Majlis ke
lapan Belas
Penjagaan
Allah swt terhadap Nabi-Nya
Firman
Allah swt:
Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu. Dan jika
tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, bererti) kamu tidak
menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia..
(QS.
al-Maidah:67)
Ibnu
Katsir rahimahullah berkata: maksudnya, sampaikanlah risalah-Ku, dan Aku
menjagamu, menolongmu, menguatkanmu atas musuh-musuhmu, dan memberikan
kemenangan kepadamu atas mereka. Maka janganlah engkau merasa takut dan jangan
pula bersedih, tidak akan ada seorangpun yang boleh berbuat jahat
terhadapmu. Dan sesungguhnya Nabi saw sebelum turunnya ayat ini selalu dijaga.’
Di antara
gambaran penjagaan Allah swt terhadap Nabi-Nya, seperti cerita yang
diriwayatkan oleh Abu Hurairah ra, sesungguhnya Abu Jahal berkata,
‘Apakah Muhammad
memutihkan wajahnya di belakang kamu? Maka dikatakan kepadanya,
‘Ya.’ Ia
berkata,
‘Demi
Lata dan ‘Uzza, jika aku melihat hal itu nescaya aku menginjak lehernya dan
sungguh aku akan mencelupi wajahnya di tanah.’ Maka ia mendatangi Rasulullah saw
yang sedang solat –dia mengira- akan boleh menginjak lehernya. Ia berkata,
“Maka
tidaklah ia mengejutkan mereka darinya kecuali ia mundur ke belakang dan
berlindung dengan tangannya. Maka mereka bertanya-tanya kepadanya,
‘Ada apa
denganmu? Ia berkata,
‘Sesungguhnya
di antara aku dan dia ada parit dari api, teror (?) dan sayap-sayap.’
Maka
Rasulullah saw bersabda:
لَوْ دَنَا مِنِّي لاخْتَطَفَتْهُ
الملَائِكَةُ عُضْوًا عُضْوًا” [رواهُ مسلِم].
“Jika ia mendekatiku nescaya malaikat akan menyambarnya
sepotong-sepotong.”
(HR.
Muslim).
Dan dari
Ibnu Abbas ra, sesungguhnya Abu Jahal berkata,
‘Sungguh
jika aku melihat sedang solat di Kaabah, nescaya aku akan menginjak lehernya.’
Ucapan
itu sampai ke telinga Nabi saw, maka beliau saw bersabda:
لَوْ فَعَلَهُ، لَأَخَذَتْهُ
الملَائِكَةُ” [رَواه البُخَارِيُّ].
‘Jika ia melakukannya nescaya malaikat akan mengambilnya.”
(HR.
Al-Bukhari).
Dari
Jabir bin Abdullah ra, ia berkata, ‘Rasulullah saw berperang, maka beliau saw
berperang secara khusus. Maka mereka melihat kelengahan dari kaum muslimin.
Maka datanglah seorang laki-laki yang bernama Ghaurats bin al-Harits, ia
berdiri di atas Rasulullah saw seraya berkata,
‘Siapakah
yang boleh menghalangi engkau dariku?’ Maka Nabi saw bersabda:
‘Allah.’
Maka jatuhlah pedang dari tangannya. Maka Nabi saw mengambilnya seraya
berkata,
‘Siapakah
yang boleh menghalangi engkau dariku? Ia berkata,
Jadilah
engkau sebaik-baik orang yang mengambil.’ Nabi saw bersabda,
‘Bersaksilah bahawa tidak Ilah yang berhak disembah selain
Allah dan sesungguhnya aku adalah utusan Allah.‘ Ia berkata,
‘Tidak,
akan tetapi aku berjanji kepadamu bahawa aku tidak akan memerangimu, dan aku
tidak bersama kaum yang memerangimu.’ Maka Nabi saw melepasnya. Lalu ia pulang
seraya berkata:
‘Aku
datang kepadamu dari sisi sebaik-baik manusia.”
(HR.
Al-Hakim dan ia menshahihkannya).
Dan dari
Anas ra, ia berkata, ‘Ada seorang laki-laki yang sebelumnya beragama Nashrani
lalu masuk Islam. Dia membaca (hafal) surah al-Baqarah dan Ali ‘Imran, dan ia
menulis untuk Nabi saw. Lalu ia kembali menjadi Nashrani (menjadi murtad), dan
ia berkata,
‘Muhammad
tidak tahu kecuali yang aku tulis untuknya.’ Lalu Allah saw mematikannya,
merekapun menguburnya. Di pagi harinya, bumi telah mengeluarkannya (dari dalam
kubur). Mereka berkata,
‘Ini
adalah perbuatan Muhammad dan para sahabatnya, ketika ia kabur dari mereka,
mereka menggali kubur teman kita lalu melemparnya. Maka mereka menggali yang
lebih dalam untuknya. Di pagi harinya, bumi telah mengeluarkannya. Mereka
kembali berkata,
‘Ini
adalah perbuatan Muhammad dan para sahabatnya, mereka menggali kubur teman
kita. Lalu mereka menggali yang lebih dalam untuk sejauh kemampuan mereka. Maka
di pagi harinya, bumi kembali mengeluarkannya. Maka mereka sedar bahawa itu
bukanlah perbuatan manusia, lalu mereka membuangnya.’
(HR
al-Bukhari).
Di antara
penjagaan Allah swt terhadap Nabi-Nya, bahawa Dia menyelamatkannya dari usaha
sergapan yang direncanakan kaum Quraisy di malam hari terhadapnya. Di mana
mereka sepakat bahawa mereka mengambil seorang pemuda yang kuat dari setiap
kabilah. Kemudian setiap orang dari mereka diberikan pedang yang tajam. Lalu
mereka menebas Rasulullah saw seperti tebasan seorang laki-laki, lalu mereka
membunuhnya, dan terpencarlah darahnya di antara setiap kabilah. Maka Abu Abdi
Manaf tidak boleh memerangi semua suku arab. Maka datanglah Jibril as kepada
Rasulullah saw membawa perintah Allah swt. Ia menyebutkan kepadanya tentang
rencana tipu daya kaum musyrikin dan menyuruhnya agar tidak tidur di tempat
tidurnya pada malam itu, dan mengabarkan kepadanya bahawa Allah swt mengizinkan
dia berhijrah.
Di
antaranya juga: pemeliharaan Allah swt untuk nabi-Nya dari kejahatan Suraqah
bin Malik, saat beliau dalam perjalanan hijrah.
Di
antaranya lagi penjagaan Allah swt kepada nabi-Nya saat berada di gua Hira.
Sungguh ash-Shiddiq ra berkata kepadanya,
‘Wahai
Rasulullah, jika salah seorang dari mereka memandang kedua kakinya tentu ia
melihat kita.’ Maka nabi saw berkata,
“يَا
أَبَا بَكْرٍ! مَا ظَنُّكَ بِاثْنَيْنِ اللهُ ثَالِثُهُمَا”.
‘Wahai Abu Bakar, apakah sangkaanmu dengan dua orang,
Allah yang ketiganya.’
Ibnu
Katsir rahimahullah, ‘Di antara penjagaan Allah swt terhadap Nabi-Nya adalah
menjaganya dari penduduk Mekah, para pemimpinnya, para pendengkinya, para
penentangnya, serta permusuhan dan kebencian yang luar biasa, serta
memeranginya siang dan malam, dengan sesuatu yang diciptakan Allah swt sebagai
penyebab besar dengan kekuasaan dan hikmah-Nya yang besar. Maka Dia menjaganya
di permulaan risalah dengan datuknya Abu Thalib, saat ia menjagai pemimpin yang
ditaati di kalangan kaum Quraisy. Dan Allah swt menciptakan di hatinya rasa
cinta alami kepada Rasulullah saw, bukan cinta kerana syari’at. Jika ia masuk
Islam, nescaya orang-orang kafir dan pembesarnya melakukan tindakan berani
terhadapnya. Akan tetapi tatkala adanya kesamaan di antara dia (Abu Thalib) dan
mereka berupa kekafiran, mereka merasa segan dan menghormatinya.
Maka
tatkala datuknya wafat, kaum musyrikin melakukan gangguan kecil. Kemudian Allah
swt mendatangkan kaum Anshar, lalu mereka melakukan bai’at atas agama Islam dan
beliau berpindah ke negeri mereka, iaitu Madinah. Maka tatkala beliau berada di
sana, mereka menjaganya dari yang merah dan putih. Dan setiap kali salah
seorang dari musyrikin dan ahli kitab ingin melakukan tindakan jahat, Allah swt
memperdayanya dan mengembalikan tipudayanya atasnya.’
Tiada ulasan:
Catat Ulasan