Majlis ke
Dua Puluh lapan
Perang
Uhud
Dan pada
bulan Syawal tahun ke tiga Hijriyah, terjadi perang Uhud. Sesungguhnya tatkala
Allah swt membunuh para pemuka Quraisy di perang Badar dan mereka mendapatkan
bencana yang tidak pernah dirasakan sebelumnya, kaum Quraisy ingin membalas
dendam dan mengembalikan wibawa mereka yang telah hilang. Maka Abu Sufyan mulai
membangkitkan perselisihan terhadap Rasulullah saw dan kaum muslimin,
memobilisasi kekuatan. Maka ia mengumpulkan hampir 3.000 orang kaum Quraisy dan
para sekutunya, dan mereka datang dengan isteri-isteri mereka agar tidak kabur
dan untuk menjaga mereka. Kemudian ia berangkat menuju arah Madinah, lalu
singgah di dengar bukit Uhud.
Rasulullah
saw bermusyawarah kepada para sahabatnya, apakah ia keluar menghadang mereka
atau menunggu di kota Madinah? Dan pendapatnya agar mereka tidak keluar dari
Madinah dan membuat benteng dengannya, jika mereka memasukinya, kaum muslimin
memeranginya. Akan tetapi satu jamaah dari sahabat-sahabat utama
menyarankan agar keluar. Maka Rasulullah saw keluar dari Madinah bersama 1.000
orang sahabat, dan hal itu terjadi di hari Jumaat. Maka tatkala pasukan berada
di antara Madinah dan bukit Uhud, Abdullah bin Ubay pulang bersama sepertiga
(1/3) pasukan dan ia berkata, ‘Apakah menyalahi aku dan mendengarkan selain
dariku? Dan Rasulullah saw meneruskan perjalanan hingga sampai di lembah Uhud
dan menjadikan pungguhnya ke arah Uhud, serta melarang manusia berperang hingga
dia memerintahkan mereka. Maka tatkala di pagi hari Sabtu, nabi saw bersiap
perang bersama 700 orang tentera, termasuk 50 orang penunggang kuda.
Dan
beliau saw mengangkat Abdullah bin Jubair ra sebagai pemimpin para pemanah –mereka
berjumlah 50 orang- dan menyuruh dia dan pasukannya agar tidak meninggalkan
posisi mereka dan jangan berpisah, sekalipun ia melihat burung menerkam
tentera, dan mereka berada di belakang tentera, dan Dia menyuruh mereka agar
menghujani kaum musyrikin dengan anak panah agar mereka tidak boleh menyerang
kaum muslimin dari belakang.
Dimulailah
peperangan, dan di permulaan siang, kemenangan ada di pihak kaum muslim dan
kaum musyrikin kabur menyelamatkan diri dan mundur ke kebelakang hingga sampai
ke tempat isteri-isteri mereka. Tatkala para pemanah melihat kaburnya mereka
(musyrikin), mereka meninggalkan posisi mereka yang Rasulullah saw menyuruh
mereka agar menjaganya dan mereka berkata, ‘Wahai kaum, harta ghanimah.’ Maka
pemimin mereka (Abdullah bin Jubair ra) mengingatkan mereka terhadap pesan
Rasulullah saw namun mereka tidak mendengarkan dan mengira bahawa orang-orang
musyrik tidak akan kembali. Maka pergilah mereka mencari harta ghanimah dan
mengosongkan posisi. Para penunggang kuda kaum musyrikin memutar arah dan
mereka mendapatkan posisi strategis itu telah kosong dari para pemanah. Maka
mereka melewati darinya dan boleh menguasai keadaan hingga datang yang paling
belakang dari mereka, lalu mereka mengepung kaum muslimin. Maka Allah swt
memuliakan orang yang mendapatkan kemuliaan dari mereka dengan mati syahid,
para sahabat berpaling, kaum musyrikin sampai kepada Rasulullah saw, maka
