Majlis ke
Tiga Puluh Dua
Perang
Ahzab
Pada
bulan Syawal tahun kelima menurut pendapat paling kuat, terjadilah perang Ahzab
yang dikenal dengan nama “Perang Parit”.
Dan
penyebab terjadinya peperangan ini adalah bahawa Nabi saw tatkala mengusir
Yahudi Bani Nadhir pada tahun ke empat Hijriyah dari kota Madinah kerana usaha
mereka membunuh Nabi saw. Keluarlah segolongan dari pemimpin mereka ke kota
Mekah, mendorong dan menganjurkan kaum Quraisy untuk memerangi Rasulullah saw,
menjanjikan kemenangan mereka terhadap Rasulullah saw, maka kaum Quraisy
memenuhi ajakan mereka dan berkumpul bersama mereka untuk memeranginya.
Kemudian mereka keluar, lalu mendatangi kabilah Ghathafan dan Bani Sulaim dan
mengajak mereka, merekapun memenuhi ajakan tersebut. Kemudian mereka
mengelilingi kabilah-kabilah arab, mengajak mereka memerangi Rasulullah saw.
Maka
keluarlah kaum Quraisy dalam pasukan berjumlah empat ribu perajurit di bawah pimpinan
Abu Sufyan, dan memimpin bersama mereka tiga ratus (300) penunggang kuda dan
seribu lima ratus (1.500) pasukan berunta. Ditambah pasukan Bani Salim di
Marr Zahran yang berjumlah tujuh ratus (700) perajurit. Keluar juga bersama
mereka Banu Asad, dan keluar bani Fazarah yang pasukannya berjumlah seribu
(1.000) perajurit. Keluar pula bani Asyja’ yang berjumlah empat ratus (400)
perajurit. Keluar pula bani Murrah yang juga berjumlah empat ratus (400)
perajurit. Dan jumlah semua yang terlibat dalam perang Ahzab dari semua kabilah
berjumlah sepuluh ribu (10.000) perajurit, dan mereka itulah yang dinamakan
ahzab (sekutu).
Maka
tatkala sampai kabar kepada Rasulullah saw tentang keberangkatan mereka dari
Mekah, nabi saw meminta pendapat banyak orang, maka Salman al-Farisi ra
menyarankan agar menggali parit yang menghalangi di antara musuh dan kota
Madinah, maka Rasulullah saw menyuruh melaksanakannya. Maka kaum muslimin
segera menggalinya dan Rasulullah saw ikut serta menggali dengan tangannya
sendiri. Penggalian Khandaq/parit itu di depan bukit Sala’, di mana kaum
muslimin menjadikan gunung/bukit di belakang pundak mereka dan parit berada di
antara mereka dan kaum kafir.
Kaum
selesai menggali parit dalam tempoh enam hari, maka Nabi saw dan kaum muslimin
yang bersamanya yang berjumlah tiga ribu (3.000) perajurit membuat benteng
dengan gunung di belakang dan parit di depan mereka. Dan Nabi saw menyuruh para
wanita dan anak-anak, untuk tinggal di tengah kota Madinah.
Berangkatlah
Huyay bin Akhthab ke Bani Quraizhah, dan di antara mereka dan Rasulullah saw
ada perjanjian. Maka sentiasa kekejian tetap bersama mereka, sehingga mereka
membatalkan janji bersama Rasulullah saw dan mereka masuk bersama kaum musyrik
dalam memerangi Rasulullah saw. Bertambah beratlah bala atas kaum muslimin dan
muncullah kemunafikan, dan sebagian Bani Haritsah meminta izin kepada
Rasulullah saw untuk kembali ke Madinah dan berkata (yang diceritakan dalam
al-Quran):
Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga)”.Dan rumah-rumah
itu sekali-kali tidak terbuka, mereka tidak lain hanyalah hendak lari.
(QS.
al-Ahzaab:13)
Dan Bani
Salamah merasa gelisah dengan kegagalan, kemudian Allah swt menetapkan kedua
golongan.
Dari
al-Bara` bin ‘Azib ra, ia berkata, ‘Tatkala Rasulullah menyuruh kami menggali
parit, ada sebuah batu besar yang sangat keras menghalangi kami di sebahagian
parit, yang tidak boleh dihancurkan oleh pacul. Maka kami mengadukan hal itu
kepada Nabi saw. Lalu Rasulullah saw datang, tatkala nabi saw melihatnya, ia
melemparkan pakaiannya dan mengambil pacul dan berkata: Bismillah (dengan
nama Allah). Kemudian nabi saw memukulnya sekali pukulan yang menghancurkan
sepertiganya, dan beliau bersabda:
اللهُ أَكْبَرُ، أُعْطِيتُ
مَفَاتِيحَ الشَّامِ، وَاللهِ إِنِّي لَأُبْصِرُ قُصُورَهَا الحُمْرَ السَّاعَةَ
“Allah Maha Besar, aku telah diberikan kunci-kunci Syam,
demi Allah, sesungguhnya aku melihat istana-istananya yang merah pada saat ini.”
Kemudian
nabi saw memukul yang kedua, lalu mematahkan sepertiga yang lainnya dan
bersabda:
“اللهُ
أَكْبَرُ، أُعْطِيتُ مَفَاتِيحَ فَارِسٍ, وَاللهِ إِنِّي لَأبْصِرُ القَصْرَ
الْأَبْيَضَ مِنَ المدَائِنِ”،
‘Allah Yang Maha Besar, aku telah diberikan
kunci-kunci (kerajaan) Persi, demi Allah, sesungguhnya aku melihat istana putih
dari Madain.’
Kemudian
beliau saw memukul yang ketiga kalinya dan bismillah, maka ia menghancurkan
sepertiga batu, dan beliau saw bersabda:
اللهُ أَكْبَرُ، أُعْطِيتُ
مَفَاتِيحَ اليَمَنِ, وَاللهِ إِنِّي لَأُبْصِرُ أَبْوَابَ صَنْعَاءَ مِنْ
مَكَانِيَ هَذِهِ السَّاعةَ”.
“Allah Yang Maha Besar, sesungguhnya telah diberikan
kunci-kunci Yaman. Demi Allah, sesungguhnya aku melihat pintu-pintu Shan’a dari
tempatku pada saat ini.”
Kaum
musyrikin mengepung Rasulullah saw selama satu bulan dan tidak terjadi di
antara mereka peperangan kerana adanya parit yang menghalangi di antara mereka
dan kaum muslimin.
Para
pakar sejarah berkata, ‘Di hari Khandak ada rasa takut yang sangat, kegagalan
manusia, takut terhadap keturunan dan harta. Kaum musyrik mencari celah parit
yang mereka boleh menyeberangkan kuda mereka. Maka segolongan dari mereka boleh
menyeberang, di antaranya ‘Amr bin Wudd, lalu ia mengajak perang tanding, dia
sudah berusia tujuh puluh (70) tahun, lalu Ali ra menentangnya lalu
membunuhnya.
Maka
jadilah mereka mengumpulkan pasukan besar yang termasuk Khalid bin Walid ra dan
berperang hingga malam hari. Saat itu, Rasulullah saw boleh melaksanakan solat
zuhur dan asar seraya bersabda:
شَغَلُونَا عَنِ الصَّلَاةِ
الوُسْطَى، مَلَأَ اللهُ بُيُوتَهُمْ وَقُبُورَهُمْ نَارًا
‘Mereka telah menyibukkan kita dari solat wushtha, semoga
Allah mengisi rumah dan kubur mereka dengan api.’
Kemudian
Allah swt menciptakan perkara dari sisi-Nya, menghinakan musuh dengannya, dan
mencerai beraikan sekutu mereka. Hal itu berawal dari Nu’aim bin Mas’ud ra yang
telah masuk Islam, sedangkan kaum musyrikin dan Yahudi tidak mengetahui tentang
keislamannya. Maka dia berjalan di antara kaum Quraisy dan bani Quraizhah, lalu
ia mengadu domba di antara mereka. Kemudian angin puyuh bertiup kencang. Maka
Abu Sufyan berkata kepada pasukannya,
‘Kamu
tidak berada di kampung tempat tinggalmu. Kuda dan unta telah binasa dan bani
Quraizhah sudah berbeza, dan kita menghadapi angin kencang seperti yang kamu
lihat, maka berangkatlah, sesungguhnya aku berangkat (pulang). Dan terbunuh
tiga orang dari kaum musyrikin dan enam orang dari kaum muslimin.’
Tiada ulasan:
Catat Ulasan