Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Jumaat, 31 Ogos 2012

H 75 Mencari Pertemuan Dengan Rasulullah Yang Mulia 36

Majlis ke Tiga Puluh Enam

Perdamaian Hudaibiyah

Pada tahun ke enam, Rasulullah saw berangkat melakukan umrah, mereka segera pergi. Nabi saw keluar bersama seribu empat ratus (1,400) laki-laki tanpa senjata kecuali senjata orang yang musafir, iaitu pedang dalam sarungnya. Para sahabatnya menggiring unta. Maka ketika kaum Quraisy mengetahui, mereka mengumpulkan pasukan untuk menghalanginya dari Baitullahil Haram.

Rasulullah saw melaksanakan solat khauf, kemudian mendekati kota Mekah, maka tunggangannya beristirehat. Kaum muslimin berkata,

‘Al-Qashwa telah kosong. Nabi saw bersabda,

‘Ia tidak kosong, sesungguhnya yang menahan ditahan oleh yang menahan tentera gajah. Demi Allah, tidaklah mereka meminta kepadaku pada hari ini satu garis yang mengandung pengagungan kehormatan Allah, melainkan aku memberikannya kepada mereka’.

Kemudian Nabi saw menghalau untanya, lalu ia berdiri, kemudian kembali hingga singgah di atas satu waduk Hudaibiyah yang sedikit air. Lalu ia mengambil anak panah dari tempat anak panahnya, lalu menancapkan padanya. Maka mengalir air tawar untuk mereka hingga mengambil dengan tangan mereka dari sumur.

Budail pulang, lalu mengabarkan kepada kaum Quraisy, kemudian mereka mengutus ‘Urwah bin Mas’ud, untuk membicarakan masalah itu. Para sahabat Nabi saw memperlihatkan kepadanya beberapa perkara yang menunjukkan kebesaran cinta mereka kepadanya dan ketaatan mereka terhadap perintahnya. Iapun kembali dan menceritakan kepada kaum Quraisy dengan apa yang dilihat dan didengarnya. Kemudian mereka mengutus seorang laki-laki dari bani Kinanah yang bernama Hulais bin ‘Alqamah, dan mereka mengutus sesudahnya Mikraz bin Hafsh. Saat dia berbicara dengan Rasulullah saw, tiba-tiba datang Suhail bin ‘Amr, Nabi saw bersabda:

“قَدْ سُهِّل لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ”.

Telah dimudahkan bagimu dari perkaramu.”

Kemudian terjadilah perdamaian di antara kedua golongan, padahal kalau kaum muslimin melawan musuh mereka di saat itu, nescaya mereka boleh menang, akan tetapi mereka ingin menjaga kehormatan Baitullah. Perdamaian tersebut adalah sebagai berikut:

1.    Tidak ada peperangan di antara kedua golongan selama sepuluh tahun.
2.    Sebagian mereka saling memberi rasa aman kepada yang lain.
3.    Nabi saw kembali pulang pada tahun ini, dan mereka mengizinkannya memasuki Mekah pada tahun berikutnya.
4.    Sesungguhnya tidak ada seorang lelaki yang datang kepada Rasul saw dari kaum Quraisy, sekalipun ia beragama Islam, melainkan dia mengembalikannya kepada mereka, dan mereka tidak mengembalikan kepada Rasul siapa yang datang kepada mereka dari sisinya.
5.    Barangsiapa yang ingin masuk dalam perjanjian Muhammad saw dari selain suku Quraisy nescaya ia masuk padanya, dan barangsiapa yang ingin masuk dalam perjanjian Quraisy nescaya ia masuk padanya.

Kesimpulan perdamaian Hudaibiyah

Banyak dari kalangan sahabat yang menentang perdamaian ini dan mereka melihat terdapat kezaliman pada isi perjanjian tersebut dan merugikan kaum muslimin. Akan tetapi mereka merasakan seiring perjalanan waktu adanya kesudahan yang baik dan pengaruh terpuji, di antaranya adalah:

1.    Pengakuan kaum Quraisy terhadap keberadaan negara Islam. perjanjian tidak pernah terjadi kecuali di antara dua yang sebanding. Pengakuan ini memberikan pengaruh dalam jiwa kabilah-kabilah yang lain.
2.    Masuknya wibawa di hati orang-orang musyrik dan munafik, dan sebahagian besar dari mereka yakin dengan kemenangan Islam. Sebahagian fenomena itu nampak dengan masuknya sebahagian pemimpin Quraisy ke dalam Islam, seperti Khalid bin Walid ra dan Amr bin ‘Ash ra.
3.    Perdamaian itu memberikan kesempatan untuk menyebarkan Islam dan mengenalkan manusia dengannya, yang membawa banyaknya kabilah arab yang masuk agama Islam.
4.    Kaum muslimin merasa aman dari ancaman kaum Quraisy, mereka memindahkan perhatian mereka kepada kaum Yahudi dan kabilah-kabilah lainnya yang bersekutu dengan mereka, maka terjadilah perang Khaibar setelah terjadinya perdamaian Hudaibiyah.
5.    Perdamaian itu membuat sekutu-sekutu Quraisy memahami posisi kaum muslimin dan memihak kepadanya. Al-Hulais bin ‘Alqamah saat melihat kaum muslimin membaca talbiyah, ia kembali kepada teman-temannya seraya berkata, ‘Aku melihat unta telah diberi tanda, maka aku berpendapat bahawa mereka tidak boleh dihalangi dari Baitullah.
6.    Perdamaian Hudaibiyah memberikan kesempatan kepada Nabi saw untuk mempersiapkan perang Muktah, maka ia merupakan langkah baru untuk menyebarkan dakwah Islam dengan cara lain keluar semenanjung Arab.
7.    Perdamaian Hudaibiyah membantu Nabi saw untuk mengirim surat kepada raja-raja Persia, Romawi, Qibth, mengajak mereka masuk Islam.

8.    Perdamaian Hudaibiyah menjadi sebab dan permulaan penaklukan kota Mekah.



Tiada ulasan:

Catat Ulasan