Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Khamis, 30 Ogos 2012

H 56 Mencari Pertemuan Dengan Rasulullah Yang Mulia 17

Majlis ke Tujuh Belas

Kesabarannya terhadap gangguan/tekanan

Sungguhnya Nabi saw telah menyelam di lautan dakwah, melewati padang nasihat, mendalami medan-medan petunjuk,  dan mengajak manusia untuk menyembah Allah swt saja dan meninggalkan agama yang dianut nenek moyang mereka berupa perbuatan syirik, kufur, menyembah berhala, berdoa kepada patung, dan menyuruh mereka meninggalkan perbuatan-perbuatan mungkar, menjauhi yang diharamkan. Maka berimanlah kepadanya dalam jumlah yang sedikit dan mayoritas masih mendustakannya.

Sekalipun Nabi saw dijaga oleh Allah swt dan dibela oleh pamannya Abu Thalib, namun beliau saw tetap diganggu, dikepung, dan mendapat tekanan yang sangat berat. Pada tahun ke tujuh dari kenabian, Nabi saw memasuki lembah (syi’b), disertai pamannya Abu Thalib, Bani Hasyim dan Bani Muthalib, yang muslim dan kafir dari mereka, selain Abu Lahab. Maka tatkala mereka memasuki lembah itu, kaum Quraisy sepakat untuk memboikot mereka, tidak menerima perdamaian untuk mereka selamanya, memutuskan perdagangan dari mereka, menghalangi rezeki mereka, kecuali mereka mau menyerahkan Rasulullah saw untuk dibunuh. Dan mereka menulis lembaran untuk hal itu yang mencakup perbuatan zalim ini dan mereka menggantungnya di Kaabah. Dan setelah Nabi saw memasuki lembah itu, beliau saw menyuruh para sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah (Ethiopia), kerana melihat beratnya tekanan terhadap mereka –iaitu hijrah yang kedua. Maka berhijrahlah sekitar 83 orang laki-laki dan 18 wanita, dan ikut serta dengan mereka kaum muslimin dari penduduk Yaman.

Nabi saw tinggal di lembah sekitar tiga tahun dalam kondisi susah dan lapar, tidak ada sesuatu yang  sampai kepada mereka kecuali secara sembunyai-sembunyi, sehingga mereka memakan dedaunan. Hal itu terus berlangsung hingga tahun ke sepuluh, di mana beberapa tokoh dari suku Quraisy merobek lembaran itu. Maka keluarlah Rasulullah saw dari lembah itu disertai orang-orang yang menyertainya.

Di tahun yang sama, Khadijah isteri Rasulullah saw wafat. Dan setelah wafatnya sekitar dua bulan pamannya Abu Thalib wafat. Maka tatkala ia wafat, kaum Quraisy melakukan berbagai gangguan terhadap Rasulullah saw yang tidak boleh mereka lakukan semasa hidup Abu Thalib, gangguan mereka bertambah keras terhadapnya.

Di dalam Shahihain, sesungguhnya Rasulullah saw  solat di sisi Baitullah, sedangkan Abu Jahal dan beberapa sahabatnya sedang duduk, dan seekor unta telah disembelih pada hari sebelumnya. Maka Abu Jahal berkata, ‘Siapakah di antara kamu yang mau mengambil isi perut unta, lalu meletakkannya di atas punggung Muhammad apabila ia sujud? Maka bangkitlah orang yang paling celaka dari kaum itu, lalu ia mengambilnya. Tatkala Nabi saw sujud, ia meletakkannya di antara dua pundaknya. Maka mereka tertawa dan sebahagian mereka menoleh kepada yang lain. Lalu datanglah Fathimah radhiyallahu ‘anha, maka ia melemparkannya, kemudian ia mencela mereka. Maka tatkala Rasulullah saw mengangkat kepalanya, ia mengangkat suaranya, kemudian berdoa untuk kebinasaan mereka, beliau berkata, ‘Ya Allah, binasakanlah Quraisy (tiga kali). Maka tatkala mereka mendengar suaranya, hilanglah suara tawa dari mereka dan merasa takut terhadap doanya. Kemudian beliau berdoa:

اللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِأَبِي جَهْلِ ابْنِ هِشَامٍ، وَعُتْبَةَ بْنِ رَبِيعةَ، وَشَيْبَةَ بْنِ رَبِيعَةَ, وَالْوَلِيدِ بْنِ عُتْبَةَ، وَأُمَيَّةَ بْنِ خَلَفٍ، وَعُقْبَةَ بْنِ أَبِي مُعَيْطٍ”.

“Ya Allah, binasakanlah Abu Jahal bin Hisyam, ‘Utbah bin Rabi’ah, Syaibah bin Rabi’ah, al-Walid bin Utbah, Umayyah bin Khalaf, Uqbah bin Abi Mu’ith.”

Ibnu Mas’ud berkata, ‘Demi Allah yang mengutus Muhammad dengan benar, sungguh aku melihat orang-orang yang disebutkan beliau, semuanya terbunuh di perang Badar. Kemudian mereka diseret ke dalam sumur Badar.

Dalam riwayat al-Bukhari, sesungguhnya Uqbah bin Abi Mu’ith memegang pundak Nabi saw dan melipat pakaiannya di lehernya, ia mencekiknya dengan kuat. Lalu datanglah Abu Bakar ra, ia mendorongnya seraya berkata, “Apakah engkau membunuh seseorang yang berkata: Rabb-ku adalah Allah?
Tatkala gangguan terhadap Rasulullah saw bertambah kuat, ia keluar menuju Thaif, namun beliau tidak mendapatkan sambutan dari mereka selain pembangkangan, olok-olokan dan gangguan, dan mereka melemparinya dengan batu hingga membuat kedua kakinya berdarah. Akhirnya beliau memutuskan pulang kembali ke Mekah. Dan di tengah perjalanan –di Qarn ats-Tsa’alib- Nabi saw mengangkat kepalanya, tiba-tiba awan menaunginya. Beliau menoleh, ternyata malaikat Jibril as, memanggilnya seraya berkata, “Sesungguhnya telah mendengarkan ucapan kaum engkau terhadapmu dan tanggapan mereka terhadapmu, dan Dia telah mengutus malaikat gunung untukmu, agar engkau menyuruhnya sesuai kehendakmu pada mereka. Lalu malaikat gunung memanggilnya, lalu memberi salam kepadanya, kemudian berkata, “Wahai Muhammad, sesungguhnya telah mendengar ucapan kaummu terhadapmu, aku adalah malaikat gunung, Rabb-mu telah mengutusku kepadamu agar engkau menyuruh aku padanya sesuai keinginanmu. Jika engkau menghendaki, aku boleh menutup atas mereka dengan dua gunung Mekah. Maka Rasulullah saw bersabda:

بَلْ أَرْجُو أَنْ يُخْرِجَ اللهُ مِنْ أَصْلَابِهِمْ مَنْ يَعْبُدُ اللهَ وَحْدَهُ لَا يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا”. [متَّفقٌ عَلَيْهِ]

Bahkan aku mengharapkan agar Allah mengeluarkan dari keturunan mereka orang yang hanya menyembah Allah  saja, tidak menyekutukan sesuatu dengan-Nya.” 

(Muttafaqun ‘alaih).


Tiada ulasan:

Catat Ulasan