mereka melukai wajahnya, mematahkan giginya yang kanan, memecahkan pelindung
dari besi dikepalanya, melemparnya dengan batu hingga ia terjatuh dan terjatuh
di salah satu galian yang Abu ‘Amir al-Fasiq menipu daya kaum muslimin
dengannya. Lalu Ali ra mengambil tangannya dan Thalhah bin Ubaidillah
merangkulnya dan terbunuh Mush’ab bin ‘Umair ra di hadapannya. Maka ia
menyerahkan bendera kepada Ali bin Thalib ra, melekat dua lingkaran dari
lingkaran topi besi di wajahnya, lalu Abu Ubaidah bin Jarrah ra melepaskan
keduanya. Malik bin Sinan ra, ayah Abu Said al-Khudri ra mengisap darah dari
pelipisnya. Kaum musyrikin mendapatkannya, mereka ingin sesuatu yang Allah swt
menghalangi di antara mereka dan dia. Maka sekitar sepuluh orang kaum muslimin
membentengi beliau hingga mereka terbunuh. Kemudian Thalhah bin Ubaidillah ra
menahan mereka dengan pedang hingga melemahkan mereka darinya. Dan Abu Dujanah
ra membuat benteng atasnya dengan punggungnya, sedangkan anak panah tertancap
padanya namun ia tidak bergerak. Pada hari itu, mata Qatadah bin Nu’man
terluka, maka ia datang kepada Rasulullah saw, lalu beliau saw mengembalikannya
dengan tangannya, maka kedua matanya menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Syaitan berteriak
dengan suara tinggi, ‘Sesungguhnya Muhammad telah terbunuh.’ Ucapan
itu termakan oleh kebanyakan kaum muslimin dan larilah kebanyakan dari mereka,
dan perkara Allah swt adalah takdir yang sudah ditakdirkan.
Rasulullah
saw menuju ke arah kaum muslimin dan yang pertama kali mengenal beliau saw di
bawah topi besi adalah Kaab bin Malik ra, maka ia berteriak dengan suara
tinggi, ‘Wahai sekalian kaum muslimin, bergembiralah, ini Rasulullah
saw.’ Maka beliau saw memberi isyarat kepadanya agar diam. Berkumpullah
kaum muslimin kepadanya dan bergerak bersamanya ke lembah yang ia singgah
padanya, dan pada mereka ada Abu Bakar, Umar, Ali, al-Harits bin Shammah
al-Anshari dan selain mereka radhiyallahu ‘anhum. Ketika mereka berlindung di
gunung, Ubay bin Khalaf menemukan Rasulullah saw, ia berada di atas kuda
ingin membunuh Rasulullah saw. Maka Rasulullah saw menusuknya dengan pedang dan
menikam lehernya. Maka memutar balik menuju kaumnya dalam keadaan kalah.
Kemudian ia mati di perjalanan pulang menuju Mekah.
Nabi saw
membasuh darah dari wajahnya, solat sambil duduk kerana lukanya. Hanzhalah ra
terbunuh, padahal ia sedang junub dari isterinya, mata tatkala ia mendengar
panggilan jihad, ia langsung berangkat sebelum mandi. Maka malaikat
memandikannya. Kaum muslimin berhasil membunuh pembawa bendera kaum musyrik.
Ummu ‘Imarah, iaitu Nusaibah binti Kaad al-Maziniyah ikut berperang dengan
gagah berani, ia ditikam oleh ‘Amr bin Qam`ah dengan pedang dan menyebabkan
luka parah padanya.
Jumlah
yang terbunuh dari kaum muslimin adalah 70 orang dan lebih, dan dari kaum
musyrik yang terbunuh berjumlah 23 orang, dan kaum Quraisy mencincang kaum
muslimin yang terbunuh dengan tindakan biadab. Dan termasuk yang dicincang
adalah Hamzah ra, datuk Rasulullah saw.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan