Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Jumaat, 31 Ogos 2012

H 71 Mencari Pertemuan Dengan Rasulullah Yang Mulia 32

Majlis ke Tiga Puluh Dua

Perang Ahzab

Pada bulan Syawal tahun kelima menurut pendapat paling kuat, terjadilah perang Ahzab yang dikenal dengan nama “Perang Parit”.
Dan penyebab terjadinya peperangan ini adalah bahawa Nabi saw tatkala mengusir Yahudi Bani Nadhir pada tahun ke empat Hijriyah dari kota Madinah kerana usaha mereka membunuh Nabi saw. Keluarlah segolongan dari pemimpin mereka ke kota Mekah, mendorong dan menganjurkan kaum Quraisy untuk memerangi Rasulullah saw, menjanjikan kemenangan mereka terhadap Rasulullah saw, maka kaum Quraisy memenuhi ajakan mereka dan berkumpul bersama mereka untuk memeranginya. Kemudian mereka keluar, lalu mendatangi kabilah Ghathafan dan Bani Sulaim dan mengajak mereka, merekapun memenuhi ajakan tersebut. Kemudian mereka mengelilingi kabilah-kabilah arab, mengajak mereka memerangi Rasulullah saw.

Maka keluarlah kaum Quraisy dalam pasukan berjumlah empat ribu perajurit di bawah pimpinan Abu Sufyan, dan memimpin bersama mereka tiga ratus (300) penunggang kuda dan seribu lima ratus (1.500) pasukan berunta. Ditambah pasukan  Bani Salim di Marr Zahran yang berjumlah tujuh ratus (700) perajurit. Keluar juga bersama mereka Banu Asad, dan keluar bani Fazarah yang pasukannya berjumlah seribu (1.000) perajurit. Keluar pula bani Asyja’ yang berjumlah empat ratus (400) perajurit. Keluar pula bani Murrah yang juga berjumlah empat ratus (400) perajurit. Dan jumlah semua yang terlibat dalam perang Ahzab dari semua kabilah berjumlah sepuluh ribu (10.000) perajurit, dan mereka itulah yang dinamakan ahzab (sekutu).

Maka tatkala sampai kabar kepada Rasulullah saw tentang keberangkatan mereka dari Mekah, nabi saw meminta pendapat banyak orang, maka Salman al-Farisi ra menyarankan agar menggali parit yang menghalangi di antara musuh dan kota Madinah, maka Rasulullah saw menyuruh melaksanakannya. Maka kaum muslimin segera menggalinya dan Rasulullah saw ikut serta menggali dengan tangannya sendiri. Penggalian Khandaq/parit itu di depan bukit Sala’, di mana kaum muslimin menjadikan gunung/bukit di belakang pundak mereka dan parit berada di antara mereka dan kaum kafir.

Kaum selesai menggali parit dalam tempoh enam hari, maka Nabi saw dan kaum muslimin yang bersamanya yang berjumlah tiga ribu (3.000) perajurit membuat benteng dengan gunung di belakang dan parit di depan mereka. Dan Nabi saw menyuruh para wanita dan anak-anak, untuk tinggal di tengah kota Madinah.

Berangkatlah Huyay bin Akhthab ke Bani Quraizhah, dan di antara mereka dan Rasulullah saw ada perjanjian. Maka sentiasa kekejian tetap bersama mereka, sehingga mereka membatalkan janji bersama Rasulullah saw dan mereka masuk bersama kaum musyrik dalam memerangi Rasulullah saw. Bertambah beratlah bala atas kaum muslimin dan muncullah kemunafikan, dan sebagian Bani Haritsah meminta izin kepada Rasulullah saw untuk kembali ke Madinah dan berkata (yang diceritakan dalam al-Quran):

Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)”.Dan rumah-rumah itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari.
(QS. al-Ahzaab:13)

Dan Bani Salamah merasa gelisah dengan kegagalan, kemudian Allah swt menetapkan kedua golongan.
Dari al-Bara` bin ‘Azib ra, ia berkata, ‘Tatkala Rasulullah menyuruh kami menggali parit, ada sebuah batu besar yang sangat keras menghalangi kami di sebahagian parit, yang tidak boleh dihancurkan oleh pacul. Maka kami mengadukan hal itu kepada Nabi saw. Lalu Rasulullah saw datang, tatkala nabi saw melihatnya, ia melemparkan pakaiannya dan mengambil pacul dan berkata: Bismillah (dengan nama Allah). Kemudian nabi saw memukulnya sekali pukulan yang menghancurkan sepertiganya, dan beliau bersabda:

اللهُ أَكْبَرُ، أُعْطِيتُ مَفَاتِيحَ الشَّامِ، وَاللهِ إِنِّي لَأُبْصِرُ قُصُورَهَا الحُمْرَ السَّاعَةَ

Allah Maha Besar, aku telah diberikan kunci-kunci Syam, demi Allah, sesungguhnya aku melihat istana-istananya yang merah pada saat ini.”

Kemudian nabi saw memukul yang kedua, lalu mematahkan sepertiga yang lainnya dan bersabda:

“اللهُ أَكْبَرُ، أُعْطِيتُ مَفَاتِيحَ فَارِسٍ, وَاللهِ إِنِّي لَأبْصِرُ القَصْرَ الْأَبْيَضَ مِنَ المدَائِنِ”،

‘Allah  Yang Maha Besar, aku telah diberikan kunci-kunci (kerajaan) Persi, demi Allah, sesungguhnya aku melihat istana putih dari Madain.’

Kemudian beliau saw memukul yang ketiga kalinya dan bismillah, maka ia menghancurkan sepertiga batu, dan beliau saw bersabda:

اللهُ أَكْبَرُ، أُعْطِيتُ مَفَاتِيحَ اليَمَنِ, وَاللهِ إِنِّي لَأُبْصِرُ أَبْوَابَ صَنْعَاءَ مِنْ مَكَانِيَ هَذِهِ السَّاعةَ”.

Allah Yang Maha Besar, sesungguhnya telah diberikan kunci-kunci Yaman. Demi Allah, sesungguhnya aku melihat pintu-pintu Shan’a dari tempatku pada saat ini.”

Kaum musyrikin mengepung Rasulullah saw selama satu bulan dan tidak terjadi di antara mereka peperangan kerana adanya parit yang menghalangi di antara mereka dan kaum muslimin.

Para pakar sejarah berkata, ‘Di hari Khandak ada rasa takut yang sangat, kegagalan manusia, takut terhadap keturunan dan harta. Kaum musyrik mencari celah parit yang mereka boleh menyeberangkan kuda mereka. Maka segolongan dari mereka boleh menyeberang, di antaranya ‘Amr bin Wudd, lalu ia mengajak perang tanding, dia sudah berusia tujuh puluh (70) tahun, lalu Ali ra menentangnya lalu membunuhnya.
Maka jadilah mereka mengumpulkan pasukan besar yang termasuk Khalid bin Walid ra dan berperang hingga malam hari. Saat itu, Rasulullah saw boleh melaksanakan solat zuhur dan asar seraya bersabda:

شَغَلُونَا عَنِ الصَّلَاةِ الوُسْطَى، مَلَأَ اللهُ بُيُوتَهُمْ وَقُبُورَهُمْ نَارًا

‘Mereka telah menyibukkan kita dari solat wushtha, semoga Allah mengisi rumah dan kubur mereka dengan api.’

Kemudian Allah swt menciptakan perkara dari sisi-Nya, menghinakan musuh dengannya, dan mencerai beraikan sekutu mereka. Hal itu berawal dari Nu’aim bin Mas’ud ra yang telah masuk Islam, sedangkan kaum musyrikin dan Yahudi tidak mengetahui tentang keislamannya. Maka dia berjalan di antara kaum Quraisy dan bani Quraizhah, lalu ia mengadu domba di antara mereka. Kemudian angin puyuh bertiup kencang. Maka Abu Sufyan berkata kepada pasukannya,


‘Kamu tidak berada di kampung tempat tinggalmu. Kuda dan unta telah binasa dan bani Quraizhah sudah berbeza, dan kita menghadapi angin kencang seperti yang kamu lihat, maka berangkatlah, sesungguhnya aku berangkat (pulang). Dan terbunuh tiga orang dari kaum musyrikin dan enam orang dari kaum muslimin.’


Tiada ulasan:

Catat Ulasan