Majlis keenam
Dalam menyebutkan
nasab yang mulia dan kesucian nenek moyang beliau saw
Nasabnya:
Beliau adalah Abu al-Qasim, Muhammad
bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushai bin Kilab
bin Murrah bin Ka’ad bin Luay bin Ghalib bin Fihir bin Malik bin Nadhar bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin
‘Adnan.
Inilah yang disepakati dalam nasab
NABI MUHAMMAD SAW Sebagaimana mereka juga sepakat bahawa ‘Adnan berasal dari
keturunan Nabi Ismail as.
Nama-namanya:
Dari Jubair bin Muth’im,
sesungguhnya RASULULLAH SAW bersabda:
إِنَّ لِي
أَسْمَاءَ: أَنَا مُحَمَّدٌ, وَأَنَا أَحْمَدُ, وَأَنَا اْلمَاحِي الَّذِي يَمْحُو
اللهُ بِي الْكُفْرَ وَأَنَا الْحَاشِرُ الَّذِي يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى قَدَمَيَّ
وَأَنَا اْلعَاقِبُ الَّذِي لَيْسَ بَعْدَهُ أَحَدٌ
“Sesungguhnya aku mempunyai beberapa nama:
aku adalah Muhammad, Ahmad, al-Mahi yang ALLAH menghapuskan kekafiran
denganku, aku adalah al-Hasyir yang manusia digiring di atas kedua telapak
tanganku, dan aku adalah al-‘Aqib yang tidak ada seorangpun (dari nabi) setelah
aku.”
(Muttafaqun ‘alaih)
Kesucian nenek moyang RASULULLAH SAW :
Ini termasuk yang tidak memerlukan
dalil. Maka sesungguhnya NABI MUHAMMAD SAW yang terpilih berasal dari Bani Hasyim dan
keluarga besar suku Quraisy. Maka beliau bangsa Arab yang paling mulia secara
nasab. Beliau berasal dari kota Mekah, kota yang paling dicintai oleh ALLAH SWT. Firman ALLAH SWT :
ألله أعلم حيث يجعل رسالته
“ALLAH mengetahui di mana
Dia menjadikan risalah-Nya.”
Abu Sufyan mengakui –dan hal itu
sebelum ia masuk Islam- terhadap tingginya nasab NABI MUHAMMAD SAW dan kemuliaannya, dan
peristiwa itu terjadi saat ia ditanya oleh Heraklius tentang nasabnya, maka Abu
Sufyan menjawab: ‘Dia pada kami termasuk yang mempunyai nasab. Heraklius
berkata: ‘Demikian pula para rasul, diutus pada nasab kaumnya.
(Muttafaqun ‘alaih).
(Muttafaqun ‘alaih).
Dan NABI MUHAMMAD SAW bersabda:
إِنَّ اللهَ عز وجل اصْطَفَى مِنْ وَلَدِ إِبْرَاهِيْمَ
إِسْمَاعِيْلَ, وَاصْطَفَى مِنْ بَنِي إِسْمَاعِيْلَ كِنَانَةَ, وَاصْطَفَى مِنْ
بَنِي كِنَانَةَ قُرَيْشًا, وَاصْطَفَى مِنْ قُرَيْشٍ بَنِي هَاشِمٍ,
وَاصْطَفَانِي مِنْ بَنِي هَاشِمٍ
“Sesungguhnya ALLAH memilih Nabi Ismail dari
keturunan Nabi Ibrahim, dan Dia memilih Kinanah dari keturunan Nabi Ismail,
dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah, dan memilih Bani Hasyim dari
keturunan Quraisy, dan memilih aku dari Bani Hasyim.
(HR. Muslim)
Dan di antara kesucian nasabnya,
sesungguhnya ALLAH SWT telah memelihara kedua orang tuanya dari perbuatan zina.
Maka beliau dilahirkan dari pernikahan yang sah dan bukan terlahir dari
perzinaan. Sebagaimana sabda NABI MUHAMMAD SAW :
خَرَجْتُ مِنْ نِكَاحٍ وَلَمْ أَخْرُجْ مِنْ سِفَاحٍ مِنْ
لَدُنْ آدَمَ إِلَى أَنْ وَلَدَنِي أَبِي وَأُمِّي
“Aku terlahir dari pernikahan dan tidak keluar dari hasil
perzinaan, dari sejak Nabi Adam hingga ayah dan ibuku melahirkan aku, dan
tidak sedikitpun menimpaku dari perzinaan jahiliyah.”
(HR. Ath-Thabrani dalam al-Ausath
dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani).
Dan beliau juga bersabda:
خَرَجْتُ مِنْ لَدُنْ آدَمَ مِنْ نِكَاحٍ غَيْرَ سِفَاحٍ
‘Aku keluar dari sejak Nabi Adam dari pernikahan, bukan
dari perzinaan.’
(HR. Ibnu Sa’ad dan dihasankan oleh
Syaikh al-Albani).
Ibnu Sa’ad dan Ibnu ‘Asakir
meriwayatkan dari al-Kalbi rahimahullah, ia berkata, ‘Aku menulis
bagi Nabi lima ratus (500) ibu, maka aku tidak menemukan perzinaan pada mereka,
dan tidak pula sesuatu dari perkara jahiliyah.
Perkataannya: ‘lima ratus’ maksudnya
semua nenek moyangnya dari pihak bapa dan ibunya.
Penyair berkata:
Dari sejak zaman Nabi Adam sentiasa
menjaga baginya
Sulbi dan rahim dalam keturunannya
Sehinga berpindah dalam pernikahan
yang suci
Tidak terkumpul padanya yang haram
Maka nampak bagaikan bulan purnama
yang sempurna di malam hari
Selama menampakkan cahayanya yang
menerangi maka ia menjadi sempurna
Maka tersingkaplah kegelapan dari
cahayanya
Dan cahaya membuat kegelapan tidak
terlihat lagi
Terima kasih kepada yang memberikan
nikmat kepada kami
Awhaam tidak lagi meliputi hakikatnya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan