Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

V 167 : ASMAUL HUSNA ( 74. AL ZOHIR )

AL ZOHIR   ( الظاهر )   ALLAH Yaa Zohir Yang Maha Nyata menegaskan kepada kita DIA nyata, dapat dilihat dan sesungguhnya hadir. Kehadira...

Ahad, 15 Julai 2012

B 32 : MAKSUD ISTIDRAJ

Ianya adalah pemberian nikmat Allah swt kepada manusia yang mana pemberian itu tidak diredaiNya. Inilah yang dinamakan istidraj.

 Rasullulah SAW bersabda :

“Apabila kamu melihat bahawa Allah Taala memberikan nikmat kepada hambanya yang selalu membuat maksiat(durhaka), ketahuilah bahawa orang itu telah diistidrajkan oleh Allah SWT.”
(Diriwayatkan oleh At-Tabrani, Ahmad dan Al-Baihaqi)

Tetapi, manusia yang durhaka dan sering berbuat maksiat yang terkeliru dengan pemikirannya merasakan bahawa nikmat yang telah datang kepadanya adalah kerana Allah swt berserta dan kasih dengan perbuatan maksiat mereka. Masih ada juga orang ragu-ragu, kerana kalau kita hendak dapat kebahagian di dunia dan akhirat kita mesti ikut jejak langkah Rasullulah saw dan berpegang teguh pada agama Islam.

Tetapi bagaimana dengan ada orang yang sembahyang 5 waktu sehari semalam, bangun tengah malam bertahajjud, puasa bukan di bulan Ramadhan sahaja, bahkan Isnin, Khamis dan puasa sunat yang lain. Tapi, hidup mereka biasa sahaja. Ada yang susah juga. Kenapa? Dan bagaimana pula orang yang seumur hidup tak sembahyang, puasa pun tak pernah, rumahnya tersergam indah, kereta mewah menjalar, duit banyak, dia boleh hidup kaya dan mewah. Bila kita tanya, apa kamu tak takut mati? Katanya, alah, orang lain pun mati juga, kalau masuk neraka, ramai-ramai. Tak kisahlah! Sombongnya mereka, takburnya mereka.

Rasullulah s. a. w. naik ke langit bertemu Allah swt pun tak sombong, Nabi Sulaiman, sebesar-besar pangkatnya sehinggakan semua makhluk di muka bumi tunduk di bawah perintahnya pun tak sombong! Secantik-cantik Nabi Yusof dan semerdu suara Nabi Daud, mereka tak sombong. Bila sampai masa dan ketikanya, mereka tunduk dan sujud menyembah Allah.

Manusia istidraj – Manusia yang lupa daratan. Walaupun berbuat maksiat, dia merasa Allah swt menyayanginya. Mereka memandang hina kepada orang yang beramal. “Dia tu siang malam ke masjid, basikalpun tak mampu beli, sedangkan aku ke kelab malampun dengan kereta mewah. Tak payah beribadatpun, rezeki datang mencurah-curah. Kalau dia tu sikit ibadat tentu boleh kaya macam aku, katanya sombong.” Sebenarnya, kadang-kadang Allah swt memberikan nikmat yang banyak dengan tujuan untuk menghancurkannya.

Rasullulah s. a. w bersabda:

 “Apabila Allah menghendaki untuk membinasakan semut, Allah terbangkan semua itu dengan dua sayapnya”
(Kitab Nasaibul’Ibad)

Anai-anai, jika tidak bersayap, maka dia akan duduk diam di bawah batu atau merayap di celah-celah daun, tetapi jika Allah swt hendak membinasakannya, Allah swt berikan dia sayap. Lalu, bila sudah bersayap, anai-anai pun menjadi kelkatu. Kelkatu, bila mendapat nikmat(sayap), dia akan cuba melawan api. Begitu juga manusia, bila mendapat nikmat, cuba hendak melawan Allah swt.

Buktinya, Firaun. Nikmatnya tak terkira, tidak pernah sakit, bersinun tidak pernah kerana Allah swt berikannya nikmat kesihatan. Orang lain selalu sakit, tapi Firaun tidak, orang lain mati, namun dia masih belum mati-mati juga, sampai rasa angkuh dan besar diri lantas mengaku dirinya tuhan. Tapi dengan nikmat itulah Allah swt binasakan dia.

Namrud, yang cuba membakar Nabi Ibrahim. Betapa besar pangkat Namrud? Dia begitu sombong dengan Allah swt, akhirnya menemui ajalnya hanya disebabkan seekor nyamuk masuk ke dalam lubang hidungnya.

Tidak ada manusia hari ini sekaya Qarun. Anak kunci gudang hartanya sahaja kena dibawa oleh 40 ekor unta. Akhirnya dia ditenggelamkan bersama-sama hartanya sekali akibat terlalu takbur. Jadi kalau kita kaya, jangan sangka Allah swt sayang, Qarun lagi kaya, akhirnya binasa juga.

Jadi, jika kita kaji dan fikir betul-betul, maka terjawablah segala keraguan yang mengganggu fikiran kita. Mengapa orang kafir kaya, dan orang yang berbuat maksiat hidup senang/mewah. Pemberian yang diberikan oleh Allah swt pada mereka bukanlah yang diredhaiNya. Rupa-rupanya ianya adalah bertujuan untuk menghancurkannya. Untuk apa hidup ini tanpa keredhaanNya?

Tetapi jangan pula ada orang kaya beribadat, masuk masjid dengan kereta mewah kita katakan itu istidraj. Orang naik pangkat, istidraj. Orang-orang besar, istidraj. Jangan! Orang yang mengunakan nikmatnya untuk kebajikan untuk mengabdi kepada Allah swt bukan istidraj. Dan jangan pula kita tidak mahu kekayaan. Kalau hendak selamat, hidup kita mesti ada pegangan. Bukan kaya yang kita cari, juga bukan miskin yang kita cari.

Tujuan hidup kita adalah mencari keredaan Allah swt. Bagaimana cara untuk menentukan nikmat yang diredhai Allah swt? Seseorang itu dapat menyedari hakikat yang sebenarnya tentang nikmat yang diterimanya itu ialah apabila dia bersyukur nikmatnya. Dia akan mengunakan pemberian ke jalan kebaikan dan sentiasa redha dan ikhlas mengabdikan diri kepada Allah swt. Maka segala limpah kurnia yang diperolehi itu adalah nikmat pemberian yang diredhai Allah. Bila tujuan hidup kita untuk mencari keredaan Allah swt, nescaya selamatlah kita di dunia dan akhirat.

In sya Allah.

2 ulasan:

  1. Assalamualaikum. Wr.wb, salam sejahterah buat saudaraku, mudah-mudahan kisah hidup saya ini bisa mengispirasi Anda.
    Nama saya M.Sofyan, dahulu saya pernah mencanpai sampai titik kesuksesan. Ya, property milyaran rupiah bahkan mobil2 mewah pun sempat saya miliki. Ada 3 cabang usaha yang saya geluti, property (kontraktor), SPBU dan pertambangan batu bara.
    Singkat cerita,setelah tamat perguruan tinggi, perlahan saya merintis bidang usaha property kebutulan mertua saya sudah punya cv dan memang pekerjaan nya adalah mandor bangunan. Perlahan tapi pasti akhirnya usaha property saya berkembang pesat, dan dari situ sy mulai membangun usaha lain.
    Suatu ketika usaha saya mengalami KEHANCURAN, Hancur benar hancur, tidak ada yang tersisa, bahkan semua asset saya jual tidak mencukupi untuk membayar hutang di bank, perorangan, renternir dll. Ya Allah, ampunilah segalah dosa2 hamba mu yang hina ya rabb. 17 milyar total hutang saya.
    Ya allah, posisi lg dibawah, tidak ada satu teman, sahabat pun yang mau menolong. Bahkan saudara2 menghindar. Dahulu waktu sy sukses semua memuji semua mendekati, berbagai macam cara sudah saya tempuh mencari orang pintar, bahkan dalam keadaan kalut sampai saya mengikuti pesugihan, ya Allah sudah jatuh tertimpa tangga, penuh dengan dosa. Saya coba membangun usaha kembali dengan modal kepercayaan family istri, begitu susah nya ujian ini ya Rabb. Apapun yang saya mulai pasti ujung nya mendapatkan musibah dalam usaha, gagal total.
    Suatu ketika, sewaktu saya selesai sholat subuh, ada seorang yang bersurban, beliau bertanya kepada saya, nak kenapa wajah mu suram dan merenung seusai sholat. Saya ceritakan semuanya, berliau banyak memberikan nasihat, wejangan.
    Beliau memberikan saya tasbih dan memberikan ijazah ilmu kepada saya serta amalan amalan wirid dan zikir.
    Kelihatanya sederhana memang, tetapi kita juga harus paham bagaimana cara beribadah yang baik, cara memohon yang baik agar kita mencapai kekhusyukan dalam beribadah dan berdoa. Bagaimana cara bersedekah yang baik, bagaimana cara zakat yang benar semua diajarkan.
    Alhamdulillah saya lakukan dengan istiqomah. Pesan2 dan amanah beliau saya kerjakan, nasihat beliau sy laksanakan. Dan alhamdulillah ya Rabb, dengan begitu mudahnya Allah SWT naikkan kembali derajat saya, derajat keimanan dan derajat duniawi. Mari saudara2 ku istiqomah dalam ibadah, tiap2 cobaan pasti ada jawaban dari nya, tinggal kita yang memilih jalannya. Semoga allah selalu memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua amin. Berbuat baik lah. Salam sejahtera buat sudara2 ku. Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh, semoga bisa menginspirasi, say no to riba !.
    Yang mau sharing (msofyan979797@gmail.com)

    BalasPadam
  2. Hidup di dunia ini satu ujian. Kita mungkin diuji dengan ujian bentuk kemewahan atau kesenangan ataupun ujian bentuk kesusahan atau kesukaran. Kedua-dua situasi tersebut merupakan ujian dariNya jua.. Jadi bagaimana kita menghadapi ujian tersebut... Ada kita bersyukur atau redha dengan segala ketentuanNya...

    BalasPadam