS. al-Baqarah :194)

Dan firman-Nya:

“Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, kerana sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”.
(QS. al-Baqarah :190)

“Jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), maka bunuhlah mereka”.
(QS. al-Baqarah:191)

Hal ini menjelaskan bahawa dasar disyariatkannya perang dalam Islam adalah mempertahankan diri dan menjaga umat dari tindakan zalim, konspirasi dan tipu daya dari dalam dan luar negeri. Apabila kita memperhatikan sejarah peperangan dalam Islam, hakikat ini menjadi kuat bagi kita, sesungguhnya ‘tatkala bertambah kezaliman penduduk Mekah, Nabi saw memilih keluar dari rumahnya setelah mereka berkonspirasi untuk membunuhnya. Merekalah yang memulai permusuhan terhadap kaum muslimin. Di mana mereka mengusir mereka (muslimin) dari kampung halaman mereka dengan cara yang tidak benar. Maka setelah hijrah, Allah swt mengizinkan kaum muhajirin memerangi kaum musyrik Quraisy dengan firman-Nya dalam surah al-Hajj:

âTelah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnaya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu. * (iaitu) orang-orang yang telah diusir dari kampung halaman mereka tanpa alasan yang benar, kecuali kerana mereka berkata:”Rabb kami hanyalah Allah”..
(QS. al-Hajj :39-40)

Kerana itulah, Rasulullah saw tidak menyerang kecuali kepada kaum Quraisy, bukan kepada semua bangsa Arab.
Maka tatkala selain penduduk Mekah dari kaum musyrik arab bersekutu dan bersatu bersama para musuh menyerang kaum muslimin, Allah swt memerintahkan memerangi semua kaum musyrikin dengan firman-Nya dalam surah Taubah:

“dan perangilah musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka memerangi semuanya; dan ketahuilah bahawasannya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”.
(QS. at-Taubah :36)

Dan dengan sebab itulah, jihad menjadi universal bagi setiap orang yang tidak mempunyai kitab suci, dari para penyembah berhala, dan inilah kebenaran sabda Rasulullah saw:

“أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُولُوا لَا إِلَه إِلَّا اللهُ، فَإِنْ قَالُوهَا عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَـهُمْ إِلَّا بِحَقِّهَا وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللهِ”.

Aku diperintahkan memerangi manusia sehingga mereka mengatakan laailaaha illallah (tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah), jika mereka mengatakannya, bererti mereka telah menjaga darah dan harta mereka dariku kecuali dengan haknya dan perhitungan mereka kepada Allah.’

Dan ketika kaum menemukan pengkhianatan kaum Yahudi terhadap perjanjian, di mana mereka menolong kaum musyrikin dalam memerangi mereka, Allah swt menyuruh memerangi mereka dengan firman-Nya dalam surah al-Anfaal:

Dan jika kamu khuatir akan (terjadinya) pengkhianatan dari suatu golongan, maka kembalikanlah perjanjian itu kepada mereka dengan cara yang jujur. SesungguhnyaAllah tidak menyukai orang-orang yang berkhianat.
(QS. al-Anfaal:58)

Memerangi mereka hukumnya wajib sampai mereka memeluk Islam, atau membayar pajak lewat tangan mereka dalam keadaan terhina, supaya kaum muslimin memberi jaminan keamanan kepada mereka.

Demikian pula kaum Nashrani, Nabi saw tidak memulai memerangi mereka. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: ‘Adapun kaum Nashrani, maka nabi saw tidak membunuh seorangpun dari mereka, hingga beliau saw mengirim para utusannya -setelah perdamaian Hudaibiyah- kepada semua raja, mengajak mereka masuk Islam. Dia saw mengutus kepada kaisar (Heraqlius, penguasa Romawi), Kisra (penguasa Persia, Iran), Muqauqis (penguasa Mesir), Najasyi (penguasa Habasyah), dan raja-raja Arab di Timur dan Syam.
Maka masuklah ke dalam agama Islam sebagian kaum Nashrani dan selain mereka. Kaum Nashrani di Syam marah, lalu membunuh sebahagian orang yang masuk Islam dari para pembesar mereka di Ma’aan.

Maka kaum nashrani yang mula-mula memerangi kaum muslimin, membunuh orang yang telah masuk Islam dari mereka secara zalim. Jika tidak demikian, dia saw mengutus para rasulnya untuk mengajak manusia kepada Islam secara suka rela, bukan terpaksa, maka dia tidak memaksa seorangpun untuk masuk Islam.
Atas dasar inilah, peperangan Rasulullah saw terhadap para musuh berdasarkan sebab-sebab berikut ini:

1.    Menganggap kaum musyrikin yang memerangi, kerana mereka yang memulai permusuhan, maka kaum muslimin berhak memerangi mereka.
2.    Apabila dilihat pengkhianatan dari kaum Yahudi dan mendukung kaum musyrikin, mereka diperangi.
3.    Apabila satu kabilah dari bangsa Arab melakukan tindakan melewati batas terhadap kaum muslimin, atau membantu kaum musyrikin, ia diperangi hingga masuk agama Islam.
4.    Setiap orang yang memulai permusuhan dari golongan ahli kitab seperti kaum Nashrani, diperangi hingga tunduk dengan Islam atau membayar pajak.

5.    Setiap orang yang masuk Islam, bererti ia telah menjaga  darah dan hartanya kecuali dengan haknya dan Islam memutuskan hal yang sesudahnya.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan