Segala
puji bagi ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, selawat dan salam kepada Rasulullah
saw, dan aku bersaksi bahawa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya
kecuali ALLAH, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya dan aku bersaksi bahawa
Muhammad saw adalah hamba dan utusanNya.
Kita akan
merenungkan dua firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA yang tertera di dalam
kitabNya:
2. Wahai orang-orang
yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?
3. Amat besar kebencian di sisi ALLAH bahawa kamu mengatakan apa-apa yang
tidak kamu kerjakan.
QS.
Al-Shaff: 2-3
Firman ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA yang bermaksud :
(Wahai
orang-orang yang beriman) perintah ini bagi orang-orang yang beriman.
Pertama:
Sebab peringatan hanya bermanfaat bagi orang yang beriman.
Kedua:
Kerana mereka terbebas dan suci dari sifat-sifat yang buruk
Al-Qurthubi
berkata: Kata Tanya ini datang dalam gaya bahasa mengingkari danmengecam orang
yang hanya berkata kebaikan namun dia tidak mengerjakan kebaikan tersebut, baik
terhadap perkara yang telah berlalu maka dia dengannya telah berdusta atau
terhadap perakra yang akan dating maka dengannya dia telah menyalahi janji dan
kedua realita ini tercela.
Ibnu
Abbas ra berkata: Sebahagian orang yang beriman sebelum diwajibkan jihad,
mereka berkata: Kami berharap jika ALLAH SUBHANAHU WA
TAALA menunjukkan kepada kami perbuatan-perbuatan yang paling dicintaiNya
lalu kita akan mengerjakannya, lalu ALLAH SUBHANAHU WA
TAALA memberitahukan kepada NabiNya bahawa amal yang paling beliau cintai
adalah beriman kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA dengan keimanan yang
tiada keraguan padanya dan berjihad terhadap orang yang bermaksiat
kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA. Kemudian pada saat diturunkannya ayat
tentang berjihad sebahagian orang yang beriman membenci perkara tersebut dan
mereka merasa berat menjalankannya. Maka ALLAH SUBHANAHU WA
TAALA menurunkan firmanNya:
2.
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak
kamu kerjakan?. Ini
adalah pendapat yang dipilih oleh Ibnu Jarir rahimahullah.
Syekh
Abdurrahman bin As-Sa’di rahimhullah berkata:
Iaitu kenapa kalian mengajak kepada kebaikan dan menganjurkan manusia melakukan hal tersebut bahkan mungkin kalian saling memuji dengannya namun kalian sendiri tidak mengerjakannya dan kalian mencegah orang lain dari keburukan dan mensucikan diri kalian darinya padahal kalian sendiri telah terpolusi dan tenggelam padanya. Oleh kerana itulah, seyogayanya bagi orang yang menyuruh orang lain kepada kebaikan agar menjadi orang yang paling pertama mengerjakan kebaikan tersebut dan orang yang mencegah kepada keburukan agar menjadi orang yang paling menjauhi keburukan tersebut.
Dari
Usamah bin Zaid ra bahawa dia pernah mendengar Nabi saw bersabda: Seorang
lelaki didatangkan pada hari kiamat lalu dicampakkan ke dalam api neraka,
kemudian ususnya berhamburan keluar lalu dia berputar-putar dengannya seperti
berputar-putarnya himar dengan batu penggilingannya. Kemudian para
penghuni surga berkumpul di hadapannya dan bertanya kepadanya: Apakah yang
terjadi padamu?. Tidakkah engkau yang pernah memerintahkan kami kepada Al-Makruf
dan yang mencegah kepada yang mungkar?. Dia menjawab: Aku telah memerintahkan
kalian dengan yang makruf namun aku sendiri tidak melakukannya dan mencegah
kalian kepada dari yang mungkar namun aku mengerjakannya”.
Dari Anas
bin Malik ra bahawa Nabi saw bersabda:
“Pada
saat aku dinaikkan ke langit (dalam peristiwa israk mikraj) aku melewati suatu
kaum yang bibir-bibir mereka potong dengan gunting dari gunting dari neraka,
lalu aku bertanya: Siapakah mreka ini wahai Jibril?. Rasulullah saw bersabda:
Mereka adalah para orator dari kaummu yang mengatakan sesuatu namun mereka
sendiri tidak mengarjakannya”.
Allah swt
berfirman:
3. Amat
besar kebencian di sisi Allah bahawa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu
kerjakan.
QS.
Al-Shaff: 3
Al-Ragib
berkata: Al-Maqtu adalah kemurkaan yang besar terhadap orang yang engkau lihat
melakukan keburukan
22. Dan
janganlah kamu kahwini wanita-wanita yang Telah dikahwini oleh ayahmu,
terkecuali pada masa yang Telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji
dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh).
QS.
Al-Nisa’: 22
Al-Nakha’I
berkata: Tiga ayat yang mencegah aku bercerita kepada masyarakat, iaitu firman
Allah swt:
44. Mengapa
kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri,
QS.
Al-Baqarah: 44
Dan
perkataan Syu’aib alaihis salam:
88. dan
Aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang Aku larang.
QS.
Hud: 88
Dan
firman ALLAH SUBHANAHU WA TAALA:
2.
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang
tidak kamu kerjakan?”
QS.
Al-Shaf: 2
Ibrahim
Al-Taimy rahimhullah berkata: Tidaklah aku mengukur perkataanku dengan
perbuatanku kecuali aku takut menjadi seorang pendusta”.
Di antara
pelajaran yang dapat disimpulkan dari ayat yang mulia ini adalah:
Pertama:
Sebagian ulama berdalil dengan ayat ini atas wajibnya memenuhi janji.
Dari Abi
Hurairah ra bahawa Nabi saw bersabda: Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: Apabila
berbicara dia berdusta, apabila berjanji dia mengingkari janji dan apabila
dipercaya maka dia mengkhianatinya”.
Ibnu
Hajar berkata: Pondasi beragama itu terbangun pada tiga perkara: Perkataan,
perbuatan dan niat. Dan Rasulullah saw mengingatkan bahawa
perkataan dirosakkan oleh kedustaan, dan perbuatan dirosakkan oleh khianat dan
niat dirosakkan perkara yang tidak dipenuhi.
Dari
Abdillah bin Amir bin Rabi’ah ra berkata: Rasulullah saw mendatangi kami dan
aku pada waktu itu masih kecil. Maka aku pergi keluar untuk bermain lalu ibuku
berkata: Wahai Abdullah!, datanglah kemari aku memberikanmu sesuatu, maka
Rasulullah saw berkata kepadanya: Seandainya engkau tidak memberikannya maka
akan ditulis bagimu satu kebohongan”.
Kedua:
Ilmu harus disertai dengan amal, sebab seseorang akan ditanya oleh ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA pada hari kiamat tentang Ilmunya apakah yang
diperbuatnya dengan ilmunya?.Sebagaimana yang disebutkan di dalam hadits
riwayat Abi Barzah Al-Aslami ra bahwa Nabi saw bersabda:
Tidak akan melangkah dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga
dirinya akan ditanya oleh Allah tentang umurnya di manakah dia habiskan,
tentang ilmunya apakah yang dilakukan dengan ilmunya, dan tentang hartanya dari
manakah dia dapatkan dan kemanakah disalurkan serta tentang badannya pada
apakah dipergunakan?
Dari
Jundub bin Abdillah ra bahawa Nabi saw bersabda: Perumpamaan orang yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia namun melupakan dirinya sendiri sama
seperti pelita yang menerangi manusia namun membakar dirinya sendiri”.
Ketiga: ALLAH
SUBHANAHU WA TAALA melarang orang yang beriman mengatakan sesuatu yang
tidak dikerjakannya, namun jika seorang mukmin melalaikan ketaatan
kepada ALLAH SUBHANAHU WA TAALA, melakukan sebagian kemaksiatan maka hal
itu tidak menggugurkan kewajiban amar makruf nahi mungkar. ALLAH SUBHANAHU
WA TAALA berfirman:
78. Telah
dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera
Maryam. yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui
batas.
79. Mereka
satu sama lain selalu tidak melarang tindakan mungkar yang mereka perbuat.
Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.
QS.
Al-Ma’idah: 78-79
Dari Abi
Sa’id Al-Khudri ra bahawa Nabi saw bersabda:
Barangsiapa di antara kalian yang melihat suatu kemungkaran maka
hendaklah dia mengingkarinya dengan tangannya, dan jika dia tidak mampu
maka hendaklah dia merubahnya dengan lisannya dan jika dia tidak mampu maka
hendaklah dia merubahnya dengan hatinya dan itu adalah cermin selemah-lemah
iman”.
Dan Jika
Al-Hasan melarang sesuatu maka sungguh dia sebenarnya tidak pernah mengerjakan
kemaksiatan tersebut dan apabila dia melewati sesuatu maka dia benar-benar
mengambilnya sebagai pedoman, seperti inilah wujud dari hikmah tersebut.
Abul Aswad
Al-Du’ali berkata:
Janganlah
engkau melarang sesuatu lalu dirimu sendiri terjebak di dalamnya
Sungguh
kehinaan besar jika kamu terjabak mengerjakan keburukan tersebut
Mulailah
dari dirimu sendiri dan jauhkanlah jiwamu dari ketersesatannya
Apabila
jiwamu sudah berhenti maka sungguh engkau adalah hakim bijaksana
Saat
itulah dirimu diterima jika engkau menasehati dan engkau akan yang turuti
Kerana
ilmu yang kau miliki dan saat itulah pembelajaran menjai bermanfaat
Ibnu Hazm
berkata: Maksudanya adalah bahawa Abul Aswad mengecam orang yang mengerjakan
kemaksiatan yang diingkarinya, sebab keburukan amal seseorang menjadi bertambah
pada saat dirinya mengerjakan apa yang dilarangnya. Sungguh perkataan yang
sangat baik. ALLAH SUBHANAHU WA TAALA berfirman:
44. Mengapa
kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri
(kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)? Maka tidaklah
kamu berfikir?
QS.
Al-Baqarah: 44
Dari
Al-hasab disebutkan bahawa dia mendengar seseorang berkata: Tidak wajib
mencegah meninggalkan keburukan kecuali orang yang tidak mengerjakannya, lalu
Al-Hasan berkata: Iblis sangat berkehendak agar dia menang dengan pemahaman
seperti ini sehingga tidak ada seorangpun yang mencegah meninggalkan
kemungkaran dan tidak pula menyeru kepada makruf. Ibnu Hazam berkata: Sungguh
benar apa yang dikatakan oleh AL-Hasan, pada apa yang kami ungkapkan
sebelumnya”.
Segala
puji bagi ALLAH Tuhan semesta alam, selawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad
dan kepada seluruh keluarga dan sahabatnya.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan